Kapal Perintis Angkut Kebutuhan Natal ke Pulau-pulau Terpencil
Barang kebutuhan Natal dikirimkan dari Kupang, NTT, ke daerah terpencil dan pulau-pulau kecil hingga Maluku menggunakan kapal perintis. Durasinya lima hingga enam hari.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Bahan kebutuhan Natal untuk daerah terpencil dan pulau-pulau kecil terus diberangkatkan menggunakan kapal perintis dari Pelabuhan Tenau, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Kapal milik Kementerian Perhubungan yang dioperasikan PT Pelni itu menempuh perjalanan selama lima hingga enam hari.
Pada Senin (11/12/2023), barang kebutuhan yang diangkut, di antaranya beras, gula pasir, tepung terigu, dan pernak-pernik Natal. Barang dibeli dari sejumlah pasar dan pusat perbelanjaan di Kota Kupang, salah kota yang memiliki pelabuhan pangkalan kapal perintis di kawasan timur Indonesia.
KM Sabuk Nusantara 67, misalnya, dari Kupang, kapal itu akan singgah di Naikliu, pedalaman Kabupaten Kupang, kemudian ke Wini di dekat perbatasan darat Indonesia-Timor Leste. Selanjutnya, kapal berlayar ke beberapa pulau di Kabupaten Maluku Barat Daya dan Kabupaten Kepulauan Tanimbar di Maluku.
Nakhoda KM Sabuk Nusantara 67, Petrus Parapaga, menuturkan, kapal singgah di 15 pos pelayanan. Dari Pelabuhan Kupang, kapal berlayar sejauh 1.260 mil laut hingga Pelabuhan Saumlaki di pos terakhir. Waktu pelayaran paling cepat lima hari. Sebagian besar pos adalah daerah terpencil.
Barang kebutuhan Natal yang diangkut sekitar 300 metrik ton yang didominasi bahan makanan. Hampir semua kebutuhan masyarakat di pulau-pulau itu dibawa dari Kota Kupang melalui kapal perintis. Tak ada kapal lain melewati daerah itu.
Menurut Petrus, pelayaran kali ini merupakan kesempatan terakhir mengangkut barang-barang kebutuhan Natal. ”Sebab, nanti kapal masuk Kupang tanggal 23 Desember dan baru berlayar lagi beberapa hari kemudian. Sementara Natal itu 25 Desember. Jelas tidak terkejar untuk pelayaran berikutnya,” ujarnya.
Sebelum pelayaran, pihak kapal, lanjut Petrus, sudah melakukan berbagai macam persiapan, termasuk menjalani pemeriksaan alat keselamatan dan navigasi oleh otoritas pelabuhan setempat. Kapal dinyatakan laik berlayar. ”Dari sisi cuaca, saat ini teduh,” tambahnya.
Yacoba Franz (50), warga Pulau Lirang, Kabupaten Maluku Barat Daya, mengatakan, dirinya membeli 250 kilogram beras, 100 kg gula pasir, dan 100 kg tepung terigu. Bahan kebutuhan itu akan digunakan sendiri dan sebagian dijual. Butuh 24 jam berlayar dari Kupang ke Pulau Lirang.
Menurut Yacoba, barang kebutuhan itu cukup untuk Natal hingga awal tahun 2023. ”Biasanya awal tahun itu terjadi gelombang tinggi sehingga kapal tidak beroperasi. Jadi, makanan ini sekaligus untuk persiapan tahun depan,” katanya.
Dalam rilis yang diterima Kompas, Kepala Kesekretariatan PT Pelni Evan Eryanto melaporkan, seluruh kapal penumpang akan beroperasi selama periode libur Natal dan Tahun Baru, 18 Desember 2023-8 Januari 2024. ”Selama masa tersebut, 26 kapal penumpang Pelni dan 42 kapal perintis akan beroperasi dengan total kapasitas 51.296 tempat duduk,” katanya.
Evan memperkirakan, puncak perjalanan dengan kapal Pelni pada arus keberangkatan akan terjadi pada 22 Desember 2023 dengan prediksi 31.176 penumpang. Adapun arus balik diperkirakan terjadi pada 4 Januari 2024 dengan 26.465 orang.
Diperkirakan total penumpang yang melakukan perjalanan selama periode Natal dan Tahun Baru akan mencapai 598.276 orang. Jumlah itu naik 17 persen dibandingkan tahun 2022-2023 yang sebanyak 510.792 orang.
Berdasarkan data Pelni, penumpang selama masa Natal dan Tahun Baru pada tahun 2019-2020 sebanyak 626.824 orang, tahun 2020-2021 sebanyak 113.823, tahun 2021-2022 sebanyak 281.475, dan tahun 2022-2023 sebanyak 510.792.