Korban erupsi Gunung Marapi perlu segera dievakuasi. Alat deteksi dini ataupun sistem peringatan dini harus dibenahi.
Oleh
NINA SUSILO
·2 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Erupsi Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, yang memakan belasan korban jiwa harus menjadi pelajaran. Ke depan, keselamatan para pendaki dan masyarakat harus dinomorsatukan. Alat deteksi dini juga harus diamankan.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta korban-korban erupsi Gunung Marapi segera dievakuasi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD), dan pemerintah daerah setempat perlu bekerja sama untuk itu.
Ke depan, sistem peringatan dini kepada masyarakat harus diperbaiki. Karena itu, BPBD dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) perlu bekerja sama dan memantau aktivitas gunung. ”Jangan sampai nanti akan terjadi bahaya, (tapi) tidak ada warning pelarangan (mendaki),” kata Wapres kepada wartawan seusai menghadiri Apresiasi dan Penyerahan Hasil Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Reformasi Birokrasi, dan Zona Integritas Tahun 2023, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (6/12/2023).
Dalam erupsi Gunung Marapi, deteksi dini aktivitas gunung tak terjadi akibat alat deteksi tersebut dicuri. Oleh karena itu, Wapres Amin meminta, ke depan, pengamanan alat-alat deteksi dini harus diperbaiki.
Jangan sampai nanti akan terjadi bahaya, (tapi) tidak ada warning pelarangan (mendaki).
Utamakan evakuasi
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menambahkan, saat ini, pemerintah memang mengutamakan evakuasi terlebih dahulu. Baru setelahnya, perbaikan sistem peringatan dini akan dievaluasi.
”Sistem peringatan dini tadi memang harus dipikirkan langkah-langkah untuk bagaimana peralatan tersebut tidak sampai dicuri, dijaga, kerja sama dengan kepolisian, dengan yang menjaga konservasi, polisi hutan di sana,” katanya.
Selain itu, simulasi juga perlu dilakukan untuk kemungkinan terjadinya bencana serupa. Dengan demikian, respons cepat yang harus dilakukan sudah dilatih dan dipahami betul.
Hal tersebut, tambah Tito, akan dibahas dengan para kepala daerah di pertemuan virtual Mendagri dengan para kepala daerah, terutama wilayah-wilayah dengan potensi bencana.
Sampai dengan Selasa (5/12/2023) pukul 22.28, Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan, delapan pendaki masih belum bisa dievakuasi. Proses pencarian dan pertolongan masih terus dilakukan tim gabungan.
Gunung Marapi juga tercatat sudah mengalami erupsi sebanyak 46 kali sampai Selasa (5/12/2023). Gunung berapi dengan ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut itu masih berstatus Waspada atau level II.
Masyarakat di sekitar Gunung Marapi juga diminta tidak melakukan aktivitas apa pun pada jarak kurang dari 3 kilometer dari puncak. Selain itu, masyarakat yang berada di empat kecamatan terdekat juga diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Masyarakat juga diminta memakai masker ketika beraktivitas di luar ruangan.