20 Korban Tewas Erupsi Gunung Marapi Dievakuasi, Tiga Masih Dicari
Sebanyak 20 korban meninggal akibat erupsi Gunung Marapi telah dievakuasi. Sementara itu, tiga orang masih dalam proses pencarian.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
AGAM, KOMPAS — Jumlah korban meninggal akibat erupsi Gunung Marapi di wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, mencapai 20 orang. Jenazah para korban itu telah dievakuasi. Sementara itu, tiga orang lainnya masih dalam proses pencarian oleh tim SAR gabungan.
Kepala Kantor SAR Kelas A Padang Abdul Malik mengatakan, hingga Selasa (5/12/2023) pukul 20.00, sebanyak 20 orang korban dipastikan meninggal. Lima jenazah telah dievakuasi pada Senin (4/12/2023) kemarin dan sudah teridentifikasi. Sementara itu, sebanyak 15 jenazah lain yang dievakuasi Selasa ini sedang dalam proses identifikasi.
”Jadi, totalnya 20 orang dipastikan meninggal sampai hari ini. Tiga orang lagi masih dalam pencarian dan evakuasi. Semoga selesai hari ini,” kata Malik, Selasa malam, di Agam.
Dengan tambahan data tersebut, sebanyak 72 orang dari 75 orang pendaki telah dievakuasi. Sebanyak 52 orang ditemukan selamat meskipun beberapa di antaranya mengalami luka-luka.
Menurut Malik, tim SAR gabungan masih menunggu hasil identifikasi dari tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumbar di RSUD dr Achmad Mochtar, Bukittinggi. Data itu akan dicocokkan dengan data pendaki yang tercatat di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar sebagai pengelola Taman Wisata Alam Gunung Marapi.
Di RSUD dr Achmad Mochtar, Selasa malam, puluhan anggota keluarga masih menunggu hasil identifikasi. Beberapa jenazah yang diketahui identitasnya sudah diserahkan dan dibawa pulang keluarga dengan ambulans. Isak tangis keluarga mengiringi proses tersebut.
Jadi, totalnya 20 orang dipastikan meninggal sampai hari ini. Tiga orang lagi masih dalam pencarian dan evakuasi
Hujan abu
Proses pencarian korban diwarnai hujan abu di sekitar Gunung Marapi, selain erupsi susulan dan kabut. Sementara itu, pada malam hari, turun hujan deras.
Pada Selasa pagi, hujan abu mengguyur lokasi sekitar Gunung Marapi, seperti di Nagari Batupalano, Kecamatan Sungai Pua, Agam, salah satu permukiman terdekat dari gunung tersebut. Hujan abu bahkan sampai ke pusat Kota Bukittinggi. Sementara itu, puncak Marapi tertutup kabut.
”Hujan abu beberapa kali terjadi sejak erupsi Marapi, Minggu (3/12/2023). Sebelumnya juga disertai pasir, sekarang hanya abu halus,” kata Nun (70), pedagang pisang di Jalan Simpang Atas Ngarai, Bukittinggi.
Secara terpisah, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Marapi Ahmad Rifandi mengatakan, pada Selasa sejak pukul 00.00 hingga pukul 18.00, tercatat enam kali letusan dan 108 kali embusan dari kawah Marapi. Letusan pukul 07.11 menyebabkan hujan abu ke arah Bukittinggi, Sungai Pua, dan Koto Baru.
”Warga diimbau lebih banyak beraktivitas di dalam ruangan. Jika harus beraktivitas di luar ruangan, selalu pakai masker, kacamata, dan topi karena abu vulkanik mengandung silika sejenis kaca dan berbahaya jika terisap,” kata Rifandi. Rekomendasi tidak memasuki radius 3 kilometer dari puncak Marapi tetap berlaku.
Rifandi menambahkan, tren aktivitas Gunung Marapi masih fluktuatif sehingga belum dapat dikatakan mereda. Hari pertama, jumlah letusan 36 kali dan embusan 16 kali. Hari kedua, letusan 10 kali dan embusan 50 kali. Hari ketiga, letusan 6 kali dan embusan 108 kali hingga pukul 18.00.