Erupsi Susulan dan Hujan Abu Rintangi Evakuasi 18 Pendaki Gunung Marapi
Hujan abu vulkanik, erupsi, dan kabut merintangi upaya tim SAR gabungan mengevakuasi 18 pendaki yang tersisa dalam bencana erupsi Gunung Marapi.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Tim SAR gabungan berjibaku mengevakuasi 18 pendaki tersisa dalam bencana erupsi Gunung Marapi di wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Erupsi susulan, kabut, dan hujan abu vulkanik merintangi proses evakuasi.
Kepala Kantor SAR Kelas A Padang Abdul Malik, Selasa (5/12/2023), di Agam, mengatakan, 57 pendaki sudah dievakuasi dari total 75 pendaki. Dari jumlah yang dievakuasi, lima di antaranya meninggal. Tiga jenazah bagian dari 11 orang yang dilaporkan meninggal kemarin, dua jenazah bagian dari 12 orang yang hilang.
”Sebanyak 12 orang yang dalam pencarian kemarin sudah ditemukan dan dievakuasi dua orang dalam keadaan meninggal. Sepuluh lainnya sudah diketahui titiknya dan sedang diupayakan evakuasi. Selain itu, ada delapan dari 11 jenazah yang ditemukan kemarin juga tengah dievakuasi,” kata Malik.
Menurut Malik, lima jenazah yang sudah dievakuasi dibawa ke RSUD dr Achmad Mochtar, Bukittinggi. Kelimanya sudah teridentifikasi oleh tim DVI Polda Sumbar. Identitas jenazah adalah Nurva Afitri (27), Muhammad Alfikri (19), Muhammad Teguh Amanda (19), Nazatra Adzin Mufadhal (22), dan Muhammad Adan (21).
Malik menambahkan, sejak pukul 07.00 WIB, tim SAR gabungan kembali melakukan evakuasi. Tim terbagi atas dua regu, yaitu 53 orang di sektor pertama Pintu Rimba dan 215 orang di sektor kedua Pintu Angin atau Jalur Terabas.
Hujan abu
Proses pencarian korban diwarnai hujan abu di sekitar Gunung Marapi, selain erupsi susulan dan kabut. ”Tim tetap melanjutkan perjalanan ke lokasi dengan memastikan kewaspadaan terhadap erupsi,” kata Malik.
Hujan abu beberapa kali terjadi sejak erupsi Marapi hari Minggu (3/12/2023). Sebelumnya juga disertai pasir, sekarang hanya abu halus.
Selasa pagi, hujan abu mengguyur lokasi sekitar Gunung Marapi, seperti di Nagari Batupalano, Kecamatan Sungai Pua, Agam, salah satu permukiman terdekat dari gunung tersebut. Hujan abu bahkan sampai ke pusat Kota Bukittinggi. Puncak Marapi tidak tertutup kabut.
”Hujan abu beberapa kali terjadi sejak erupsi Marapi hari Minggu (3/12/2023). Sebelumnya juga disertai pasir, sekarang hanya abu halus,” kata Nun (70), pedagang pisang di Jalan Simpang Atas Ngarai, Bukittinggi.
Secara terpisah, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Marapi Ahmad Rifandi mengatakan, sejak pukul 00.00 hingga pukul 10.00 Selasa ini, tercatat enam kali letusan dan 100 kali embusan dari kawah Marapi. Letusan terakhir pukul 07.11 menyebabkan hujan abu ke arah Bukittinggi, Sungai Pua, dan Koto Baru.
”Warga diimbau lebih banyak beraktivitas di dalam ruangan. Jika harus beraktivitas di luar ruangan, selalu pakai masker, kacamata, dan topi karena abu vulkanik mengandung silika sejenis kaca dan berbahaya jika terisap,” kata Rifandi. Rekomendasi tidak memasuki radius 3 kilometer dari puncak Marapi tetap berlaku.
Rifandi menambahkan, tren aktivitas Gunung Marapi masih fluktuatif sehingga belum dapat dikatakan mereda. ”Hari pertama, jumlah letusan 36 kali dan embusan 16 kali. Hari kedua, letusan 10 kali dan embusan 50 kali. Sekarang, letusan 6 kali dan embusan 100 kali hingga pukul 10.00,” ujarnya.