Puluhan Rumah Rusak akibat Hujan Disertai Angin Kencang di Malang
Hujan deras disertai angin kencang merusak puluhan rumah warga di tiga kecamatan di Kabupaten Malang.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Puluhan rumah di tiga kecamatan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, dilaporkan rusak akibat hujan deras disertai angin kencang yang terjadi pada Kamis (30/11/2023) sore. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Nilai kerugian masih dihitung.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, ada tiga kecamatan terdampak, yakni Jabung, Singosari, dan Karangploso. Sebagian besar rumah rusak ringan, beberapa di antaranya rusak sedang dan tiga rusak berat.
Di Kecamatan Jabung ada tiga desa terdampak, yakni Sukolilo, Kemantren, dan Jabung. Di Desa Sukolilo terdapat 14 rumah dan 1 gedung sekolah rusak ringan dan 2 rumah rusak sedang. Di Kemantren dilaporkan ada 6 rumah rusak ringan dan terjadi kerusakan pada bagian atap puskesmas setempat. Di Desa Jabung ada 6 rumah dan 1 bangunan taman kanak-kanak yang atapnya rusak.
Genangan air di jalan raya Malang-Surabaya di daerah Pasar Singosari cukup tinggi. Mengalir seperti sungai.
Pada pukul 12.30 terjadi hujan disertai angin yang melanda wilayah Kecamatan Jabung. Akibatnya, beberapa pohon patah yang menutup jalan dan menimpa atap rumah warga. Beberapa rumah lain atapnya terbawa angin.
Di Kecamatan Singosari terdapat empat titik yang terdampak hujan dan angin kencang, yakni di Kelurahan Candirenggo, Desa Dengkol, Gunungrejo, dan Banjararum. Di Candirenggo terdapat 10 rumah rusak ringan dan 3 rusak sedang, sedangkan di Dengkol ada 3 rumah rusak ringan.
Di Gunungrejo terdapat 26 rumah yang rusak ringan dan 1 rusak berat. Penghuni rumah yang rumahnya rusak berat mesti mengungsi. Di Banjararum 1 tiang listrik roboh dan 1 tempat usaha rusak ringan.
”Hujannya deras sekali. Mulai pukul 13.30 sudah hujan sampai sekitar pukul 16.00. Bahkan, genangan air di jalan raya Malang-Surabaya di daerah Pasar Singosari cukup tinggi. Mengalir seperti sungai,” tutur Hera (43), salah satu warga Singosari.
Sementara itu, di Kecamatan Karangploso, tepatnya di Desa Ngenep, terdapat tujuh rumah rusak di bagian atapnya. Nilai kerugian sekitar Rp 150 juta.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan mengatakan, dari pengamatan kasatmata, kondisi awan cumulonimbus pada Kamis siang terbentang dari barat ke timur di atas ketiga wilayah, mulai dari Karangploso sampai Jabung. Awan ini berpotensi menimbulkan hujan deras, terkadang disertai angin kencang.
”Masyarakat mesti waspada. Selama masa siaga hidrometeorologi, kita semua waspada sampai 31 Desember. Nanti kami perpanjang lagi untuk tahun 2024,” ujarnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas 1 Juanda, Sidoarjo, menyampaikan peringatan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem di Jatim pada 25 November-2 Desember.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas 1 Juanda, Taufik Hermawan, mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Saat ini, sebagian besar wilayah Jatim berada pada masa pancaroba dan sebagian wilayah telah memasuki awal musim hujan.
”Waspadai potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah akan terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, dan hujan es,” ujarnya.
Analisis udara atas di wilayah Jatim, lanjut Taufik, menunjukkan kondisi atmosfer yang labil dan cukup basah. Selain itu, pada 25 November-2 Desember, diperkirakan terjadi gangguan atmosfer yang melintasi wilayah Jatim secara bergantian, yakni Madden Julian Oscillation, gelombang Rossby, dan gelombang Kelvin.
”Kondisi ini menyebabkan adanya peningkatan pertumbuhan awan cumulonimbus yang berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem di wilayah Jatim,” ucapnya.