Anak gajah berusia dua tahun mati terkena jerat di Pelalawan, Riau. Ini merupakan kematian gajah kedua sepanjang 2023.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Anak gajah berumur dua tahun mati di Taman Nasional Tesso Nilo bagian tenggara, Kabupaten Pelalawan, Riau, Kamis (16/11/2023). Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam gagal menyelamatkan gajah yang terkena jerat itu setelah berupaya mengobatinya selama tiga hari.
Kepala Bidang Teknis BBKSDA Riau Ujang Holisudin, Selasa (28/11/2023) malam, mengatakan, awalnya laporan mengenai gajah kecil yang terkena jerat itu disampaikan oleh seorang pekerja PT Arara Abadi pada 13 November 2023. Anak gajah itu terpisah dari kawanannya akibat mengalami luka di kaki.
Lalu, pada 14 November, tim Wildlife Rescue Unit (WRU) BBKSDA Riau turun ke lapangan dan mengobati anak gajah tersebut. Berdasarkan laporan tim WRU, anak gajah itu mengalami luka parah akibat jeratan tali nilon di kaki kanan depan hingga persendiannya terbuka.
”Kami memutuskan untuk melakukan pengobatan di alam karena BBKSDA Riau pernah melakukan hal serupa pada gajah liar di Giam Siak Kecil. Pada kasus sebelumnya, metode itu berhasil. Proses penyembuhan lebih cepat jika gajah tetap bergabung dalam kelompok di habitatnya,” kata Ujang saat dihubungi dari Batam.
Menurut dia, pada hari pertama tim WRU memberikan antibiotik, antiinflamasi, dan infus pada gajah kecil berjenis kelamin jantan itu. Pengobatan yang sama diberikan oleh tim pada hari berikutnya.
”Pada 15 November itu si anak gajah lebih agresif dan cenderung menghindar dari tim. Berdasarkan hasil observasi kami, kondisi kaki gajah ternyata semakin merenggang dan sudah nyaris putus,” ujar Ujang.
Pada hari ketiga, tim WRU kesulitan saat akan melakukan pengobatan karena gajah kecil itu berendam di sungai. Tim kemudian meminta bantuan pawang gajah agar mengarahkan anak gajah itu supaya naik ke darat. Namun, gajah kecil itu justru mengeluarkan suara keras dan langsung terkapar di sungai.
Proses penyembuhan lebih cepat jika gajah tetap bergabung dalam kelompok di habitatnya.
”Hasil nekropsi menunjukkan ada timbunan cairan di paru-paru gajah kecil itu yang diduga menjadi penyebab kematian. Anak gajah tersebut diduga sudah mengalami infeksi dalam waktu lama sehingga daya tubuhnya terus menurun,” ujar Ujang.
Menurut Ujang, sepanjang 2023 ada dua kasus kematian gajah liar di Riau. Kasus sebelumnya, seekor gajah jantan ditemukan mati akibat diracun dengan umpan gula merah di Pelalawan pada 11 Juli 2023.
Konflik satwa di sekitar Taman Nasional (TN) Tesso Nilo semakin rentan akibat meluasnya kerusakan hutan. Pada Maret 2023, masyarakat meminta pemerintah menindak pembalakan hutan penyangga TN Tesso Nilo di Kabupaten Kampar.
Menurut Ulil Amri yang merupakan pendamping hutan desa dari Yayasan Mitra, pembalakan di lokasi tersebut mencapai luas sekitar 500 hektar. Selain itu, ada aktivitas pembersihan lahan yang diduga untuk perkebunan kelapa sawit (Kompas, 8/3/2023).