Dua kelompok masyarakat di Bitung terlibat bentrokan. Pemerintah Kota Bitung segera serukan perdamaian.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Dua kelompok masyarakat di Bitung, Sulawesi Utara, terlibat bentrokan, diduga akibat provokasi terkait keberpihakan dukungan terhadap Palestina dan Israel. Dengan adanya satu orang dilaporkan meninggal, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara, dan tokoh masyarakat serta agama segera menyerukan perdamaian.
Bentrokan dua kelompok masyarakat terjadi di Kelurahan Maesa, Kecamatan Bitung Timur, Sabtu (25/11/2023) sore. Videonya pun tersebar media sosial. Seorang laki-laki yang belum diketahui identitasnya dilaporkan meninggal akibat bentrokan itu.
Bentrokan terjadi saat kelompok massa yang menggelar acara budaya untuk memperingati ulang tahun salah satu organisasi kemasyarakatan berpawai keliling kota. Menurut jadwal, acara akan ditutup pada pukul 19.30 Wita dengan doa untuk perdamaian dunia.
Dalam pawai itu, massa bertemu dengan kelompok lain yang menggelar unjuk rasa bela Palestina. Bentrokan terjadi diduga karena ada provokasi. Kelompok massa yang menggelar acara budaya itu dituding mendukung Israel.
Suasana Kota Bitung, Sulawesi Utara, Jumat (5/7/2019).
Selepas bentrokan itu, polisi segera menjaga daerah Maesa dengan menurunkan pasukan. Jumlahnya mencakup 100 orang dalam satuan setingkat kompi (SSK) Brigade Mobil Polda Sulut dan satu SSK Samapta Bhayangkara Polres Bitung. Selain itu, ada puluhan personel Direktorat Kepolisian Air dan Udara Polda Sulut serta TNI.
Wali Kota Bitung Maurits Mantiri langsung berkumpul dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bitung, Polres Bitung, serta Komando Distrik Militer (Kodim) 1310/Bitung. Deklarasi perdamaian pun diserukan anggota FKUB dengan mengatasnamakan Makatana Minahasa dan BSM di Gelanggang Olahraga Manembo-nembo.
Deklarasi damai itu mencakup tiga poin. Pertama, Bitung telah dalam keadaan aman dan damai. Kedua, semua pihak wajib menangkal berita hoaks dan provokasi. Ketiga, masyarakat Minahasa dan BSM bersatu padu dan menyatakan tidak ada konflik lagi, serta mengedepankan kedamaian di atas segala-galanya.
”Kami ada di sini dalam rangka percakapan menyelesaikan masalah yang terjadi. Saat ini sudah kondusif. Pemerintah bersama aparat kepolisian dan TNI cepat tanggap menyelesaikannya,” kata Pendeta Raymon Manopo, Ketua FKUB Bitung.
Maurits juga menyatakan, masyarakat sudah bisa tidur nyenyak. Segala ketegangan telah diselesaikan tokoh agama dan Forkopimda.
Namun, kewaspadaan tetap diperlukan. Bisa jadi masih ada satu dua orang yang belum menyadari perdamaian di Kota Bitung.
”Karena sudah ada kesepakatan dari instansi yang kompeten, kami imbau, marilah kita sampaikan informasi yang benar dan jangan mengurangi makna dari damai sejahtera yang sudah tercapai,” kata Maurits.
Kepala Polres Bitung Ajun Komisaris Besar Tommy Souissa mengatakan, damai di Kota Bitung sangat berharga. ”Forkopimda dan FKUB sudah melaksanakan kesepakatan damai, sudah didoakan bersama. Kita harap Bitung tetap aman,” ujarnya.
Komandan Distrik Militer 1310/Bitung Letnan Kolonel Hanif Tupen juga menyatakan siap mendukung Polri dalam menjaga perdamaian di Bitung. ”Kita cinta damai dan mudah-mudahan tidak ada kejadian lagi,” katanya.