Musim Pancaroba di Jabar, Bencana Hidrometeorologi Terus Meningkat
Musim peralihan musim panas ke hujan di Jawa Barat memicu cuaca ekstrem. Intensitas bencana hidrometeorologi terus meningkat.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Bencana hidrometeorologi selama musim pancaroba atau peralihan dari musim panas ke hujan di Jawa Barat terus meningkat. Bencana angin puting beliung telah mencapai 38 peristiwa dan longsor 34 peristiwa hingga Senin (20/11/2023).
Hadi Rahmat Hardjasasmita selaku Pranata Humas Ahli Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, di Bandung, Selasa (21/11/2023), mengatakan, angin puting beliung dan longsor terus meningkat dalam lima hari terakhir. Fenomena ini dipicu intensitas hujan yang meningkat sejak awal November.
Ia memaparkan, sebelumnya pada 1-15 November 2023 terdapat 27 peristiwa angin puting beliung dan 20 peristiwa longsor. Bencana yang menonjol terjadi di Kota Bandung pada Jumat (17/11/2023) pekan lalu. Hujan yang mengguyur selama berjam-jam menyebabkan area tanggul Sungai Cipamokolan di Kecamatan Cibeunying Kidul, longsor. Seorang warga bernama Aep meninggal dan tiga orang luka-luka karena tertimbun material longsor.
”Kami terus memantau perkembangan bencana hidrometeorologi selama musim pancaroba. Kami telah bersinergi dengan jajaran BPBD di kabupaten dan kota untuk memberikan pertolongan bagi warga yang terdampak,” kata Hadi.
Hadi menuturkan, 38 peristiwa angin puting beliung rawan terjadi di Bogor dan wilayah selatan Jabar. Daerah-daerah ini, antara lain, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Sukabumi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Ciamis, dan Kabupaten Tasikmalaya.
Adapun 34 peristiwa longsor juga terjadi di sejumlah daerah di Jabar. Daerah-daerah ini adalah Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, Kota Bandung, dan Kabupaten Bandung.
Ia mengimbau masyarakat di daerah rawan bencana untuk meningkatkan upaya mitigasi secara mandiri. Hal ini untuk mencegah jatuh korban akibat cuaca ekstrem selama musim pancaroba.
”Kami mengimbau masyarakat untuk berlindung di tempat yang aman saat terjadi angin puting beliung. Selain itu, warga yang bermukim di sekitar kawasan lereng bukit mewaspadai longsor dan banjir bandang saat terjadi hujan deras,” ujar Hadi.
Staf Data dan Informasi Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Neneng Sugianti, mengatakan, wilayah Bandung Raya telah memasuki musim pancaroba sejak awal November. Ia pun mengingatkan, rawan terjadi cuaca ekstrem dalam fenomena ini.
”Wilayah Bandung Raya sudah memasuki musim pancaroba yang rawan curah hujan tinggi dan angin kencang disertai petir. Kami mengimbau warga khususnya yang dekat daerah aliran sungai dan perbukitan agar mewaspadai banjir dan longsor,” tutur Neneng.