Panorama Memesona dan ”Sihir Dewa” di Pintu Gerbang Borobudur
Pembangunan di kawasan perbukitan Menoreh terus bergeliat. Kehadiran restoran dan tempat pertemuan dengan pemandangan menawan kian menyemarakkan perbukitan yang disebut sebagai pintu gerbang Candi Borobudur itu.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·4 menit baca
Begitu tiba di restoran Enam Langit by Plataran, Rabu (15/11/2023) pagi, Ferni (58) langsung merasa terpikat. Dari restoran yang berlokasi di kawasan perbukitan setinggi 564 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu, dia melihat hamparan perbukitan hijau yang diselimuti gumpalan-gumpalan awan putih.
Selain itu, pemandangan sejumlah gunung di sekitar juga terlihat. ”Pemandangannya luar biasa. Keindahannya jauh di atas ekspektasi saya,” kata pelancong asal Tangerang Selatan, Banten, tersebut.
Enam Langit by Plataran berlokasi di Dusun Butuh, Desa Candirejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Dari restoran tersebut, pengunjung bisa menikmati pemandangan enam gunung, yakni Gunung Merapi, Merbabu, Telomoyo, Andong, Sumbing, dan Tidar. Di lokasi itu, pengunjung juga dapat menikmati keelokan pemandangan matahari terbit.
Ferni menuturkan, dirinya mendengar informasi ihwal Enam Langit by Plataran dari seorang temannya. Karena penasaran, dia lalu mengajak sejumlah anggota keluarganya untuk datang ke restoran tersebut. Awalnya, Ferni mengaku hanya ingin singgah sejenak.
Akan tetapi, karena terpesona dengan pemandangan yang tersaji di depannya, dia pun tinggal lebih lama. Ferni dan keluarganya juga memesan sejumlah hidangan di Enam Langit by Plataran. Tak ketinggalan, mereka juga berfoto-foto di berbagai sudut restoran tersebut.
Mulai beroperasi pada Desember 2019, Enam Langit by Plataran merupakan bagian dari kelompok usaha Plataran yang mengelola sejumlah hotel dan resor di Indonesia. Keberadaan restoran itu kian melengkapi daya tarik yang ada di kawasan Borobudur. Apalagi, tempat itu hanya berjarak sekitar 7 kilometer dari Candi Borobudur.
Untuk sampai ke restoran itu, pengunjung mesti melewati jalan naik turun yang sempit. Di beberapa lokasi, lebar jalan hanya sekitar 5 meter. Hal ini karena Enam Langit by Plataran berlokasi di kawasan perbukitan Menoreh.
Tak jauh dari restoran tersebut, terdapat Plataran Langit Khatulistiwa yang merupakan tempat untuk menyelenggarakan pertemuan atau acara lain. Tempat yang juga dikelola oleh Plataran itu dibuka mulai Juni 2023. Sama dengan Enam Langit by Plataran, Plataran Langit Khatulistiwa juga berada di kawasan perbukitan Menoreh sehingga pengunjung bisa menikmati pemandangan menawan di lokasi ini.
Daya tarik
Chief Executive Officer (CEO) Office Representative Plataran Anasthasia Handayani mengatakan, keindahan pemandangan memang menjadi daya tarik utama dua destinasi tersebut. Tak heran, banyak pengunjung datang pagi-pagi ke lokasi itu agar bisa menikmati pemandangan yang menawan.
Bahkan, Anasthasia menuturkan, pernah ada pasangan pengantin yang melakukan akad nikah di Enam Langit by Plataran pada pukul 05.00. Agar acara itu bisa terlaksana, persiapan pun dilakukan sejak pukul 01.00. ”Pasangan itu sangat ingin mengabadikan keindahan pemandangan di Enam Langit bersamaan dengan hari istimewa mereka,” ungkapnya.
Anasthasia menambahkan, sehari-hari, Enam Langit by Plataran buka mulai pukul 05.00 hingga pukul 20.00. Adapun jam operasional Plataran Langit Khatulistiwa relatif lebih fleksibel karena menyesuaikan kebutuhan acara. Namun, acara paling malam biasanya dibatasi hingga pukul 22.00.
Dengan keelokan pemandangan yang ditawarkan, jumlah pengunjung yang datang ke dua destinasi itu pun relatif banyak. Menurut Anasthasia, pada 2019, jumlah pengunjung Enam Langit by Plataran 17.862 orang. Sementara pada 2020, terdata 41.232 pengunjung.
Pada 2021 tercatat ada 31.241 pengunjung, sedangkan pada 2022 terdapat 39.971 pengunjung. Pada tahun ini, hingga Kamis (16/11/2023), jumlah pengunjung terdata mencapai 35.412 orang.
Sementara itu, sejak dibuka pada Juni 2023, jumlah acara yang digelar di Plataran Langit Khatulistiwa mencapai empat hingga lima acara per bulan. Setiap acara biasanya melibatkan 100-150 orang.
Pemandangannya luar biasa. Keindahannya jauh di atas ekspektasi saya.
Dukungan
Anasthasia memaparkan, pembangunan Enam Langit by Plataran dan Plataran Langit Khatulistiwa merupakan bagian dari upaya mendukung pariwisata di kawasan Borobudur. Keberadaan dua destinasi itu juga diharapkan bisa mendorong pemerataan kunjungan wisatawan ke berbagai wilayah di Borobudur.
Selama ini, pembangunan destinasi wisata, hotel, gedung pertemuan, dan fasilitas lain cenderung hanya dilakukan di sekitar kawasan dekat Candi Borobudur. Sementara itu, kawasan perbukitan Menoreh jarang dilirik. Oleh karena itu, pembangunan Enam Langit by Plataran dan Plataran Langit Khatulistiwa diharapkan bisa menjadi simbol rintisan pembangunan di perbukitan Menoreh.
Menurut Anasthasia, keberadaan dua destinasi itu juga dimaksudkan untuk mengingatkan kembali makna penting perbukitan Menoreh dalam pembangunan Candi Borobudur. Berdasarkan buku Kisah Legenda di Perbukitan Menoreh yang diterbitkan Badan Otorita Borobudur pada 2022, perbukitan Menoreh dianggap sebagai pintu gerbang menuju kawasan Candi Borobudur.
Hal ini diketahui dari adanya temuan benda-benda purbakala di Menoreh, seperti lingga dan yoni di Goa Seplawan serta tulisan Jawa kuno pada dinding goa. Bukti-bukti tersebut menunjukkan bukti peninggalan agama Hindu yang menjadi kepercayaan awal Dinasti Syailendra pada masa itu.
Benda-benda peninggalan Dinasti Syailendra juga banyak ditemukan di perbukitan Menoreh yang berada di sebelah barat Candi Borobudur. Merujuk pada temuan-temuan itu, nenek moyang dari masyarakat di wilayah Magelang diyakini berasal dari perbukitan Menoreh.
Kawasan perbukitan Menoreh juga kerap dianggap keramat karena letaknya yang berada di ketinggian dipercaya oleh beberapa kalangan sebagai tempat persemayaman para dewa. Tak heran, keindahan panorama di kawasan itu ibarat mantra dewa-dewa yang menyihir siapa pun untuk datang ke sana.