200.000 Hektar Lahan Rawa di Kalsel Dioptimalkan untuk Pangan
Lahan rawa seluas 200.000 hektar di Kalimantan Selatan kembali dioptimalkan untuk produksi pangan. Indeks pertanamannya ditingkatkan dari satu kali menjadi dua kali dalam setahun.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARBARU, KOMPAS — Provinsi Kalimantan Selatan disiapkan menjadi salah satu penyangga pangan nasional. Lahan rawa seluas 200.000 hektar kembali dioptimalkan untuk produksi pangan. Indeks pertanamannya ditingkatkan dari satu kali menjadi dua kali dalam setahun.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan tekadnya agar Indonesia kembali swasembada pangan, seperti pada 2019-2020. Untuk mencapai swasembada, ia mendorong daerah yang memiliki potensi lahan rawa untuk mengoptimalkan pertanian di lahan rawa.
”Di Kalimantan Selatan ada potensi lahan rawa seluas 200.000 hektar, yang tanamnya hanya satu kali dalam setahun. Ini akan ditingkatkan menjadi dua kali dalam setahun,” katanya dalam pertemuan Pembinaan Penyuluh Pertanian Wilayah Kalsel di Kota Banjarbaru, Kamis (16/11/2023).
Amran memastikan, Kementan akan mendukung optimalisasi lahan rawa di Kalsel untuk pangan dengan membangun irigasi, bendungan, dan tata kelola air sehingga produksi padi pun bisa meningkat dua kali lipat.
”Kalau produksinya meningkat dua kali lipat, maka Kalsel yang selama ini memproduksi 1 juta ton beras bisa menyumbang 1 juta ton beras lagi. Peningkatan produksi ini bisa menekan impor beras,” ujarnya.
Menurut Amran, Indonesia pernah mencapai swasembada beras pada 2019-2020. Namun, tahun ini Indonesia mengimpor 3,5 juta ton beras. Masalah impor ini bisa diselesaikan dengan mengoptimalkan produksi padi di lahan rawa.
”Selain Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan juga siap menekan 1 juta ton lebih beras. Dari Kalsel dan Sumsel saja bisa menyelesaikan 60 persen masalah nasional (impor beras),” katanya.
Amran pun mendukung upaya Pemerintah Provinsi Kalsel membangun sektor pertanian, terutama dalam menyiapkan diri sebagai daerah penyangga pangan untuk Ibu Kota Nusantara (IKN). Untuk itu, ia mengajak para penyuluh pertanian untuk bersama-sama bekerja keras dalam upaya meningkatkan produksi pangan.
”Mimpi kami, seluruh kebutuhan pangan di IKN nanti disokong oleh provinsi tetangga, bukan impor dari negara lain. Untuk itu, kabupaten/kota dan provinsi tetangga harus bisa menyangga IKN,” ujarnya.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mengatakan, produksi beras di Kalsel masih surplus sehingga Kalsel bisa menjadi penyangga pangan di Kalimantan. Namun, kondisi itu tidak boleh membuat puas dan daerahnya harus terus meningkatkan produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
”Kalsel diharapkan dapat menjadi penyuplai utama bahan pangan bagi warga IKN di masa depan. Tantangan ini harus dihadapi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pertanian,” katanya.
Bahu-membahu
Sahbirin menyebutkan, luas lahan rawa di Kalsel pada 2021 mencapai 290.332 hektar. Namun, hanya sebagian kecil lahan yang bisa ditanami karena buruknya drainase. Oleh karena itu, ia mengajak semua pemangku kepentingan untuk bahu-membahu mewujudkan kedaulatan pangan melalui optimalisasi pemanfaatan lahan pertanian yang ada.
”Pemprov senantiasa berkomitmen mendukung program penyuluhan pertanian dalam rangka meningkatkan kualitas SDM pertanian. Selain itu, Pemprov juga telah membentuk unit produksi pupuk organik untuk mengatasi masalah keterbatasan pupuk,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalsel Syamsir Rahman mengatakan, Kalsel dengan produksi beras 850.000 ton per tahun sudah surplus karena kebutuhan beras untuk konsumsi penduduk Kalsel hanya 600.000 ton. Surplus beras di Kalsel selama ini dikirim ke Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Kalsel diharapkan dapat menjadi penyuplai utama bahan pangan bagi warga IKN di masa depan. Tantangan ini harus dihadapi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pertanian.
Untuk meningkatkan produksi beras, Syamsir menyatakan siap mengoptimalkan lahan rawa seluas 200.000 hektar sebagaimana diminta Kementan. Lahan rawa yang disiapkan adalah lahan eks program Serasi (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani) dan juga lahan tadah hujan.
”Kami akan petakan kembali lahan rawa per kabupaten/kota untuk disepakati bersama oleh bupati dan wali kota se-Kalsel. Nanti akan kami tingkatkan indeks pertanamannya, dari satu kali menjadi dua kali, kemudian dari dua kali menjadi tiga kali,” kata Penjabat Bupati Tanah Laut itu.