Akhir November 2023, Danau Tondano Jadi Tuan Rumah Kompetisi ”Wakeboarding” Internasional
Puluhan atlet, termasuk atlet asing dari 13 negara, akan turut berpartisipasi dalam kompetisi ”wakeboarding” internasional.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Di tengah upaya membasmi eceng gondok dan pendangkalan, danau kritis Tondano di Sulawesi Utara akan menjadi lokasi penyelenggaraan kompetisi wakeboarding atau ski air dengan papan pendek pada akhir November 2023. Gelaran itu dinilai akan menyempurnakan pemasaran wisata olahraga nasional.
Melalui siaran pers, Selasa (14/11/2023), Pemerintah Provinsi Sulut mengumumkan, gelaran Minahasa Wakefest Series 2023 akan digelar di Danau Tondano pada 24-26 November. Puluhan atlet, termasuk atlet asing dari 13 negara, akan turut berpartisipasi.
Ketua Panitia Minahasa Wakefest 2023 Rio Dondokambey menyebut gelaran itu akan mengusung tema ”Lake Tondano, Home for Everyone”. Tema itu dipilih untuk membedakan semangat acara tersebut dari danau dan acara olahraga lain. ”Jadi, yang mau kami promosikan adalah masyarakat Minahasa,” ujarnya.
Putra sulung Gubernur Sulut Olly Dondokambey itu menyatakan, panitia sudah sangat siap. Setelah Presiden Federasi Internasional Ski Air dan Wakeboard (IWWF) Asia Paul Fong berkunjung pada April 2023, ia segera berkoordinasi dengan Pemprov.
Dengan demikian, segala detail mulai dari lokasi penyelenggaraan, tempat tinggal peserta, hingga atraksi dan acara sampingan telah disiapkan. ”Ini kami lakukan untuk menuju acara yang paket komplet. Acara sukses, masyarakat dapat nilai positif, dan kami bisa mempromosikan (pariwisata) Minahasa,” ujarnya.
Secara umum, dalam olahraga air wakeboarding ini, atlet berselancar di sebuah papan pendek yang lebar dengan kaki terikat di papan wakeboard. Papan tersebut kemudian ditarik oleh perahu motor (motorboat) yang melaju cepat sehingga atlet dapat melakukan gerakan akrobatik di atas air.
Kompetisi itu akan dilaksanakan di Danau Tondano yang oleh pemerintah digolongkan sebagai danau kritis. Luasan danau terus menyempit, dari sekitar 4.800 hektar pada 1992 menjadi 4.278 hektar pada 2020. Danau itu juga terus mendangkal, dari sekitar 28 meter pada 1974 menjadi 13,5 meter pada 2020.
Terlepas dari itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebutnya sebagai versi kekinian dari ski air. Acara ini pun akan menjadi salah satu produk pariwisata minat khusus yang kini sedang digalakkan kementeriannya.
Pada saat yang bersamaan, 22-26 November, Kejuaraan Dunia Sepeda Air dan Jetski akan digelar di Danau Toba, Sumatera Utara. Ini melengkapi berbagai ajang olahraga kelas dunia lain yang digelar tahun ini di Tanah Air, seperti Piala Dunia U-17 dan MotoGP Mandalika.
Kemenparekraf pun ingin menangkap keuntungan dari perjalanan wisata minat khusus yang membentuk 20-25 persen perjalanan masyarakat secara global. ”Sebagian dari subsektornya adalah sport tourism, seperti maraton, triatlon, diving, wakeboarding, dan sebagainya,” kata Sandiaga sembari menyebutnya sebagai pariwisata berkualitas.
Terkait kompetisi wakeboarding di Danau Tondano, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf Vinsensius Djemadu mengapresiasi Sulut yang tak mau kalah dengan empat destinasi pariwisata superprioritas (DPSP) lainnya. Ini menjadi cara bagi pemda untuk memanfaatkan infrastruktur yang telah dibangun pemerintah.
Vinsensius mencontohkan, sudah banyak event olahraga yang diselenggarakan di empat DPSP lain, seperti Borobudur Marathon dan MotoGP Mandalika. ”Event ini ternyata bisa mendongkrak kunjungan wisman (wisatawan mancanegara),” katanya.
Menurut data Badan Pusat Statistik, jumlah wisman ke Indonesia selama Januari-September 2023 mencapai 8,52 juta orang, naik 143,4 persen dari periode yang sama pada 2022. Selama itu pula, jumlah wisman di Sulut meningkat tiga kali lipat menjadi 34.192 orang.
’Event’ini ternyata bisa mendongkrak kunjungan wisman.
Dengan demikian, Kemenparekraf antusias menyambut Minahasa Wakefest Series 2023 di pengujung November 2023. Vinsensius menyatakan akan memaksimalkan promosi acara tersebut, terutama sepekan sebelum penyelenggaraan.
Sandiaga menambahkan, ia mendukung pelaksanaan acara tersebut di Danau Tondano sekalipun letaknya hampir 90 kilometer dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang. Sebab, DPSP di Sulut tidak hanya Likupang, tetapi juga kabupaten/kota di sekitarnya, seperti Manado, Minahasa, Tomohon, dan Bitung.
Ia mengaku tak khawatir dengan wacana status KEK akan dicabut dari Likupang. ”Memang betul akan dievaluasi, tetapi konsep Likupang berubah dari KEK yang sebelumnya penuh investasi, menciptakan gedung-gedung dan infrastruktur, menjadi regenerative tourism,” ujarnya.