Gempa M 7,1 Laut Banda, Guncangan dari Maluku Tengah hingga Barat Daya
Gempa bermagnitudo 7,1 terjadi di Laut Banda Maluku Tengah yang turut dirasakan hingga wilayah barat daya Maluku. Hingga kini, BPBD belum menerima laporan kerusakan atau korban akibat kejadian tersebut.
Oleh
RAYNARD KRISTIAN BONANIO PARDEDE
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Gempa tektonik M 7,1 terjadi di Laut Banda, tepatnya pada jarak 255 kilometer arah barat laut Kepulauan Tanimbar, Maluku, pada kedalaman 45 kilometer, Rabu (8/11/2023). Guncangan cukup kuat dirasakan masyarakat di beberapa lokasi di kawasan Maluku Tengah. Tsunami minor sempat melanda beberapa daerah. Masyarakat diimbau untuk siaga dan meninggalkan rumah apabila sudah terjadi kerusakan.
Kepala Pusat Gempat Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) Daryono menjelaskan, gempa terjadi pada pukul 11.52 WIB, atau 13.53 WIT di wilayah Laut Banda, Maluku. Pusat gempa berada pada koordinat 6,16 derajat Lintang Selatan dan 129,96 derajat Bujur Timur. Berdasarkan hasil analisis BMKG, gempa terjadi akibat adanya perubahan bentuk batu di kerak bumi (deformasi) di dasar Laut Banda.
”Hasil analisis, berdasarkan lokasi pusat gempa dan kedalamannya, mekanisme sumber menunjukkan gempa merupakan hasil pergerakan geser atau strike slip,@ kata Daryono dalam keterangan yang diterima di Ambon, Rabu (8/11/2023).
Dampak gempa bumi ini juga dirasakan hingga daerah Saumlaki, Kepuluan Tanimbar, Maluku, dengan skala intensitas IV hingga V Modified Mercalli Intensity (MMI), satuan untuk mengukur kekuatan gempa. Akibatnya, getaran dirasakan hampir semua penduduk hingga menyebabkan banyak orang banyak terbangun.
Terasa di kawasan sekitar
Gempa juga dirasakan oleh banyak orang di daerah Banda, Maluku Tengah, dengan skala intensitas IV MMI. Guncangan juga terasa di kawasan Damar dan Kisar di Kabupaten Maluku Barat Daya dengan intensitas III MMI. Hasil pemantauan muka laut, gempa tersebut memicu tsunami minor yang terjadi di Damar dengan ketinggian 39 sentimeter dan di Banda dengan ketinggian 8 sentimeter.
Kota Ambon juga merasakan dampaknya dengan intensitas II MMI yang guncangannya hanya dirasakan oleh beberapa orang.
”Hingga pukul 13.10 WIB (15.10 WIT), ada sekitar 3 gempa susulan terjadi,” ujarnya.
Selain di kawasan Banda, gempa bumi juga terjadi di wilayah Seram Bagian Timur, Maluku, pada pukul 14.23 WIB atau pukul 16.23 WIT. Pusat gempa berada pada koordinat 3,44 derajat Lintang Selatan dan 129,78 derajat Bujur Timur atau tepatnya di laut pada jarak 87 kilometer arah barat daya Seram Bagian Timur pada kedalaman 45 kilometer. Gempa ini juga akibat adanya deformasi batuan kerak bumi di bawah Pulau Seram.
Gempa ini dirasakan di Masohi, Maluku Tengah dengan skala intensitas II MMI atau getaran hanya dirasakan beberapa orang. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan, dan tidak berpotensi tsunami. Tidak ada gempa susulan yang terjadi pascaguncangan tersebut.
”Warga diimbau menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke rumah,” ujarnya.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Tanimbar Bruno Layn menjelaskan, dampak dari gempa cukup terasa. Namun, hingga kini belum ada laporan kerusakan rumah warga. Akibat gempa tersebut, beberapa warga meninggalkan rumah. Petugas BPBD pun kini sedang memantau lokasi untuk melihat dampak yang terjadi akibat gempa tersebut.
”Cukup besar terasa guncangannya, dari informasi hampir skala IV ke V MMI tapi durasinya singkat. Masih belum ada kerusakan rumah yang dilaporkan ke kami, tapi kita masih terus pantau di wilayah-wilayah lain,” ucapnya.
Camat Banda Neira Abdul Kadir Sarilan menjelaskan, guncangan juga cukup terasa di wilayahnya. Beberapa warga terpantau keluar rumah untuk evakuasi ke tempat yang lebih tinggi. ”Sementara belum ada laporan rumah yang rusak, informasinya gempa tidak berpotensi tsunami,” ujarnya.