Ditemukan Permukiman Kuno di Situs Karangtengah, Blitar
Situs cagar budaya di Kelurahan Karangtengah, Blitar, merupakan permukiman kuno yang terdiri atas beberapa kluster.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI kembali mengekskavasi Situs Karangtengah di Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur. Tim kian yakin jika benda cagar budaya itu merupakan kawasan permukiman yang terdiri atas kluster-kluster.
Koordinator Tim Arkeolog Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Nugroho Harjo Lukito, Selasa (7/11/2023), mengungkapkan, pihaknya kembali menemukan struktur batu bata yang berbentuk seperti talud. Talud itu menjadi semacam pembatas antara satu klaster dan lainnya.
”Situsnya tersebar cukup luas. Struktur yang kami temukan masih berupa pagar talud tetapi polanya belum terbaca. Masih belum jelas. Memang ketemu sudut tetapi arahnya tidak seperti yang kami harapkan. Jadi perlu dibuka lagi, terus melebar,” ujarnya.
Ekskavasi Situs Karangtengah berlangsung pada 1-7 November dan merupakan hasil kerja sama BPK Wilayah XI dengan Pemerintah Kota Blitar. Kali ini tim fokus mencari tahu berapa luas persebaran area permukiman kuno itu, termasuk seberapa padat perumahan yang ada.
Selain struktur talud, pada ekskavasi kali ini tim juga menemukan artefak lain, seperti pecahan gerabah, keramik, dan peralatan dapur. Barang-barang itu terkonsentrasi pada dua bilik yang menempel pada dinding talud.
Keramik dan gerabah yang ada diperkirakan berasal dari Dinasti Yuan pada abad ke-13-14 Masehi atau era Majapahit. Menurut Nugroho, kemungkinan temuan ini ada konteksnya dengan situs Gedog di Kelurahan Gedog, yang berjarak kurang dari dua kilometer di sisi utara.
”Hal ini diperkuat dengan arah permukimannya memanjang dari selatan ke utara,” ucapnya. Sebelumnya, Maret dan Juni lalu, tim BPK Wilayah XI mengekskavasi Situs Gedog. Saat itu tim menemukan pagar luar bangunan candi, balai seperti pendapa besar, dan struktur bangunan yang berhubungan dengan air.
Situs Gedog sendiri merupakan konstruksi fondasi candi yang terpendam. Bagian atasnya sudah tidak ada. Ketika ditemukan situs—yang disebut Gubernur Jenderal Hindia Belanda Thomas Stamford Raffles dalam buku History of Java—hanya berupa reruntuhan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Blitar Edy Wasono berharap bisa mendapatkan gambaran struktur bangunan yang ada. ”Dan hasilnya, titik-titik fondasi terkait bangunan talud telah ditemukan. Jadi ada dinding-dinding talud bangunan masa lalu,” ucapnya.
Menurut Edy, tak hanya permukiman, tetapi ada juga kemungkinan terdapat candi peribadatan di area itu. Mengingat area situs tersebut cukup luas, bahkan ada kemungkinan melebihi luasan yang ada di situs Gedog.
Pemerintah Kota Blitar sendiri berencana melakukan ekskavasi lanjutan tahun depan, baik terhadap Situs Karangtengah maupun Gedog. ”Nanti, tahun depan akan kami anggarkan lagi untuk ekskavasi,” pungkasnya.
Situs Karangtengah ini merupakan ekskavasi kedua setelah ekskavasi pertama dilakukan pada Februari 2022. Kala itu Nugroho dan kawan-kawan menemukan struktur batu bata memanjang 14 meter dari barat ke timur di kedalaman 0,6 meter. Mereka juga menemukan artefak lain, seperti pecahan gerabah dan keramik masa lalu.