Alami Henti Jantung, Bupati Halmahera Selatan Meninggal Saat Bermain Sepak Bola
Bupati Halmahera Selatan periode 2021-2024 Usman Sidik mengalami henti jantung lalu meninggal saat bermain sepak bola pada Minggu (5/11/2023). Sepak bola menjadi kontributor terbesar kasus henti jantung di olahraga.
Oleh
RAYNARD KRISTIAN BONANIO PARDEDE
·3 menit baca
TERNATE, KOMPAS —Bupati Halmahera Selatan periode 2021-2024 Usman Sidik meninggal saat bermain sepak bola pada Minggu (5/11/2023) di Stadion Gelora Bahrain Kasuba, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Jenazah telah dimakamkan di pemakaman di Kota Ternate, Maluku Utara. Dokter menyebut Usman mengalami henti jantung sebelum dinyatakan meninggal.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Labuha Ferdian Hidayat menjelaskan, Usman sudah mengalami henti jantung saat tiba di rumah sakit. Usman pun dinyatakan meninggal pada pukul 18.40 WIT.
”Untuk penyebab pasti memang tidak bisa diketahui karena keluarga menolak otopsi dan menerima apa yang terjadi. Akan tetapi, dari pengamatan kami dari tim medis memang saat dibawa jantung almarhum sudah berhenti,” ucapnya di Ternate, Senin (6/11/2023).
Terkait kronologi, di hari tersebut Usman diagendakan membuka laga awal turnamen Bupati Cup 2023 yang mempertemukan tim perwakilan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Maluku Utara melawan tim Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan. Pria yang menjabat sebagai Wakil Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa tersebut bermain untuk tim wartawan.
Di babak pertama, ia turut menyumbangkan gol untuk tim PWI Maluku Utara. Dalam laga tersebut, Wakil Bupati Halmahera Selatan Hasan Ali Basam Kasuba turut bermain.
Usman pun melanjutkan pertandingan hingga ke babak kedua. Namun, sekitar 20 menit laga berjalan, langkah Usman tiba-tiba terhenti, lalu ambruk.
Kontribusinya untuk membantu para wartawan di Maluku Utara sangat banyak. Kami merasa kehilangan sosok pemimpin dan wartawan senior.
Tim medis yang berada di sisi lapangan pun langsung menghampiri Usman. Tidak sadarkan diri, Usman lalu dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans. Dalam perjalanan, detak jantung Usman sudah terhenti. Bantuan alat pompa dan obat untuk memancing jantung kembali berdetak tidak mampu menolong Usman.
Ferdian yang juga merupakan pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Khairun Ternate tersebut menjelaskan, peristiwa henti jantung memang dapat dipicu melalui kegiatan olahraga yang membutuhkan kemampuan kardiovaskular yang kuat, salah satunya sepak bola. Bagi orang yang berusia lanjut, risikonya lebih besar karena kerja jantung yang sudah tidak seoptimal masa muda lalu terus dipacu.
Olahraga berat
Jenazah almarhum Usman dikuburkan di kawasan Kayu Merah, Kota Ternate. Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba pun turut mengiringi proses pemakaman almarhum.
”Almarhum juga sudah usia 50 tahun ke atas jadi memang ada kemungkinan henti jantung karena olahraga berat,” ucapnya.
Ketua PWI Maluku Utara Asri Fabanyo menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Usman Sidik. Usman diketahui pernah berprofesi wartawan untuk salah satu televisi nasional swasta sebagai kontributor untuk wilayah Maluku Utara dan anggota PWI Maluku Utara. Almarhum juga mendirikan salah satu surat kabar harian yang terbit di wilayah Maluku Utara.
Beberapa program kerja sama pelatihan jurnalistik bagi wartawan Halmahera Selatan pun sudah disiapkan, tetapi tertunda akibat peristiwa tersebut.
”Kontribusinya untuk membantu para wartawan di Maluku Utara sangat banyak. Kami merasa kehilangan sosok pemimpin dan wartawan senior,” ucapnya.
Pengajar di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta, Ikhwan Zein, menjelaskan, kasus henti jantung mendadak umumnya terjadi pada jenis olahraga yang berintensitas tinggi, dinamis, dan bergerak sesuai irama permainan atau stop and go sport, seperti sepak bola, bulu tangkis, bola voli, basket, dan tenis.
Ia menyebut, sepak bola merupakan cabang olahraga dengan kontribusi terbesar kasus henti jantung apabila dibandingkan dengan olahraga lain. Hampir 90 persen kasus kematian mendadak akibat henti jantung pada olahraga terjadi saat pemain sedang berlaga ataupun segera setelah selesai berolahraga.
Antisipasi jatuhnya korban akibat henti jantung dapat dilakukan dengan kompresi dada. Kompresi dapat dilakukan dengan berlutut di samping korban lalu menekan dada korban dengan kedua tangan. Bantuan ini dinilai harus dipahami khususnya bagi pelaku sepak bola amatir yang tidak memiliki bantuan atau fasilitas medis yang mumpuni. Pertolongan pertama di menit awal sangat krusial untuk keselamatan korban.
”Setiap detik sangat berharga bagi korban henti jantung mendadak. Tanpa ada pertolongan, harapan hidup berkurang 10 persen setiap menit,” ucapnya (Kompas, 19/6/2021).