Ragam Upaya Melestarikan Bambu, dari Festival sampai Ekowisata
Sebagai tanaman dengan banyak kegunaan, penebangan bambu memang tak terelakkan. Namun, sejumlah pihak terus berupaya melestarikan bambu melalui beragam cara, dari menggelar festival sampai mengembangkan ekowisata.
Dua pekan silam, warga Kampung Papring di Kelurahan Kalipuro, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar hajatan bertajuk Hikayat Bambu Papring 2023. Sejumlah kegiatan ditampilkan, mulai dari mainan tradisional, fashion show batik buatan warga, hingga kenduri seni budaya.
Sesuai dengan tema, hampir semua properti kegiatan yang berlangsung di Kampung Baca Taman Rimba (Kampoeng Batara) itu menyertakan bambu sebagai bahan.
Lokasi acara, misalnya, mulai dari atap, dinding, hingga gerai pameran, menggunakan bambu. Gunungan dan wayang papring yang menjadi bagian pentas hingga kostum pengisi acara berbahan bambu. Permainan tradisional juga mengandung unsur bambu.
Sejumlah seni kriya buatan warga yang dipamerkan, seperti bakul wadah nasi, aneka tas, hingga lampion, juga dari bambu. Batik yang dihadirkan dalam fashion show pun memiliki motif bambu. Selain itu, ada kegiatan penanaman bibit bambu di sumber mata air.
Acara Hikayat Bambu Papring, yang kali ini memasuki tahun ke-8, merupakan festival yang digelar oleh warga Kampung Papring untuk mengembalikan kejayaan bambu. Peserta acara yang digelar pada 14-15 Oktober 2023 itu tak hanya warga setempat, tetapi juga seniman, budayawan, dan komunitas lintas wilayah.
Bambu memang menjadi fokus perjuangan warga Kampung Papring. Selama ini, tanaman beruas dengan tinggi di atas 10 meter itu banyak menghilang. Vegetasi dengan beragam kegunaan itu dipandang sebelah mata dan dianggap sebagai simbol kemiskinan. Walhasil, banyak orang tidak peduli.
Baca juga: Widie Nurmahmudy, ”Pendekar” Pemberdayaan Kampung Papring
”Bambu di wilayah hutan banyak yang habis karena dibabat. Yang ada tinggal di sekitar kampung. Itu pun sekarang jadi incaran juga,” ujar penggagas Hikayat Bambu Papring sekaligus pendiri Kampoeng Batara, Widie Nurmahmudy, Minggu (30/10/2023).
Widie menyebutkan, setidaknya ada 14 jenis bambu yang tumbuh di daerahnya yang berada di sisi timur Gunung Ijen. Beberapa jenis bambu itu misalnya bambu apus, batu, petung, benel, wuluh, ori, ampel, dan olet. Fungsi bambu itu bermacam-macam. Ada yang cocok untuk konstruksi, kerajinan, hingga keperluan lain.
Di Kampung Papring, bambu yang tersisa saat ini diperkirakan tinggal 40 persen dibandingkan 20 tahun lalu. Banyak bambu dipotong karena punya nilai ekonomi meski harganya terbilang rendah. Harga satu batang bambu lonjor Rp 10.000-Rp 25.000, tergantung pihak yang memotong, apakah penjual atau pembeli.
Padahal, jika dikembangkan dan diolah sedemikian rupa, harga bambu akan melejit berkali lipat. ”Itu yang selama ini tidak terjadi. Dulu orang ngambil bambu di hutan, sekarang sudah masuk ke kampung-kampung. Tidak ada masalah sebenarnya mengambil bambu. Yang jadi persoalan kalau satu rumpun dibabat semua,” ucap Widie.
Baca juga: Budidaya Bambu Solusi Mengatasi Kekeringan dan Lahan Kritis di NTT
Menurut Widie, sebenarnya tidak ada larangan pemotongan bambu asalkan sesuai kebutuhan. Dia pun mengakui, melarang warga memotong bambu sulit dilakukan karena banyak warga yang melakukan itu karena alasan ekonomi.
Oleh karena itu, Widie berupaya melakukan penanaman bambu sembari mengedukasi masyarakat. Selama ini, sebagian masyarakat setempat telah memanfaatkan bambu untuk kerajinan anyaman, mebeler, hingga bangunan.
Adapun edukasi soal bambu masih minim, baik oleh pemerintah, pembelajaran di sekolah formal, maupun warisan tutur dari orang tua. Oleh karena itu, upaya edukasi dilakukan melalui kegiatan rutin Hikayat Bambu Papring. Dalam kegiatan itu, juga ditargetkan bisa ditanam 1.000 bibit bambu secara bertahap.
Namun, Widie mengakui, menanam bibit bambu tidak mudah karena dipengaruhi kondisi sekitar dan cuaca. Bambu yang sudah tertanam bisa mati karena kurang air ataupun batangnya tergoyang saat akar belum kuat.
”Kami pernah minta ke Perhutani dikasih lahan 2,8 hektar, rencananya untuk arboretum (tempat berbagai pohon ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian atau pendidikan). Namun, karena PKS (perjanjian kerja sama) belum turun, maka belum kami kelola,” ucapnya.
Ekowisata
Tak hanya warga Papring yang beberapa tahun terakhir memperhatikan pelestarian bambu. Berjarak radius 175 kilometer di sisi barat, di Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, juga ada arboretum pelestarian bambu. Sembilan tahun terakhir tempat ini telah disulap menjadi ekowisata desa bernama Boon Pring.
Di tempat itu terdapat 115 jenis bambu, mulai dari yang biasa dipakai untuk konstruksi hingga bambu hias yang bentuknya kecil dan pendek. Rumpun bambu itu tumbuh di dekat beberapa mata air, di antaranya Sumber Dem yang temparaturnya dingin dan Sumber Towo yang diyakini berumur paling tua dan bisa dimanfaatkan sebagai tempat terapi untuk penyakit pegal linu dan gatal-gatal.
Baca juga: Bambu Penopang Ekonomi Keluarga Mama-mama di Flores
Keberadaan bambu yang kemudian dipadu dengan embung dan kolam renang anak menjadi lokasi menarik untuk wisata. Kini, obyek itu dikelola oleh badan usaha milik desa (BUMDes). Pemerintah Kabupaten Malang juga menjadikan tempat ini sebagai kawasan konservasi ikan endemik Jawa Timur.
Di luar kawasan wisata, ada peranti mikrohidro kerja sama pemerintah desa dengan salah satu perguruan tinggi swasta di Malang dan perbankan. Energi yang dihasilkan pun dipakai untuk penerangan di kawasan itu.
”Sepertinya ini kawasan konservasi bambu terbesar di Indonesia. Total ada 115 spesies bambu yang dikonservasi di lahan seluas 36,8 hektar tanah kas desa. Bambu yang ada itu termasuk spesies bambu hasil pengembangan dan spesies asli,” ujar Syamsul Arifin, Direktur BUMDes Kerto Raharjo, Desa Sanankerto.
Bambu di wilayah hutan banyak yang habis karena dibabat.
Syamsul menambahkan, pihaknya juga bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia sejak tahun 2018. Selain itu, ada pula kerja sama dengan Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS) untuk digitalisasi bambu.
Berkat berbagai upaya itu, Sanankerto menjadi pemenang III Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 untuk kategori Desa Daya Tarik Wisata. Pada Mei 2022, Desa Sanankerto juga meraih penghargaan The 5 ASEAN Rural Development and Property Eradication Leadership Award.
Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Naresvara N Pradipta, mengatakan, kondisi tanaman bambu di sejumlah tempat mengalami penurunan akibat tidak seimbangnya pemanfaatan dengan penanaman. Panen bambu tinggi, tetapi penanaman masih terbatas.
Naresvara menyebutkan, dirinya baru saja melakukan penelitian soal bambu di wilayah Karangploso, Kabupaten Malang. Di tempat itu, kondisi bambu juga berkurang.
”Jika sebelumnya masyarakat memotong bambu untuk memenuhi kebutuhan sendiri, saat ini sudah beranjak ke komersialisasi. Ada beberapa titik penjualan bambu di desa karena aksesnya kian terbuka. Sementara di sisi lain, banyak permukiman baru yang membutuhkan bahan konstruksi,” ucapnya.
Selain diperjualbelikan, juga ada bambu yang ditebang akibat aktivitas lain. Dia mencontohkan, di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, terkadang tanaman bambu yang tumbuh di tebing sungai ditebang akibat kegiatan penambangan pasir di lereng Gunung Merapi.
Di sisi lain, masyarakat di sejumlah wilayah juga berupaya melestarikan bambu. Naresvara mencontohkan, di wilayah Bulaksalak, Desa Wukirsari, Kecamatan Sleman, masyarakat telah melestarikan bambu dan memanfaatkannya untuk kegiatan wisata.
UMM juga pernah melakukan penanaman bambu di dekat sumber air Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. ”Kami juga punya Pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus di Pujon, Malang. Kami fokus penananam di sana karena lerengnya rawan longsor. Tak hanya bambu, tetapi juga tanaman lain penahan erosi, seperti akarwangi dan sereh,” tutur Naresvara.
Melalui beragam usaha dan kreativitas, bambu bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat tanpa harus ditebang terus-menerus. Dengan demikian, masyarakat bisa mendapat penghasilan dan tanaman bambu juga tetap dapat dilestarikan.