Kebakaran di Lereng Merbabu Padam, Pengungsi Dipulangkan
Kebakaran yang melanda lereng Gunung Merbabu di Jawa Tengah akhirnya padam setelah hujan deras turun. Penanganan yang dilakukan selanjutnya pada pipa air warga yang rusak akibat kebakaran.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
UNGARAN, KOMPAS — Kebakaran yang terjadi di lereng Gunung Merbabu, Kabupaten Ungaran, Jawa Tengah, akhirnya padam, Senin (30/10/2023). Kendati api telah padam, petugas tetap disiagakan di sekitar lokasi kebakaran untuk memastikan api tidak menyala lagi. Sementara itu, warga yang sempat diungsikan karena permukimannya terdampak asap kebakaran dipulangkan Senin siang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang Alexander Gunawan Tribiantoro mengatakan, pada Minggu (29/10/2023) sekitar pukul 23.00, hujan deras mengguyur wilayah terdampak kebakaran di Kecamatan Getasan. Hujan itu membuat api yang membakar lahan di sekitar wilayah itu padam.
”Sampai dengan Senin pagi, api terpantau padam. Asap ada, tapi tidak mengepul banyak seperti kemarin-kemarin,” kata Alexander saat dihubungi, Senin petang.
Meski api telah padam, sebagian petugas tetap disiagakan di sekitar lokasi kebakaran untuk memastikan api tidak nyala kembali. Menurut Alexander, pemantauan akan dilakukan setidaknya hingga dua atau tiga hari ke depan.
Pada Senin siang, 91 warga dari Desa Tajuk dan Desa Getasan di Kecamatan Getasan yang mengungsi di Aula Balai Desa Batur dipulangkan. Warga yang desanya berjarak sekitar 5 kilometer dari titik api itu diungsikan sejak Sabtu siang lantaran permukiman mereka diselimuti asap tebal dari kebakaran. Jika terus-terusan dihirup, asap tebal itu dikhawatirkan mengganggu kesehatan masyarakat.
Menurut Alexander, pihaknya juga mulai membantu menangani pipa-pipa air yang rusak akibat kebakaran. Penanganan itu baru bisa dilakukan lantaran pada Sabtu dan Minggu, petugas masih fokus memadamkan api serta melayani pengungsi.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, BPBD setempat bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk menyalurkan bantuan air bersih. Penyaluran air bersih akan dilakukan setidaknya sampai perbaikan pipa yang terbakar selesai.
Dihubungi terpisah, Kepala Desa Tajuk, Singgih, mengatakan, pihaknya sudah menyerahkan data terkait kebutuhan pipa air kepada Pemerintah Kabupaten Semarang. Pada Selasa (31/10/2023), bantuan berupa pipa air sudah bisa diambil untuk menggantikan pipa lama yang terbakar.
”Sementara ini, warga masih mengandalkan air dari bantuan BPBD. Setiap hari kami disuplai sekitar 10 truk tangki air. Semoga, besok sudah bisa terpasang pipa yang baru sehingga BPBD tidak perlu dropping air jauh-jauh ke sini,” ujar Singgih.
Kerusakan pipa akibat kebakaran itu, menurut Singgih, berdampak pada terputusnya aliran air bersih ke sekitar 160 keluarga yang tinggal di Tajuk. Selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi warga, air bersih juga diperlukan untuk konsumsi ternak milik warga.
Ditunda
Sebelumnya, BPBD Jateng mengajukan permohonan bantuan helikopter water bombing ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk membantu pemadaman api di lereng Gunung Merbabu. Menurut Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Jateng Muhamad Chomsul, permohonan bantuan itu ditunda.
”Kondisinya sudah terkendali karena tadi malam hujan. Permohonan bantuan helikopter water bombing kami pending,” kata Cohmsul, Senin (30/10/2023).
Chomsul menyebut, jalan menuju lokasi kebakaran terjal dan tidak bisa dilalui kendaraan. Akibatnya, selama ini, petugas gabungan mencoba memadamkan api menggunakan peralatan sederhana, seperti ranting dan dahan basah. Alat penyemprot disinfektan juga dipakai. Untuk menghindari perluasan sebaran api, petugas juga membuat parit atau sekat api.
Api pertama kali diketahui muncul di lahan yang masuk wilayah Dusun Sokowulu, Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, pada Jumat pagi. Seiring berjalannya waktu, api merambat hingga membakar lahan yang masuk wilayah Desa Batur, Kecamatan Getasan, pada Sabtu. Pada Minggu, api diketahui merambat hingga ke wilayah lain di Kabupaten Magelang dan Boyolali.
Berdasarkan data Taman Nasional Gunung Merbabu, hingga Minggu petang, luasan wilayah terdampak dalam kebakaran itu mencapai 489,07 hektar. Luasan itu meluas dari data Sabtu, yakni sekitar 100 hektar.