Kebakaran Hanguskan Lima Hektar Lahan Gambut di Kendari
Selama dua hari, api membakar lahan kosong di Kendari, Sulawesi Tenggara. Meski telah padam, titik api dikhawatirkan masih muncul di lahan gambut, yang berpotensi merambat ke permukiman.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Kebakaran lahan kosong di pusat Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, terjadi selama dua hari terakhir. Lahan berupa tanah gambut seluas lebih dari lima hektar hangus terbakar. Meski telah padam, petugas terus bersiaga agar api tidak lagi muncul yang bisa merembet ke permukiman warga.
Hingga Minggu (29/10/2023) sore, kebakaran lahan di Kelurahan Lepo-Lepo, Baruga, Kendari, belum juga padam. Api membakar lahan kosong yang mulai merembet ke kawasan permukiman. Puluhan petugas berjibaku memadamkan api.
”Kami masih berusaha padamkan. Sebanyak enam mobil pemadam kami turunkan semua, dengan petugas 40 orang. Juga ada petugas dari kepolisian dan lainnya,” kata Pelaksana Tugas Kadis Damkar Kendari Junaidin Umar, Minggu sore.
Meski telah padam di atas, bara api masih tersimpan di bawah.
Kebakaran lahan terjadi sejak Sabtu (28/10/2023) siang. Api tiba-tiba muncul dari lahan kosong di sisi ruas salah satu jalan utama di Kendari ini. Titik api lalu membesar dan menjalar di lahan yang kering tersebut. Api lalu merambat ke seberang jalan yang juga merupakan lahan kosong.
Upaya pemadaman dilakukan bersama antara petugas dan warga. Pemadaman berlangsung hingga Minggu dini hari. Api saat itu mulai padam dan tidak merambat ke lahan permukiman.
Foto udara lokasi kebakaran lahan kosong di Kendari, Sulawesi Tenggara, Minggu (29/10/2023) dini hari. Kebakaran lahan menghanguskan sedikitnya lima hektar lahan di wilayah ini.
”Tapi siang tadi terbakar kembali. Luasnya mungkin sekitar lima hektar. Yang dikhawatirkan kalau merembet ke permukiman. Alhamdulillah petang ini sudah padam. Titik api di permukaan tidak ada lagi. Tapi kami tetap pantau karena jangan sampai membesar dan membahayakan warga,” katanya.
Salah satu kesulitan yang dialami, tambah Junaidin, adalah lahan yang merupakan tanah gambut. Meski telah padam di atas, bara api masih tersimpan di bawah. Hal itu membuat api bisa muncul kembali seperti yang terjadi kali ini.
Pada pukul 18.30 Wita, titik api mulai padam di lokasi kebakaran. Petugas telah kembali ke kantor masing-masing. Ari (29), salah satu warga sekitar menuturkan, titik api padam menjelang petang. Pemadaman berlangsung beberapa jam sejak siang.
”Yang kami takutkan kalau api tiba-tiba muncul kembali dan merambat sampai permukiman. Makanya kami siap-siap juga,” kata pedagang kelontong ini.
Kepala Kepolisian Resor Kota Kendari Komisaris Besar Eka Faturrahman sebelumnya menyampaikan, kebakaran mulai membesar sejak Sabtu malam. Puluhan petugas diturunkan untuk membantu pemadaman. Api mulai dikendalikan menjelang dini hari.
Menurut Eka, petugas terus bersiaga untuk melakukan pemadaman, dan pencegahan agar api tidak merambat. Sebab, meski lokasi kebakaran terjadi di lahan kosong, titik api mulai mendekati permukiman warga.
”Yang utama, petugas terus berusaha agar kebakaran tidak merambat. Tim terus disiagakan jika sewaktu-waktu titik api kembali membakar lahan,” ujarnya.
Kebakaran lahan di Kendari terus terjadi seiring musim kemarau panjang. Sejak Januari hingga Oktober 2023, kebakaran lahan, kebun, dan hutan mencapai 112 kasus dari total 177 kebakaran. Kebakaran diakibatkan puntung rokok, aktivitas pembukaan lahan, dan pembakaran sampah.
Selain itu, kasus kebakaran lainnya adalah kebakaran bangunan sebanyak 52 kasus. Selebihnya adalah beberapa kasus kebakaran kendaraan serta tiang listrik.