Kebakaran di Lereng Merbabu Meluas, Capai 489,07 Hektar
Kebakaran di lereng Merbabu di wilayah Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, meluas ke Kabupaten Magelang dan Boyolali, Minggu petang.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
UNGARAN, KOMPAS — Kebakaran lereng Gunung Merbabu Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, meluas hingga ke dua wilayah lain, yakni Kabupaten Magelang dan Boyolali. Hingga Minggu (29/10/2023), api masih belum padam. Pemadaman serta pencegahan perluasan api terus dilakukan di tengah keterbatasan alat dan sulitnya medan.
Api pertama kali diketahui muncul di lahan yang masuk wilayah Dusun Sokowulu, Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Jumat (27/10/2023) pagi. Seiring berjalannya waktu, api merambat hingga membakar lahan yang masuk wilayah Desa Batur, Kecamatan Getasan, pada Sabtu (28/10/2023).
Pada Minggu, api diketahui merambat hingga wilayah lain di Kabupaten Magelang dan Boyolali. Di Magelang, api membakar lahan yang masuk wilayah Desa Banyuroto di Kecamatan Sawangan serta Desa Kenalan dan Pogalan di Kecamatan Pakis. Sementara itu, di Kabupaten Boyolali, api merambat ke tiga desa di Kecamatan Gladagsari, yakni Desa Jlarem, Ngadirojo, dan Sampetan.
Berdasarkan data Taman Nasional Gunung Merbabu, hingga Minggu petang, luasan wilayah terdampak dalam kebakaran itu mencapai 489,07 hektar. Luasan itu meluas dari data Sabtu, yakni sekitar 100 hektar.
”Kondisi apa masih menyala di Kabupaten Semarang dan Magelang. Yang di Kabupaten Semarang bahkan ada kemungkinan meluas karena angin di sana cukup kencang. Kalau di Magelang, apinya sudah sempat padam, semoga nanti tidak nyala lagi,” kata Kepala Bidang Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Jateng Muhamad Chomsul, Minggu petang.
Menurut Chomsul, pemadaman masih terus dilakukan menggunakan peralatan sederhana, seperti ranting dan dahan basah. Alat penyemprot disinfektan juga dipakai. Mobil pemadam kebakaran sulit mencapai lokasi karena medannya tidak bisa dilalui kendaraan. Petugas gabungan yang terdiri dari berbagai unsur mencoba membuat parit atau sekat api untuk mencegah perluasan wilayah terbakar.
Adapun di Magelang, petugas masih tetap memantau titik api yang telah padam melalui pos pemantauan Swanting dan Sawangan. Jika api menyala lagi, bisa segera dipadamkan agar tidak meluas.
Chomsul menyebut, idealnya, pemadaman di lereng Merbabu dilakukan dengan helikopter bom air (water bombing). Pengajuan permohonan bantuan pemadaman menggunakan helikopter telah dilakukan BPBD Jateng kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Hingga Minggu petang, mereka masih menunggu jawaban dari BNPB terkait permintaan bantuan tersebut.
Berdasarkan data Taman Nasional Gunung Merbabu, hingga Minggu petang luasan wilayah terdampak dalam kebakaran itu mencapai 489,07 hektar. Luasan itu meluas dari data Sabtu, yakni sekitar 100 hektar.
”Mudah-mudahan hari ini kami sudah bisa mendapatkan kepastian sehingga besok atau lusa, helikopternya sudah bisa dikerahkan untuk membantu pemadaman,” tutur Chomsul.
Chomsul menambahkan, hingga Minggu petang, sebanyak 91 warga dari dua desa di Kecamatan Getasan masih mengungsi di Aula Balai Desa Batur. Sebelumnya, warga yang tinggal di desa-desa yang berjarak sekitar 5 kilometer dari titik api itu dievakuasi petugas pada Sabtu siang karena asap pekat akibat kebakaran menyelimuti permukiman mereka. Jika terus dihirup, asap tebal itu dikhawatirkan mengganggu kesehatan masyarakat.
”Kebutuhan konsumsi warga yang mengungsi sudah diurus dinas sosial setempat. Petugas kesehatan dari dinas kesehatan juga sudah mengecek dan terus memantau kondisi kesehatan warga di pengungsian,” imbuhnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Semarang Mediarso mengatakan, api turut membakar kawasan hutan pinus di Taman Nasional Gunung Merbabu dan lahan pertanian warga. Kebakaran juga memicu kerusakan pada pipa air bersih.
Perbaikan terhadap kerusakan pipa terus diupayakan petugas. Sembari menunggu proses perbaikan, BPBD menyalurkan bantuan berupa air bersih untuk meringankan beban masyarakat.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jateng Komisaris Besar Stefanus Satake Bayu Setianto mengatakan, pihaknya belum mengetahui penyebab pasti kebakaran. Penyelidikan masih dilakukan sembari terus membantu upaya pemadaman.
”Pamadaman dilakukan tim gabungan Polri, TNI, BPBD, Damkar, dan sukarelawan. Dari Kepolisian Resor Semarang ada 30 personel yang diterjukan untuk membantu pemadaman,” ucap Mediarso.