Surabaya Pasar Menantang dan Menjanjikan bagi Ritel Busana Olahraga
Komunitas olahraga sekaligus pasar konsumsi gaya hidup yang berkembang menjadikan Surabaya menantang dan menjanjikan bagi bisnis ritel busana olahraga.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Komunitas olahraga di Surabaya, ibu kota Jawa Timur, eksis dan berkembang. Situasi ini menjadi peluang menjanjikan sekaligus menantang bagi bisnis ritel busana olahraga.
Surabaya berpopulasi 3 juta jiwa dan dianggap sebagai metropolitan terkemuka di Indonesia setelah Jakarta (Ibu Kota). Dalam olahraga nasional, posisi Surabaya tidak bisa diabaikan karena turut mengiringi perjalanan prestasi bangsa dan negara. Sejak masa kolonial Hindia-Belanda, di Surabaya telah hadir klub-klub sekaligus komunitas-komunitas olahraga yang turut membentuk karakter masyarakat berolahraga.
Seiring dengan perkembangan hobi masyarakat berolahraga, dunia usaha menyambut dengan membangun atau meresmikan toko, gerai, ritel baru khusus kelengkapan olahraga. Dengan demikian, kelengkapan olahraga bisa didapat di suatu toko di tepi jalan, dalam pasar, pertokoan, hingga pusat belanja. Produknya beragam dan menjadi pilihan konsumen, yakni warga Surabaya dengan spektrum ekonomi dan sosial yang lebar.
Salah satu ritel dan terkini yang buka dan beroperasi sejak Kamis (26/10/2023) ialah JD Sports di Pakuwon Mall, Surabaya Barat, yang dekat dengan perumahan kaum elite dan super kaya. Keberadaan ritel busana olahraga itu melengkapi kehadiran usaha sejenis, antara lain Puma, Reebok, Kettler, Sport Station, Life Fitness, Asics, Decathlon, dan Skechers di pusat belanja tersebut.
JD Sports ialah gerai besar yang dikelola oleh PT JD Sports Fashion Indonesia, usaha bersama Erajaya Active Lifestyle (Eral) dan JD Sports Fashion plc. Eral atau PT Sinar Eka Selaras Tbk merupakan entitas anak usaha Erajaya Group dalam pemasaran, penyaluran, dan jaringan ritel gaya hidup, internet of things (IoT) dan ekosistemnya, serta smart home. JD Sports ialah jenama multinasional busana olahraga yang berbasis di Inggris sejak 1981. Di seluruh dunia terdapat lebih dari 800 gerai JD Sports, sedangkan di Indonesia terdapat 10 toko dengan pembukaan terkini di Surabaya.
Menurut Direktur JD Sports Fashion Indonesia Djohan Sutanto, Surabaya dinilai strategis bagi ekspansi bisnis ritel busana olahraga. Dari 10 ritel JD Sports di Indonesia, delapan ada di Ibu Kota (Jakarta), sedangkan lainnya di Medan dan Surabaya. Keberadaan gerai untuk melayani pelanggan setia di Jawa bagian timur yang menjangkau kawasan Indonesia tengah dan timur.
Djohan melanjutkan, JD Sports menghadirkan produk jenama olahraga terkemuka dunia, yakni Nike, Air Jordan, Adidas, New Balance, Puma, Crocs, Vans. Jenama-jenama itu juga membuat produk eksklusif dan terbatas bagi distribusi di JD Sports. Selain itu, juga terdapat produk jenama eksklusif yang dikembangkan JD Sports, yakni McKenzie, Pink Soda Sport, Supply & Demand, dan Sonneti. ”Pasar di Surabaya menjanjikan dan diyakini berkembang,” katanya.
Sebelumnya, Februari 2023, kemitraan Decathlon dan PT Cathlon Raga Indo membuka gerai pertama di Jatim, yakni Decathlon Surabaya di Pakuwon Mall. Ini kelanjutan dari ekspansi di Jakarta, Banten, Jabar, Jateng, dan Yogyakarta.
Menurut Presiden Direktur Cathlon Raga Indo Sanveer Gille ketika itu, pembukaan gerai Decathlon Surabaya untuk menjangkau masyarakat olahraga, termasuk di Jatim yang ingin gaya hidup bugar dan sehat. Untuk itu, masyarakat diyakini membutuhkan kelengkapan olahraga yang memadai. Decathlon mengklaim menghadirkan lebih dari 5.000 alat dan kelengkapan dari 80 jenis olahraga untuk masyarakat.
Pasar di Surabaya menjanjikan dan diyakini berkembang.
Secara terpisah, Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jatim Sutandi Purnomosidi mengatakan, ritel kelengkapan olahraga termasuk andalan dan daya tarik bagi suatu mal untuk menarik minat pengunjung setia.
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pernah mengatakan, komunitas olahraga terus eksis dan berkembang. Surabaya menjadi salah satu tujuan pelaksanaan event olahraga, antara lain lari sepeda, hingga kejuaraan nasional dan internasional.
Dalam konteks olahraga, masyarakat menjadi konsumen kelengkapan, termasuk dari jenama-jenama terkemuka. Inilah yang, menurut Eri, berkelindan dengan pertumbuhan ekonomi dalam investasi atau penanaman modal bisnis. ”Dengan banyaknya event olahraga kian menegaskan bahwa Surabaya tetap terkemuka dalam perjalanan olahraga nasional,” kata Eri.
Menurut catatan pemerintah, sampai dengan semester 1 tahun ini, di Surabaya telah menerima investasi senilai Rp 19,92 triliun. Senilai Rp 10,5 triliun merupakan investasi dalam negeri dan Rp 7,92 triliun ialah penanaman modal usaha mikro kecil (UMK). Investasi asing cuma Rp 1,51 triliun. Situasi ini menandakan, pergerakan ekonomi lokal, regional, dan domestik di Surabaya menjanjikan.