Satu Bayi Kembar Siam di Bandung Meninggal, Seorang Lainnya Dirawat Intensif
Operasi pemisahan bayi Hasan dan Husein di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, berhasil dilaksanakan. Namun, Hasan tidak bisa melewati masa kritis dan meninggal. Para dokter turut merasakan duka dan kehilangan.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Satu bayi kembar siam bernama Hasan meninggal sehari setelah operasi pemisahan tubuh di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat, Selasa (24/10/2023). Pihak rumah sakit berbelasungkawa dan mengupayakan kestabilan kondisi Husein, saudara kembar siam Hasan, yang masih dirawat intensif.
Ketua Tim Penanganan Kembar Siam RSHS Dikky Drajat menyatakan, Hasan meninggal sehari setelah operasi pada Senin lalu. Operasi pemisahan tubuh Hasan dan Husein dilakukan sekitar pukul 07.30 dan berlangsung 7 jam 51 menit. Ada 90 tenaga profesional yang terlibat, termasuk 30 dokter.
Dikky menjelaskan, operasi dilakukan untuk memisahkan dempet di bagian perut dan dada dengan istilah medis conjoint twins thoraco-omphalopagus. Di bagian organ dalam, dempet atau fusi terjadi di tulang dada depan, selaput jantung, dan lever atau hati yang bersatu di bagian depan berukuran 12 sentimeter x 8 sentimeter.
Operasi pemisahan bagian ini, ujarnya, menjadi sangat rumit karena berdampak pada kondisi organ tubuh kedua bayi. Meskipun Hasan dan Husein masing-masing memiliki selaput jantung dan lever, pemisahan tersebut menimbulkan lubang atau luka yang cukup dalam.
Pembiusan dan anestesi juga menjadi tantangan karena dilakukan untuk dua individu berbeda. Menurut Dikky, hal tersebut memerlukan pertimbangan matang yang harus dipersiapkan jauh-jauh hari sehingga persiapan operasi ini memakan waktu berbulan-bulan.
”Ketika dipisahkan, masing-masing organ memiliki perubahan sehingga berpengaruh pada beberapa metabolisme tubuh. Itu butuh adaptasi hingga masa kritis terlewati. Semua memiliki risiko pasien tidak bertahan, bahkan beberapa lama setelah operasi,” ujarnya dalam jumpa pers di RSHS, Rabu (25/10/2023).
Setelah operasi, kedua bayi yang dipisahkan ini mendapatkan perawatan intensif. Namun, pada Selasa pukul 12.30, Hasan meninggal. Sementara saudaranya, Husein, belum melewati fase kritis dan masih mendapatkan perawatan. Namun, Husein sudah menunjukkan tanda-tanda lebih baik, seperti demam yang mulai turun dan tubuh yang memberi respons.
”Masa kritis belum terlewati. Tetapi, sudah ada kemajuan. Mata sudah terbuka, sudah ada respons, tekanan darah juga relatif bagus, saturasi juga bagus. Tadi juga sudah echocardiography (prosedur pemeriksaan jantung), hasilnya bagus, tapi masih perlu pembiasaan,” katanya.
Direktur Utama RSHS Jimmy Panelewen turut berbelasungkawa atas meninggalnya Hasan dan berupaya merawat Husein hingga kondisi stabil. Dia berujar, kondisi ini juga memberikan dampak psikologis kepada para dokter karena mereka merasa kehilangan.
”Kepada para dokter, saya memosisikan diri memberikan dukungan secara psikologis. Jangan hilang semangat, tugas RSHS masih banyak. Apalagi, kami tidak tahu bagaimana kondisi pasien ke depan dan tidak menguntungkan. Kami harus hadir dan berupaya keras menjawab apa yang menjadi ekspektasi dari masyarakat Jabar,” ujarnya.
Jimmy juga mengapresiasi RSHS yang telah melakukan operasi kembar siam hingga 13 kali. Namun, empat kasus di antaranya berdampak pada meninggalnya bayi dan terdapat satu kasus yang berujung pada kedua bayi meninggal.
”Kasus ini sangat menantang karena risiko yang dihadapi tim medis. Ini tidak membuat kami mundur karena memiliki manfaat lebih banyak dan harus diambil oleh RSHS,” katanya.