Adik Bacok Kakak hingga Tewas di Indramayu, Motifnya Diduga Sakit Hati
Kasus pembunuhan yang korban dan pelakunya masih keluarga kembali terjadi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Kali ini, seorang adik tega membacok kakaknya hingga tewas karena diduga sakit hati.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Kasus pembunuhan yang korban dan pelakunya masih keluarga kembali terjadi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Kali ini, seorang adik tega membacok kakaknya hingga tewas karena diduga sakit hati. Polisi telah menangkap pelaku dan terus mendalami motifnya.
Kepala Kepolisian Resor Indramayu Ajun Komisaris Besar Fahri Siregar mengatakan, kasus pembunuhan itu terjadi di Blok Pasar, Desa Kerticala, Kecamatan Tukdana, Senin (23/10/2023) sekitar pukul 17.00 WIB. Saat itu, jajaran Polsek Tukdana menerima laporan penganiayaan yang menyebabkan korban tewas.
Polisi pun langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). ”Setelah melakukan interogasi terhadap saksi-saksi, diketahui tersangka penganiayaan tersebut adalah adik korban, yang posisinya tidak jauh dari TKP. Kami menangkap pelaku dan sudah dibawa ke polres,” katanya, Selasa (24/10/2023).
Dari keterangan yang dihimpun polisi, lanjut Fahri, kasus itu berawal saat tersangka berinisial S (43) terlibat cekcok dengan korban yang juga kakak kandungnya, Nurlaela Binti Carga (44). ”Menurut keterangan tersangka, cekcok dikarenakan korban sering menjelek-jelekkan istrinya,” ucapnya.
Setelah adu mulut, tersangka langsung mengambil golok di rumahnya, yang masih bersebelahan dengan kediaman korban. Buruh serabutan itu lalu mengejar korban sambil mengacungkan golok. Sempat berlari sekitar 30 meter, ibu satu anak itu terjatuh. S pun membacok korban yang tertelungkup.
”Berapa jumlah bacokan, saat ini kami masih menunggu hasil otopsi. Yang terlihat pada saat olah TKP awal, (luka) itu ada di tangan, punggung, dan di dada ada beberapa tusukan,” ungkapnya. Saat kejadian, katanya, ada dua warga yang menyaksikan dan melerai. Namun, nyawa korban tak terselamatkan.
Pihaknya telah menahan tersangka di Markas Polres Indramayu. Adapun barang bukti yang dikumpulkan penyidik, antara lain, golok pelaku, sandal korban, serta keterangan sejumlah saksi. Jenazah korban saat ini masih menjalani otopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Indramayu sebelum dimakamkan.
Menurut keterangan tersangka, cekcoknya dikarenakan korban sering kali menjelek-jelekkan istrinya.
Fahri mengatakan, tersangka dan korban memang kerap berseteru. Namun, polisi masih mendalami alasan tersangka yang mengaku sakit hati karena korban kerap menjelek-jelekkan istrinya. ”Ini belum menjadi kesimpulan motif. Kami akan tetap menggali terkait motif ini,” ungkapnya.
Pihaknya tidak menutup kemungkinan adanya dugaan pembunuhan berencana karena tersangka sempat mengambil golok sebelum membacok ibu rumah tangga itu hingga tewas. Fahri juga akan berkoordinasi dengan penyidik terkait pemeriksaan kejiwaan tersangka yang tega membunuh kakaknya.
”Dari hasil pemeriksaan tersangka oleh penyidik, kami lihat sebenarnya (S) masih cukup jelas memberikan keterangan,” ungkapnya. Pihaknya juga belum menemukan adanya indikasi motif perebutan harta warisan dalam kasus itu. Namun, Fahri akan menangani kasus ini sesuai ketentuan.
Untung Selamat (35), adik korban dan tersangka, mengakui, kakak pertama dan keduanya itu kerap bertengkar. Namun, ia tidak bisa memastikan penyebabnya, termasuk dugaan korban menjelek-jelekkan istri tersangka. ”Kalau itu enggak tahu. Cekcoknya karena masalah keluarga,” ucap anak keempat dari lima bersaudara ini.
Untung yang tinggal di desa lain pun kerap menerima telepon dari tetangga ketika korban bertengkar dengan tersangka. ”Katanya ada pertengkaran lagi. Saya sudah biasa dengar cekcok mulut itu. Jadi, biarin aja. Tapi, saya enggak kepikiran kejadian kemarin sampai sefatal ini,” ungkapnya.
Peristiwa ini menambah daftar panjang kasus pembunuhan yang masih satu keluarga. Sebelumnya, Polres Indramayu juga meringkus N (43) yang diduga kuat menjadi otak pembunuhan anak kandungnya, MR (13), awal Oktober lalu. Kakek dan paman korban, yang berinisial W (70) dan S (24), juga ikut terlibat.
Dari penyidikan polisi, W dan S melukai korban, sedangkan N membuang MR ke saluran irigasi di Kecamatan Anjatan dalam kondisi tangan terikat serta luka di sejumlah bagian tubuh. Menurut polisi, motif pembunuhan itu diduga karena tersangka, yang sudah bercerai dengan ayah korban, mengklaim bahwa MR kerap membuat masalah.