Simulasi tanggap bencana tsunami dan buku ajar berisi materi Geopark Kebumen disiapkan untuk dikenalkan kepada warga.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
KEBUMEN, KOMPAS – Pemerintah Kabupaten Kebumen memopulerkan Taman Bumi atau Geopark Kebumen lewat buku ajaran muatan lokal ke siswa dari TK hingga SMP. Selain menjadi bagian dari dari ilmu pengetahuan, buku ini juga bisa menjadi bagian dari kesadaran dan kesiapan akan bencana.
Buku ajaran itu berisi kekayaan alam, seni budaya, dan keanekaragaman hayati tentang Geopark Karangsambung-Karangbolong atau Geopark Kebumen. Ada pula latihan simulasi tanggap bencana tsunami yang diikuti warga.
Kawasan taman bumi ini memiliki beragam morfologi, mulai dari perbukitan, lembah, dataran, hingga pantai. Wilayahnya mencakup 117 desa di 12 kecamatan di Kebumen. Di taman bumi ini terdapat 59 situs utama yang terdiri dari 41 situs geologi (geosite), 8 situs biologi, dan 10 situs budaya.
Karangsambung sampai Karangbolong memiliki enam periode sejarah geologi sejak 117 juta tahun lalu hingga sekarang (Kompas.id, 16/8/2020).
General Manager Geopark Kebumen Sigit Asmodiwongso, Senin (23/10/2023), mengatakan, timnya mencoba untuk lebih holistik dalam memperkenalkan geopark Kebumen. ”Pertama adalah soal wisata berkelanjutan. Kedua adalah pengembangan dari pembelajaran pusat ilmu kebumian. Ketiga, kami ingin mewujudkan geopark yang tangguh bencana,” katanya.
Tiga buku ajar muatan lokal tentang Geopark Kebumen disusun oleh Komunitas Literasi Sekolah Kabupaten Kebumen bagi jenjang taman kanak-kanak, sekolah dasar, dan sekolah menengah pertama. ”Untuk buku jenjang SMP, ada 40 halaman. Jenjang SD ada 30 halaman dan untuk TK ada 20 halaman,” kata Ketua Komunitas Literasi Sekolah Kabupaten Kebumen Aris Margono.
Aris, yang juga menjadi penanggung jawab buku untuk jenjang SMP, menyampaikan, buku-buku ini mengandung tiga isi tentang Geopark Kebumen, yaitu meliputi keragaman geologi (geodiversity), keragaman hayati (biodiversity), dan keragaman budaya (culturediversity). Selain itu, dituliskan pula aspek sosial-ekonomi Geopark Kebumen yang sebelumnya disebut Geopark Karangsambung-Karangbolong ini.
Adapun program geopark tangguh bencana, kata Sigit, merupakan kerja sama dengan tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen serta desa-desa wisata di pesisir pantai untuk menggelar simulasi bencana tsunami di pesisir selatan Kebumen akhir bulan ini. ”Hal ini terkait dengan antisipasi dengan adanya potensi gempa megathrust di selatan Jawa,” kata Sigit.
Kepala BPBD Kebumen Haryono Wahyudi mengatakan, dengan panjang garis pantai di Kebumen yang mencapai 56 kilometer, area ini termasuk dalam area rawan bencana tsunami. Di jalur ini sudah terdapat 23 sirene peringatan dini tsunami.
Simulasi kebencanaan tsunami yang akan digelar akhir Oktober ini akan melibatkan 1.150 orang. ”Ada delapan desa yang dilibatkan dan tiga sekolah. Gladi ini sebagai kegiatan bersama meliputi gladi ruang, gladi posko, dan gladi lapangan,” ujarnya.
Menurut Haryono, pelaksanaan simulasi itu akan melibatkan desa-desa dari tiga kecamatan seperti Puring, Petanahan, dan Klirong. ”Untuk tempat evakuasi akhir sudah ada plot-plotnya, tetapi kami asumsikan memakai tempat-tempat yang termasuk zona hijau atau tidak terkena dampak. Jaraknya tergantung wilayahnya, rata-rata 3 kilometer dari bibir pantai,” tuturnya.
Selain simulasi kebencanaan tsunami, ujar Sigit, lagu-lagu untuk anak-anak untuk meningkatkan kewaspadaan juga disiapkan. ”Kami juga mengintensifkan kesiapsiagaan di sekolah-sekolah lewat para guru. Seperti di Jepang, anak-anak bisa menyanyi: ’jika gempa datang, pergi ke bawah meja. Jika gempa datang, jauhilah kaca’,” ujarnya.
Program lain yang juga disiapkan Geopark Kebumen adalah merancang stiker atau penanda di rumah-rumah yang di sana terdapat anggota keluarga yang rentan seperti warga lansia, anak balita, dan ibu hamil. ”Jadi tim SAR bisa memprioritaskan tempat-tempat mana yang perlu perlakuan khusus,” katanya.
Sigit juga menyampaikan, anak-anak muda yang tergabung dalam Geopark Youth Forum dilibatkan untuk menyebarkan informasi dan kampanye-kampanye terkait dengan taman bumi ini. Total forum anak muda ini mencapai 140 orang.
Seperti di Jepang, anak-anak bisa menyanyi: ’jika gempa datang, pergi ke bawah meja. Jika gempa datang, jauhilah kaca’.
Bupati Kebumen Arif Sugiyanto menambahkan, pihaknya menganggarkan Rp 1,5 miliar untuk pengembangan Geopark Kebumen ini. Seperti diketahui, pemerintah setempat masih terus berusaha menggenjot sejumlah perbaikan dan pengembangan aneka program supaya Geopark Kebumen bisa masuk dalam UNESCO Global Geopark.