Wapres: Perbanyak Narasi Kerukunan di Tahun Politik
Wapres Ma'ruf Amin meminta semua calon menjaga perdamaian pada Pilpres 2024. Potensi keterbelahan masyarakat dinilai masih besar. Ma’ruf mengajak semua pihak memperbanyak narasi kerukunan dan menghindari permusuhan.
Oleh
NINA SUSILO, NIKSON SINAGA
·4 menit baca
DELI SERDANG, KOMPAS — Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta semua calon dan tim sukses menjaga perdamaian pada Pemilihan Presiden 2024. Potensi keterbelahan masyarakat dinilai masih besar. Semua pihak agar memperbanyak narasi kerukunan dan menghindari narasi permusuhan dan kebencian.
”Ikrar merajut keberagaman Nusantara menjadi sangat penting dan relevan karena dilakukan pada saat yang tepat, yaitu hari pertama pendaftaran capres dan cawapres. Kalau kita tidak jaga, tidak rawat, berpotensi membuat terbelahnya bangsa ini,” kata Ma'ruf di Gedung Serbaguna Sumatera Utara, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (19/10/2023).
Ma’ruf menyampaikan hal tersebut dalam acara Ikrar Merajut Perdamaian Nusantara dari Sumatera Utara yang diselenggarakan Jam’iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI). Acara itu bertepatan dengan dimulainya masa pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden di Komisi Pemilihan Umum, Jakarta.
Hari ini, pasangan calon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar telah didaftarkan oleh Koalisi Perubahan yang terdiri dari Partai Nadem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sementara Ganjar Pranowo-Mahfud MD telah didaftarkan oleh PDI Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Perindo.
Wapres berharap kontestasi pemilu yang berlangsung setiap lima tahun tidak mengganggu persatuan dalam keberagaman yang sudah berlangsung di Tanah Air selama berabad-abad. Keberagaman membuat Indonesia sebagai bangsa besar. Namun, ini bisa menjadi bumerang apabila tidak dirawat.
Dalam sambutannya, Wapres menganalogikan hoaks sebagai kentut setan yang memecah belah persahabatan tiga santri. Dikisahkan, ketiga santri selalu bergantian menjadi imam dan makmum. Suatu ketika setan kentut membuat semua saling mencurigai. Kerukunan pun goyah.
Sembari berseloroh, Wapres mengatakan, ada kentut setan tingkat RT, tingkat RW, kelurahan, kabupaten, provinsi, bahkan nasional. Masyarakat diharap saring sebelum sharing informasi. ”Yang paling bahaya kalau setan yang kentut tingkat nasional. Karena itu, hati-hati dengan kentut setan. Hoaks itu kentut setan,” tutur Wapres lagi.
Untuk mewujudkan komitmen kebangsaan, semua calon presiden, calon wapres, dan tim sukses diajak untuk menggaungkan persatuan dalam keberagaman seperti yang dilakukan JBMI. Para kontestan pemilu harus membuat pakta integritas untuk tidak mengeluarkan ucapan, tindakan, provokasi, dan narasi yang mengarah pada konflik ataupun kebencian.
”Pendukung masing-masing pihak jangan ada saling menghina. Mereka boleh menjual calonnya, tetapi tidak menjelekkan calon yang lain,” tutur Wapres saat memberikan keterangan kepada wartawan seusai acara.
Yang paling bahaya kalau setan yang kentut tingkat nasional. Karena itu, hati-hati dengan kentut setan. Hoaks itu kentut setan.
Para pimpinan parpol juga diharap menjaga pemilu berjalan baik, bersih, dan jujur. Hal ini perlu didukung penyelenggara pemilu, yakni KPU, Badan Pengawas Pemilu, dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu yang betul-betul adil dan berpegang pada aturan. ”Jangan ada pemihakan. Kalau tidak, akan terjadi protes-protes,” ujar Wapres.
Aparatur sipil negara ataupun pemerintah daerah juga harus bersikap netral. Demikian pula aparat keamanan harus bekerja secara netral dan tidak berpihak pada salah satu kontestan. Kalau semua ini bisa dilakukan dengan baik, Pemilu dan Pilpres 2024 berjalan baik, tidak ada konflik, dan selamat.
Dalihan Na Tolu
Wapres mengingatkan, Indonesia sebagai bangsa yang dikaruniai keberagaman tidak lepas dari potensi ancaman, gesekan, ataupun konflik yang bisa berujung pada perpecahan. Oleh sebab itu, Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan simbol komitmen bangsa semestinya dihayati dan dijalani dalam kesatuan ikhtiar untuk maju bersama.
Selama ini, keberagaman sudah terjaga oleh nilai-nilai luhur yang melekat dalam kehidupan masyarakat secara turun temurun. Falsafah Batak, Dalihan Na Tolu, misalnya, dilandasi prinsip saling menghormati, menghargai, dan menyayangi sesama anak bangsa dan menjadi modal sosial masyarakat Sumut.
Nilai ini yang disebut Wapres sebagai bingkai kerukunan sekaligus ajakan bagi seluruh umat untuk senantiasa menjaga toleransi dan kerukunan di tengah perbedaan. Kearifan lokal, seperti Dalihan Na Tolu, menjadi bagian dari bingkai sosiologis. Adapun tiga bingkai kerukunan bangsa lainnya adalah bingkai politis, yuridis, dan teologis.
Nilai-nilai warisan leluhur ini juga perlu dikuatkan untuk menghadapi tantangan besar seperti dampak negatif dari kemajuan teknologi. Keterbukaan dan kebebasan berekspresi di ruang publik, termasuk di media sosial, kerap dicemari dengan hoaks dan ujaran kebencian yang memicu perselisihan. Mestinya, semua tetap disampaikan secara santun tanpa meninggalkan nilai etika dan budaya.
Ketua Umum JBMI H Arif Rahmansyah Marbun mengatakan, fondasi kebinekaan Indonesia akan diuji kembali dalam Pilpres dan Pemilu 2024. Ikrar Merajut Keberagaman yang mereka gelar menjadi ikhtiar untuk merawat keberagaman dan menjaga nilai-nilai luhur. ”Perbedaan pilihan politik jangan membuat kita menjadi terpecah belah dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Ikrar itu dilaksanakan dengan penandatanganan lima butir bertajuk ”Merajut Keberagaman dengan Semangat Pancasila dan Spirit Dalihan Na Tolu untuk Nusantara”. Di hadapan Wapres, para pemimpin umat lintas agama mengucapkan dan menandatangani ikrar tersebut.
Penjabat Gubernur Sumut Hassanudin menyebut, kegiatan tersebut sangat bermanfaat dalam merawat rasa toleransi sesama anak bangsa, suku, agama, ras, dan budaya. ”Kebinekaan jangan dipandang sebagai sumber perbedaan, tetapi sebagai energi permersatu,” katanya.