Peringatan Hari Rabies Sedunia jadi momentum meningkatkan kewaspadaan akan penularan virus dari hewan ke manusia. Warga diimbau periksa rutin hewan peliharaannya.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Penyakit rabies membahayakan manusia sehingga hewan pembawa penyakit ini perlu dipantau. Vaksinasi rabies untuk hewan hingga edukasi kepada pemilik hewan peliharaan diperkuat untuk mencegah virus itu muncul di Kota Bandung, Jawa Barat.
”Kami imbau masyarakat yang memelihara hewan-hewan tersebut untuk rutin memeriksanya dan memberikan vaksinasi rabies,” ujar Eric M Attauriq, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Bandung, dalam peringatan Hari Rabies Sedunia di Bandung, Minggu (8/10/2023).
Ia mengatakan, pemerintah terus memantau hewan yang berpotensi menyebarkan virus rabies. Pembawa dari virus tersebut adalah hewan berdarah panas, seperti anjing, kucing, kera, dan musang.
Tidak hanya membahayakan hewan, jika tertular pada manusia, rabies bisa menyebabkan kematian. Pencegahan persebaran penyakit ini perlu dilakukan meskipun belum ditemukan kasus rabies di Kota Bandung. Kota itu telah mendeklarasikan diri sebagai Kota Bebas Rabies tahun 2022 silam.
Menurut Eric, virus rabies dapat menyerang sistem saraf pusat sehingga berbahaya bagi manusia, bahkan bisa menyebabkan kematian.
Pihaknya telah memiliki program Layanan Manajemen Keselamatan Hewan Terintegrasi (Laman Hati) untuk masyarakat. Layanan ini meliputi pendataan, sosialisasi, vaksinasi, hingga komunikasi kepada seluruh pihak terkait kesadaran kesehatan hewan.
Infografik Statis Rabies
Program ini juga melakukan pengawasan populasi hingga menyediakan unit reaksi cepat untuk penanganan masyarakat. Eric berujar, Laman Hati diharapkan bisa membangun manajemen kesehatan hewan yang baik di Kota Bandung.
Rina (27), pemilik kucing dari Kopo, Kota Bandung, berharap pemerintah juga mengawasi dan memberikan vaksinasi kepada hewan liar. Apalagi, kucing peliharaannya sering berinteraksi dengan kucing lainnya di luar ruangan.
”Kucing saya biasanya main di luar, dan sering bertemu dengan kucing lainnya. Kadang mereka berkelahi. Takutnya, kalau ternyata ada yang terkena rabies, kucing saya bahkan kami di rumah yang terkena dampaknya,” kata Rina.
Peringatan Hari Rabies Sedunia juga dilaksanakan Pemerintah Jabar di Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (7/10/2023). Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin menyatakan, peringatan ini menjadi momentum untuk menguatkan jejaring kerja terkait permasalahan rabies.
Strategi pengendalian rabies yang dilaksanakan secara efektif mampu membuat Jabar terbebas dari rabies tahun 2024. Sebelumnya, berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar, kasus rabies di provinsi ini terakhir dilaporkan pada tahun 2020.
Hingga September tahun ini, kasus gigitan sudah mencapai 113.000 dengan kematian 94 kasus.
Pada tahun tersebut, tiga hewan peliharaan di Kabupaten Bandung Barat mati akibat rabies. Sementara itu, berdasarkan data Dinas Kesehatan Bandung, kasus rabies yang menyerang manusia di Jabar terakhir ditemukan di Kabupaten Sukabumi tahun 2016.
”Saya berharap strategi pengendalian rabies dapat dilaksanakan secara efektif. Momentum ini juga diharapkan bisa memperbarui komitmen kita semua dalam memahami pentingnya mencegah rabies,” ujarnya.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu menyatakan, penyakit rabies di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Karena itu, antisipasi dan penanganan penyakit ini perlu dipahami masyarakat.
”Setiap tahun rata-rata gigitan mencapai di atas 86.000 dengan angka kematian 86-90 kasus per tahun. Hingga September tahun ini, kasus gigitan sudah mencapai 113.000 dengan kematian 94 kasus,” ujarnya.