Rumah Aman Disiapkan bagi Penyintas Karhutla di Kalsel
Rumah aman bagi penyintas disiapkan di Kalsel. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kondisi darurat bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARBARU, KOMPAS — Rumah aman bagi penyintas disiapkan untuk mengantisipasi kondisi darurat bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Selatan. Prioritas utamanya untuk kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan lansia.
Saat ini, asap karhutla mulai berdampak buruk bagi kesehatan warga di Kalsel. Hal itu ditandai dengan meningkatnya kasus infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA.
Berdasarkan data Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pelayanan Krisis dan Epidemi Kesehatan Kalsel, ada tren peningkatan kasus ISPA dan pneumonia setelah muncul kabut asap akibat karhutla akhir-akhir ini.
Dari minggu ke-37 ke minggu ke-38 terjadi penambahan 128 kasus ISPA dan kasus pneumonia 10 kasus di 13 kabupaten/kota di Kalsel. Secara kumulatif, hingga minggu ke-38 tercatat 5.713 kasus ISPA dan 326 kasus pneumonia.
Kepala Bidang Penanganan Bencana Dinas Sosial Kalsel Achmadi mengatakan, kabut asap berpotensi parah jika tidak ada hujan dengan intensitas tinggi dan durasi cukup lama hingga beberapa waktu ke depan. Jika itu terjadi, tidak tertutup kemungkinan akan berlaku tanggap darurat di Kalsel.
”Untuk mengantisipasi terjadinya kondisi darurat bencana kabut asap di Kalsel, kami sudah menyiapkan rumah aman (safe house) bagi kelompok rentan (anak-anak, ibu hamil, dan lansia),” katanya di Banjarbaru, Minggu (8/10/2023).
Achmadi menyebutkan, ada dua tempat yang disiapkan sebagai rumah aman bagi penyintas bencana kabut asap. Tempat itu adalah Panti Sosial Mulia Satria di Banjarbaru dan Kantor Dinsos Kalsel di Banjarmasin.
Panti Sosial Mulia Satria bisa menampung sekitar 500 orang. Sementara Kantor Dinsos Kalsel bisa menampung sekitar 300 orang.
”Rumah aman pernah kami siapkan saat bencana kabut asap tahun 2015. Tahun ini, apabila kondisinya parah, kami sudah siap,” ujarnya.
Untuk menjamin kebutuhan penyintas bencana kabut asap di rumah aman nantinya, Dinsos bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kalsel. Dinsos akan membuka dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum para penyintas. Sementara Dinkes menyediakan tenaga medis, oksigen, dan obat-obatan.
”Rumah aman tetap harus disiapkan pada saat kita semua masih berjuang meredakan karhutla. Mudah-mudahan bencana kabut asap dan karhutla cepat reda sehingga rumah aman tidak perlu digunakan,” katanya.
Kepala UPTD Pelayanan Krisis dan Epidemi Kesehatan Kalsel Sri Wahyuni membenarkan ada tren peningkatan kasus ISPA dan pneumonia di Kalsel akhir-akhir ini. Namun, penyakit tersebut sejauh ini tidak berakibat fatal atau menimbulkan kematian sehingga belum bisa dikatakan sebagai kejadian luar biasa.
”Untuk ISPA, semua fasilitas kesehatan bisa menanganinya. Jadi, tidak perlu rumah sakit khusus seperti kasus Covid-19,” ujarnya.
Menurut Sri, pihaknya juga gencar memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada warga di wilayah terdampak kabut asap parah. Selain diberi obat-obatan dan vitamin, warga juga diberi makanan tambahan seperti susu, roti, dan telur untuk peningkatan gizi masyarakat.
”Sejak pertengahan Mei, kami juga membagi-bagikan masker kepada warga untuk mencegah ISPA. Jumlah masker yang sudah dibagikan sampai Oktober ini sekitar 200.000 lembar,” ungkapnya.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor sebelumnya mengatakan, pembagian masker menjadi salah satu upaya mitigasi Pemprov Kalsel seiring semakin pekatnya kabut asap di beberapa daerah di Kalsel.
Ia pun mengimbau semua pihak memperkuat koordinasi dan komunikasi di masa-masa krisis seperti sekarang ini. ”Kita akan bergerak berjuang habis-habisan untuk mencegah bencana kabut asap dan dampaknya yang semakin meluas,” katanya.