Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan gambut di Kalimantan Selatan mengancam kesehatan warga karena kualitas udara sudah tidak sehat.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan gambut di Kalimantan Selatan mengancam kesehatan warga karena kualitas udara sudah tidak sehat. Warga dianjurkan untuk kembali mengenakan masker seperti pada masa pandemi Covid-19 guna mencegah penyakit infeksi saluran pernapasan akut.
Berdasarkan pengukuran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, indeks standar pencemar udara (ISPU) di Kalsel sudah masuk kategori tidak sehat. Pada Senin (2/10/2023), ISPU di Kota Banjarmasin tercatat sebesar 169 mikrogram per meter kubik dan di Kota Banjarbaru tercatat sebesar 113 mikrogram per meter kubik. Keduanya sudah berwarna kuning atau tidak sehat.
Kabut asap pun dirasakan mulai mengganggu aktivitas warga karena membuat mata perih. Warga juga mengeluhkan bau asap yang menyengat sampai masuk rumah, terutama pada malam dan pagi hari. Tidak sedikit warga mulai menderita batuk, pilek, dan sakit tenggorokan.
”Sudah beberapa hari ini saya batuk karena terpapar kabut asap. Anak saya juga batuk dan tidak enak badan sehingga terpaksa tidak masuk sekolah. Beberapa teman anak saya di sekolah juga izin dengan alasan sakit yang serupa,” ujar Santi (36), warga Banjarmasin.
Berdasarkan pantauan di beberapa daerah di Kalsel, kabut asap sangat pekat pada pagi hari sebelum pukul 07.00 Wita. Setelah matahari terbit, kabut asap berangsur menipis, lalu hilang. Namun, kabut asap kembali turun saat malam hari dan bertahan hingga pagi. Sementara itu, pada siang hingga sore hari, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di sejumlah lokasi.
Mengingat kualitas udara sudah tidak sehat dan berisiko bagi warga, gerakan pembagian masker gratis secara masif kepada warga mulai dilakukan di empat kabupaten/kota di Kalsel, yaitu Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, dan Kabupaten Barito Kuala.
Sudah beberapa hari ini saya batuk karena terpapar kabut asap. Anak saya juga batuk dan tidak enak badan sehingga terpaksa tidak masuk sekolah.
Kepala Biro Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah Provinsi Kalsel Berkatullah mengatakan, pembagian masker gratis dilakukan secara serentak pada Senin (2/10/2023) di 50 titik, yang tersebar di Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar, dan Barito Kuala.
”Semua satuan kerja perangkat daerah Pemprov Kalsel dikerahkan untuk membagikan masker gratis kepada warga. Jumlah masker yang dibagikan lebih dari 100.000 lembar. Ini atas arahan langsung dari Bapak Gubernur,” katanya.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor saat Apel Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Banjarbaru, Senin, menyebutkan, pembagian masker ini sebagai salah satu upaya mitigasi Pemprov Kalsel seiring dengan semakin pekatnya kabut asap di beberapa daerah di Kalsel selama beberapa hari terakhir.
”Saat ini, kami memprioritaskan pengendalian bencana karhutla serta kekeringan dengan melaksanakan berbagai langkah-langkah strategis, termasuk pembagian masker,” katanya.
Sahbirin pun mengimbau agar semua pihak memperkuat koordinasi dan komunikasi di masa-masa krisis seperti sekarang ini. ”Kita akan bergerak berjuang habis-habisan untuk mencegah bencana dan dampaknya yang semakin meluas,” ujarnya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pelayanan Krisis dan Epidemi Kesehatan Kalsel Sri Wahyuni mengatakan, pembagian masker secara gratis kepada warga akan terus dilakukan dalam upaya menjaga kesehatan masyarakat dari paparan asap karhutla. Bahkan, pihaknya sudah membagi-bagikan masker secara gratis sejak awal Mei 2023.
”Kami rutin membagikan masker kepada warga yang terdampak karhutla. Dengan ini, kami juga menganjurkan warga kembali memakai masker jika keluar rumah atau beraktivitas di luar rumah untuk mencegah penyakit ISPA,” kata Sri.