Dihadiri Ribuan Orang, Jut Bio Rekatkan Persaudaraan Lintas Iman
Kirab Jut Bio di Kota Magelang digelar meriah dengan menampilkan sejumlah atraksi seni dan gerakan tari. Acara ini melibatkan warga dari berbagai kalangan instansi dan umat lintas iman.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Ritual Jut Bio atau kirab keliling kota yang diselenggarakan oleh Tempat Ibadah Tri Dharma Liong Hok Bio, Kota Magelang, Jawa Tengah, Minggu (1/10/2023), tidak sebatas menjadi acara ritual bagi umat Tri Dharma saja. Digelar meriah dengan melibatkan warga dari berbagai kalangan dan umat lintas iman, acara ini pun disambut antusias sebagai acara budaya universal bagi segenap masyarakat.
Kirab Jut Bio pada hari Minggu dilakukan dengan menyusuri jarak sekitar 5 kilometer di kawasan pusat kota Magelang. Sebagai ritual dari kelenteng, Jut Bio diagendakan dengan melibatkan umat Tri Dharma dari 102 kelenteng se-Jawa. Namun, di luar itu, kirab juga diikuti oleh rombongan dari Akademi Militer (Akmil) Magelang dan rombongan Gerakan Pemuda (GP) Ansor dari Kabupaten Magelang.
Rombongan peserta kirab dari tiap-tiap Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) tampak ikut menyertakan sejumlah seniman tari, yang juga menampilkan atraksi dan gerakan tari di sepanjang rute kirab.
Setiap rombongan dari berbagai kota tersebut juga tampil meriah dengan menampilkan atraksi liong serta membawa tandu dengan aneka macam hiasan. Tandu ini dimaksudkan sebagai sarana membawa patung dewa-dewa.
Setiap rombongan juga tampil meriah dan semarak dengan memainkan musik dari berbagai macam alat musik, seperti drum, kendang, dan tamborin. Sebagian peserta kirab perempuan juga tampak mengenakan hijab.
Biasanya, Jut Bio digelar untuk memeriahkan hari ulang tahun kelenteng. Namun, dalam perayaan di Kota Magelang kali ini, Jut Bio sengaja digelar sebagai bagian dari perayaan Kue Bulan, atau tradisi ritual masyarakat China Kuno yang biasa diperingati setiap tanggal 15 bulan ke-8 berdasarkan kalender lunar China.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Magelang Sofia Nur mengatakan, dengan keberagaman peserta kirab yang ditampilkan, Jut Bio menjadi simbol sebuah acara positif yang bisa melibatkan umat dari semua agama.
”Lewat acara ini, kita bisa melihat sendiri bahwa acara budaya sungguh bisa menjadi kegiatan yang semakin merekatkan rasa persaudaraan lintas iman,” ujarnya saat ditemui di sela-sela acara seremonial pembukaan kirab Jut Bio di TITD Liong Hok Bio, Kota Magelang, Minggu (1/10/2023).
Jut Bio adalah ritual kirab massal yang digelar setiap lima tahun sekali. Adapun kirab skala lokal yang biasa digelar tahunan adalah kirab perayaan Cap Go Meh.
Biasanya, Jut Bio digelar untuk memeriahkan hari ulang tahun kelenteng. Namun, dalam perayaan di Kota Magelang kali ini, Jut Bio sengaja digelar sebagai bagian dari perayaan Kue Bulan, atau tradisi ritual masyarakat China Kuno yang biasa diperingati setiap tanggal 15 bulan ke-8 berdasarkan kalender lunar China.
Tokoh ulama sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) di Kabupaten Magelang, KH Yusuf Chudlori atau yang akrab disapa Gus Yusuf, mengatakan, lepas dari maknanya sebagai bagian dari ritual kelenteng, Jut Bio adalah bagian dari pelestarian budaya masyarakat.
”Keterlibatan banyak orang, berbagai kalangan, dari berbagai agama, juga membuktikan bahwa Jut Bio adalah acara hajatan besar masyarakat Magelang,” ujarnya.
Acara Jut Bio ini juga berdampak luas, menggerakkan perekonomian masyarakat Kota Magelang dan sekitarnya. Selain meningkatkan kunjungan wisatawan, acara tersebut memacu peningkatan tingkat hunian hotel di Kota dan Kabupaten Magelang.
Pembina TITD Liong Hok Bio Kota Magelang David Herman Jaya mengatakan, sebagai acara yang sarat dengan nilai budaya, Jut Bio juga bermakna menjadi semacam ritual ruwat bumi, yang mendoakan beragam kebaikan untuk kehidupan negara dan bangsa di masa mendatang.
”Dengan kebersamaan ini, mari kita bersama berdoa untuk kebaikan. Semoga hujan turun pada waktunya, semoga panen melimpah, dan semoga pemilu berlangsung lancar,” ujarnya.