Putri Ariani meraih peringkat keempat dalam America’s Got Talent 2023. Jalan Putri menjajaki panggung dunia pun semakin terang.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·5 menit baca
Penyanyi disabilitas Indonesia, Putri Ariani, harus puas menduduki peringkat keempat dalam ajang pencarian bakat America’s Got Talent. Segala penampilan memukaunya sepanjang kompetisi belum mampu mengantarkan gadis bersuara emas itu menjadi kampiun. Walau begitu, jalan Putri menjajaki panggung-panggung besar dunia terasa semakin terang.
Alunan musik yang mengalun membawa suasana menegangkan dalam pergelaran America’s Got Talent (AGT) 2023, di Pasadena Civic Auditorium, Los Angeles, Amerika Serikat, Kamis (28/9/2023). Tinggal tersisa empat kontestan berdiri menunjukkan wajah yang resah. Keempat kontestan itu ialah Putri Ariani, Adrian Stoica and Hurricane, Anna Deguzman, dan Murmuration.
Komedian Terry Crews yang menjadi pembawa acara pada ajang itu memasang muka serius. Diiringi musik misterius, ia mengumumkan nama kontestan yang langkahnya mesti terhenti dalam kompetisi itu. Sesaat kemudian, nama Putri disebutkan secara lantang. Putri telah tersisih. Dia meraih peringkat keempat yang berhasil direngkuhnya.
Seisi studio heboh mendengar keputusan itu. Sorakan ”boo” sebagai ekspresi kecewa menggema. Wajah Putri tampak bingung. Ismawan Kurnianto, ayah Putri, langsung memeluk dan mengecup dahi anaknya itu. Putri mencoba tersenyum meski senyumnya terlihat kecut.
Tak terhenti
Ekspresi terkejut juga terlihat ketika kamera menyorot produser musik sekaligus juri ajang tersebut Simon Cowell. Sofia Vergara, aktris, ikut tercengang sambil melihat ke arah Simon. Kepada Simon, Terry sontak menanyakan mengenai keputusan itu. Lebih-lebih Simon adalah sosok yang memberikan golden buzzer sewaktu mengaudisi Putri dalam perlombaan tersebut.
”Pada akhirnya ini adalah sebuah kompetisi. Tetapi, biarkan saya memberi tahu sesuatu kepadamu, Putri. Tidak ada yang bisa memungkiri bahwa kamu adalah seorang yang luar biasa. Baik sebagai pribadi maupun penampil,” kata Simon diiringi sorakan kecewa penonton.
Menurut Simon, langkah bermusik Putri tidak begitu saja terhenti setelah gagal menjuarai perlombaan tersebut. Ia mengaku telah bekerja dengan banyak musisi yang tetap sukses meskipun kalah dalam ajang pencarian bakat. Besarnya talenta Putri akan membawa banyak hal besar di masa mendatang.
”Saya sangat meyakininya. Dalam hati saya, hal-hal besar juga akan terjadi padamu. Karena, seperti yang saya katakan sebelumnya, kamu adalah berlian,” kata Simon.
Oleh karena itu, Simon tidak pernah merasa kecewa telah memencet golden buzzer yang langsung mengantarkan Putri ke babak live show dalam ajang itu. Ia merasa, banyak juri lain akan melakukan hal serupa jika melihat cara Putri menyanyi.
Dalam penampilan terakhirnya, Putri berduet dengan penyanyi asal Inggris, Leona Lewis. Keduanya membawakan lagu berjudul ”Run” yang dipopulerkan oleh Leona. Meski Leona berstatus sebagai juara X-Factor Inggris 2006, Putri terlihat sama sekali tak gugup. Nada-nada tinggi ia nyanyikan lantang seakan tanpa cela. Simon tampak mengangguk-angguk takjub menyaksikan penampilan itu.
”Kamu seperti hadiah untuk dunia ini. Kamu menginspirasiku dengan suaramu. Saya merasa terhormat bisa menyanyi bersamamu. Nikmati saja setiap detik yang ada. Jangan pedulikan apa kata Simon,” kata Leona.
Pada babak final, Howie Mandell, juri AGT lainnya, mengaku kehabisan kata-kata untuk mengomentari setiap penampilan Putri. Menurut dia, Putri selalu bisa tampil istimewa. Pilihan-pilihan lagunya semacam tidak pernah keliru. Bahkan, ia berpendapat, apabila AGT 2023 adalah kontes menyanyi, Putri bisa menang dengan mudah.
Kamu seperti hadiah untuk dunia ini. Kamu menginspirasiku dengan suaramu. Saya merasa terhormat bisa menyanyi bersamamu. Nikmati saja setiap detik yang ada.
”Faktanya, kamu harus bersaing dengan bakat-bakat dari bidang lainnya. Kamu bersaing dengan banyak orang hebat. Maka, mari kita lihat siapa yang akan dipilih Amerika,” tandas Mandell, Rabu (27/9/2023).
Ternyata hasil voting mendudukkan Putri di peringkat ke-4 pada ajang pencarian bakat tersebut. Suara indah dan penuh penghayatan miliknya belum mampu membawanya ke podium tertinggi. Ia mesti mengakui pemilik bakat lainnya seperti sulap hingga menari yang memperoleh lebih banyak dukungan.
Batu loncatan
Kegagalan Putri menjuarai lomba direspons oleh pemimpin tempat Putri bersekolah, yakni Kepala SMK Negeri 2 Kasihan, atau Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta, Agus Suranto. Ia tak merasa kecewa meski anak didiknya belum bisa keluar sebagai pemenang pada ajang tersebut. Menurut dia, Putri sudah menunjukkan penampilan yang terbaik selama bertarung dalam kompetisi itu.
Di sisi lain, Agus memahami, Putri mengikuti ajang pencarian bakat yang pesertanya juga memiliki bakat-bakat lain yang sangat beragam. Itu menjadi tantangan tersendiri menilai mana bakat yang lebih unggul. Tidak ada ukuran yang cukup jelas. Apalagi ada proses voting yang menjadi penentu kemenangan dalam perlombaan.
”Bagaimana orang bernyanyi harus dipertandingkan dengan orang menari. Orang menari harus dipertandingkan dengan orang akrobat. Itu tidak mudah. Kita harus memaklumi juga karena voting itu tidak bisa dari Indonesia,” kata Agus.
Dalam pandangan Agus, panggung AGT sejatinya adalah batu loncatan bagi Putri. Penampilannya dalam ajang tersebut boleh dibilang sebagai pengakuan panggung dunia kepada Putri. Terlebih lagi Putri membuat Simon terkesima. Padahal, Simon adalah seorang produser musik yang paling sulit dipuaskan. Tidak jarang melontarkan kata-kata kejam jika tak menyukai suara kontestan.
Untuk itu, Agus menyebut Putri sebenarnya sedang dalam perjalanan menjadi penyanyi berkelas dunia. AGT menjadi sebuah jalan lapang nan terang yang mengantarkan gadis berkerudung itu ke panggung-panggung internasional lainnya. Pengakuan publik internasional boleh dilihat lewat sentuhan Putri di setiap lantunannya.
”Putri sudah menjadi juara dunia. Tidak perlu diucapkan lewat kata-kata. Tetapi, hati penonton yang mengakuinya. Mereka tersentuh, merinding, terharu, sampai menangis. Itu tidak terbantahkan,” kata Agus.
Sehari sebelumnya, Putri tampil dalam babak final. Ia membawakan lagu ciptaan Elton John dan Bernie Taupin berjudul ”Don’t Let The Sun Go Down on Me”. Decak kagum penonton hingga para juri menutup penampilannya malam itu. Istilah ”berlian kecil langka” terlontar dari mulut Simon untuk memuji sosok Putri.
Meski demikian, Putri tetap menjadi sosok sederhana dan rendah hati seperti yang dikenal teman-teman satu sekolahnya. Ia hanya mengucap terima kasih atas segala pujian. Dalam kesempatan itu, ia justru menyampaikan pesan bahwa mimpi bukan suatu hal mustahil untuk digapai.
”Saya percaya bahwa kita bisa, kita mampu, dan kita setara. Jadi, jangan takut untuk terus menggapai mimpimu. Mimpi kita akan tergapai jika kita memercayainya,” ujar Putri semringah.
Bakat Putri begitu besar. Dalam usia mudanya, ia menjajaki panggung yang sangat prestisius di tingkat internasional. Kehilangan penglihatan tak serta-merta membuat dunianya gelap gulita. Nada-nada indah selalu menuntunnya ke panggung yang terang dan penuh kilau cahaya.