Mobil Tangki Dikerahkan untuk Suplai Jutaan Liter Air Bersih di Makassar
Berkurangnya debit air dari lima instalasi pengolahan air PDAM Makassar membuat air bersih disuplai ke permukiman melalui kendaraan tangki air.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Pemerintah Kota Makassar, Sulawesi Selatan, mengerahkan kendaraan tangki untuk menyuplai air bersih di daerah yang terdampak parah kekeringan. Sejak sungai-sungai yang menjadi sumber air baku bagi PDAM Makassar mengering, air bersih sulit dialirkan ke rumah-rumah warga.
”Setiap hari armada tangki PDAM dan damkar (pemadam kebakaran) Makassar menyuplai air bersih ke titik-titik yang sudah sulit mendapatkan distribusi air melalui saluran pipa air. Saat ini debit air sudah berkurang dari kondisi normal sehingga di beberapa kawasan sulit dialirkan,” kata Beni Iskandar, Direktur Utama PDAM Makassar, Senin (25/9/2023).
Berdasarkan data PDAM Makassar, dari lima instalasi pengolahan air (IPA) yang ada, hampir semua mengalami penurunan debit air. Total debit air dalam kondisi normal dari lima IPA adalah 3.325 liter per detik. Saat ini, debitnya berkurang hingga menjadi 2.690 liter per detik. Lima IPA ini masing-masing IPA Ratulangi, Panaikang, Antang, Maccini Sombala, dan Somba Opu.
Dua sungai besar yang jadi sumber air baku PDAM Makassar adalah Sungai Leko Pancing di Kabupaten Maros dan Sungai Jeneberang di Kabupaten Gowa. Pantauan pada Bendung Leko Pancing dan Bendungan Bili-Bili beberapa waktu lalu menunjukkan kondisi bendung yang kering dan air jauh menyusut. Ini membuat air tak dapat lagi melewati bangunan pelimpah.
Sementara itu, berdasarkan data Pemerintah Kota Makassar hingga akhir pekan lalu, lebih dari 2 juta liter air telah didistribusikan ke 549 lokasi di Kota Makassar. Distribusi ini untuk memenuhi kebutuhan air bagi 98.793 warga yang terdampak krisis air bersih. Lokasi distribusi meliputi delapan kecamatan dan 44 kelurahan. Distribusi telah dilakukan sejak awal bulan ini.
Sejak awal bulan, sejumlah wilayah di Makassar sudah mulai mengalami krisis air bersih. Tak hanya air PDAM yang debitnya berkurang, sebagian air tanah pun kering.
”Sejak 2009, baru kali ini sumur saya kering. Sudah ditarik menggunakan mesin air dengan kapasitas besar, tak ada air yang keluar sama sekali. Saya sudah memasang sambungan air PDAM, tapi airnya juga kurang,” kata Rio Antoni (47), warga Antang.
Hal sama dikatakan Nursyamsi (50), warga Kecamatan Biringkanaya. ”Setiap tahun juga ada masa sulit air. Tapi, tahun ini masa sulitnya lebih cepat datang. Bahkan, air sumur juga sulit. Sebelum ada kendaraan tangki yang bagi air, saya biasa beli air dari warga yang air sumurnya masih ada,” katanya.
Sebelumnya, Wali Kota Makassar M Ramdhan Pomanto mengatakan akan mencari sumber air tanah dengan sistem geolistrik jika kekeringan berkepanjangan.
”Kami akan mencoba mencari titik-titik di mana air tanah masih ada dan layak pakai. Setidaknya langkah ini akan dilakukan hingga musim hujan dan bendung kembali terisi air. Soalnya, kami sudah dapat pemberitahuan bahwa musim kemarau akan terjadi hingga akhir tahun,” tuturnya.