Dua Hari Tanpa Hujan, Kebakaran Gambut Terjadi Lagi
Kondisi panas mengakibatkan hutan di Kalbar kembali terbakar.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Kebakaran lahan di Kalimantan Barat sempat mereda beberapa hari karena hujan. Namun, kini kebakaran lahan kembali terjadi karena cuaca panas. Tim pemadam kembali berjibaku di lapangan memadamkan api.
Kebakaran lahan gambut kembali terjadi pada Minggu (24/9/2023), salah satunya di Desa Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Barat pada Minggu siang menuju salah satu lokasi gambut yang terbakar.
Lokasi yang terbakar berjarak 300-500 meter dari jalan utama. Tim sempat menaikkan drone untuk melihat api dan mempelajari jalur yang memungkinkan untuk dilintasi. Tim di lapangan akhirnya memilih salah satu jalur yang bisa dilintasi menuju lokasi kebakaran.
”Dengan drone ini juga kami bisa memperkirakan jarak ke lokasi,” ujar Bowo, salah satu Tim BPBD Provinsi Kalbar, ditemui di lokasi Minggu sore.
Jalur yang dipilih bisa dilintasi mobil untuk memobilisasi alat pemadam. Tim pun memasang mesin pemadam dan slang yang bisa mencapai lokasi terbakar. Tim harus memikul slang dan menyambungkannya hingga bisa mencapai titik api. Mereka memanfaatkan air di parit sekitar untuk pemadaman api.
Di lokasi, asap masih tampak mengepul. Tim berusaha memadamkan dengan perlengkapan yang telah dipasang. ”Kebakaran di lokasi tersebut sudah pernah terjadi dan bisa dipadamkan sekitar seminggu lalu. Namun, kondisi sekarang api membara lagi karena kondisi panas beberapa hari ini,” ujar Komandan Lapangan Tim BPBD Provinsi Kalbar Ahmad Fausein saat ditemui di lokasi karhutla, Minggu sore.
Ahmad menuturkan, akses menuju lahan yang terbakar agak sulit. Sumber air juga agak jauh dari lokasi kebakaran. Kedalaman gambut di daerah tersebut diperkirakan sekitar 6 meter sehingga api agak sulit dipadamkan.
Kebakaran di lokasi tersebut sudah pernah terjadi dan bisa dipadamkan sekitar seminggu lalu. Namun, kondisi sekarang api membara lagi karena kondisi panas beberapa hari ini,
Berdasarkan data BPBD Provinsi Kalbar dari pantauan tanggal 23 September pukul 00.00-23.00 di Kalbar terdapat 85 titik panas. Titik panas terbanyak terdapat di Kabupaten Ketapang (39).
Kewaspadaan terhadap kebakaran lahan masih perlu karena curah hujan dalam beberapa hari ke depan rendah. Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandara Supadio, Pontianak, Tika, menuturan, potensi hujan masih sangat kurang hingga tanggal 27 September. Sebagian besar wilayah Kalbar cerah berawan hingga berawan.
Potensi hujan mulai diprakirakan tanggal 28-30 September, dimulai dari wilayah Kalbar bagian timur dan utara. Namun, Kalbar bagian selatan, khususnya sebagian Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Kayong Utara, dan Kabupaten Ketapang, potensi hujan belum ada. Hujan diprakirakan mulai merata tanggal 29 September di sebagian besar wilayah Kalbar dengan intensitas ringan hingga lebat.
Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Kalbar, luasan lahan terbakar di Kalbar dalam lima tahun terakhir, pada tahun 2019 seluas 151.819 hektar, tahun 2020 seluas 7.647 hektar, dan tahun 2021 seluas 20.591 hektar, dan pada tahun 2022 seluas 21.839 hektar. Kemudian, pada tahun 2023 periode Januari-September seluas 54.402,81 hektar.
Di Kalbar juga terdapat 322 desa/kelurahan rawan karhutla. Desa/kelurahan rawan karhutla terbanyak terdapat di Kabupaten Ketapang, yaitu 45 desa. Kemudian, di Kabupaten Sintang 45 desa, Kabupaten Sintang 42 desa, dan Kabupaten Bengkayang 40 desa.