Stasiun Penyedia Listrik Kapal Sandar Mulai Beroperasi Pelabuhan Sape
Stasiun penyedia listrik kapal sandar mulai beroperasi di Pelabuhan Sape, Kabupaten Bima, NTB. Fasilitas ini mendukung pengembangan pelabuhan bebas emisi karena menghemat penggunaan bahan bakar minyak.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
DOKUMENTASI PLN UIW NT
Tim PLN Unit Induk Wilayah NTB menyiapkan stasiun penyedia listrik kapal sandar di Pelabuhan Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (23/9/2023).
BIMA, KOMPAS — PT Perusahaan Listrik Negara Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat mulai mengoperasikan stasiun penyedia listrik kapal sandar di Pelabuhan Sape, Kabupaten Bima. Pengoperasian layanan berkapasitas 33.000 volt ampere itu menjadi salah satu upaya mendukung pengembangan pelabuhan ramah lingkungan atau bebas emisi.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTB Sudjarwo dalam keterangan resminya di Mataram, Sabtu (23/9/2023), mengatakan, stasiun penyedia listrik kapal sandar (SPLiKS) Sape di bawah Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Bima (UP3 Bima) itu merupakan yang pertama di Nusa Tenggara Barat.
”Fasilitas ini menjadi bagian dari program electrifying marine dalam upaya PLN mendukung pengembangan pelabuhan ramah lingkungan atau green port,” kata Sudjarwo.
Sudjarwo menjelaskan, green port merupakan konsep baru pengembangan pelabuhan berkelanjutan yang terintegrasi dengan aspek kelestarian lingkungan dan konservasi energi. Selain itu, juga dengan pengembangan komunitas dan kepentingan ekonomi dari pelabuhan.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Anak buah kapal memasuki kawasan Pelabuhan Sape di Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Kamis (30/3) pagi. Pelabuhan yang berada di bagian paling ujung Nusa Tenggara Barat itu memiliki posisi strategis sebagai pintu gerbang kedua menuju Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur.
SPLiKS di anjungan Pelabuhan Sape, kata Sudjarwo, bisa menjadi pilihan baru pengisian daya bagi pelaku usaha perairan yang beroperasi di pelabuhan, termasuk kapal dengan rute Sape-Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur) atau sebaliknya yang dilayani pelabuhan berjarak sekitar 42 kilometer timur Kota Bima itu.
Sebelum SPLiKS, telah ada tujuh buah anjungan listrik mandiri (ALMA) di Pelabuhan Sape yang berada di ujung paling timur Pulau Sumbawa. Perbedaannya, SPLiKS hanya dipakai untuk pengisian listrik bagi kapal, sedangkan ALMA dengan kapasitas lebih kecil digunakan melayani listrik untuk kebutuhan penerangan kapal dan mini cold storage.
ALMA juga digunakan untuk kebutuhan tenaga listrik lainnya pada lokasi-lokasi dermaga, pelabuhan, kapal sandar, pangkalan pendaratan ikan (PPI), dan tempat pelelangan ikan (TPI).
”Melalui SPLiKS, kami ingin menghadirkan harapan melalui listrik andal yang dapat memberi manfaat dan keuntungan bagi masyarakat,” kata Sudjarwo.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah (kiri) dan General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTB Sudjarwo (kanan) bersalaman seusai penandatanganan kesepakatan bersama kerja sama pengembangan, penyediaan, dan pemanfaatan biomassa dan implementasi dan pengembangan teknologi kendaraan llstrik menuju NTB Zero Emission 2050 di Hotel Santika Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa (27/12/2022).
General Manager PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Sape Umar Imran Batubara menyambut positif beroperasinya SPLiKS di Pelabuhan Sape. ”Adanya stasiun ini akan sangat membantu kami di ASDP dan kru kapal sangat dari sisi operasional,” kata Umar.
Menurut Umar, selama ini ASDP dan kru kapal menggunakan genset untuk operasional saat kapal bersandar. Oleh karena itu, beroperasinya stasiun tersebut, bisa menghemat sekitar 40 persen penggunaan bahan bakar minyak yang mencapai 234 liter dalam sehari.
Target nol emisi karbon
Selain bagian dari program electrifying marine dari PLN, hadirnya fasilitas tersebut sejalan dengan target nol emisi karbon atau net zero emission Provinsi NTB. Menurut Sekretaris Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral NTB Niken Arumdati, Pemerintah Provinsi NTB punya target ambisius, yakni mencapai nol emisi karbon pada 2050 atau sepuluh tahun lebih awal dari target nasional 2060.
”Target itu dicanangkan oleh Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah saat menghadiri United Nations Framework on Climate Change Confidence melalui Committee on Parties ke 26 (COP-26), di Glasgow, United Kingdom, November 2021,” kata Niken.
Operator membersihkan debu yang berada di atas modul sel surya di Pembangkit Listrik Tenaga Surya Gili Trawangan Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Kamis (10/8/2023). Pembersihan debu merupakan bagian dari pemeliharaan PLTS agar bisa berfungsi dengan optimal.
Menurut Niken, Pemerintah Provinsi NTB melihat itu bukan sebagai sekadar target, melainkan semacam branding bahwa NTB ingin menjadi daerah terdepan yang mengembangkan energi baru terbarukan atau EBT.
EBT menjadi salah satu jalan mewujudkan target ambisius itu. ”Kami tahu apa yang kami inginkan dan mencoba merintis jalan ke sana,” kata Niken.
Oleh karena itu, kata Niken, pihaknya sedang mendetailkan peta jalan mencapai target itu, termasuk melibatkan PLN dan pihak terkait lainnya. ”Hal itu memantik semangat kami, yakni punya target besar untuk diwujudkan. Juga sekarang menarik perhatian investor dan lembaga donor,” katanya.