Brigadir Setyo Herlambang Tewas dengan Luka Tembak di Dada
Hasil otopsi jenazah Brigadir Setyo Herlambang di Semarang menunjukkan kematiannya akibat luka tembak pada dada. Keluarga Setyo minta agar pengungkapan kasusnya transparan.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Luka tembak pada dada sebelah kiri menewaskan Brigadir Setyo Herlambang (30), anggota tim Gegana sekaligus ajudan pengawalan Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Utara. Keluarga Setyo berharap kasus kematian itu diungkap secara transparan.
”Sebab kematian adalah luka tembak pada dada sisi kiri yang menembus jantung dan paru, mengakibatkan pendarahan hebat,” kata Komisaris Besar Stefanus Satake, Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Tengah, saat dihubungi dari Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (23/9/2023) petang.
Satake mengatakan, jenazah diberangkatkan dari Kaltara menggunakan pesawat. Tiba di bandara Surabaya, Jawa Timur, jenazah kemudian dibawa ke Semarang, Jateng. Sampai di Semarang dilakukan otopsi mulai dari pukul 13.00 sampai 15.00. ”Setelah selesai otopsi dibawa ke Weleri, Kendal,” ujar Satake.
Berdasarkan informasi dari Bidokkes Polda Jateng, lanjutnya, pada tubuh Setyo tidak ditemukan luka lain, seperti luka lebam. ”(Luka tembak) Itu saja,” katanya.
Seperti dikutip dari Kompas.com, Sabtu (23/9/2023), seorang anggota polisi, Brigadir HS, ditemukan tewas bersimbah darah di kamar rumah dinas ajudan. HS ditemukan tewas pada Jumat pukul 13.10 Wita. Di sampingnya tergeletak pistol jenis HS 9.
HS berasal dari Kota Semarang dan menjabat Banit 3 Subden 1 Den Gegana Sat Brimob Polda Kaltara. Ia juga mengemban tugas sebagai ajudan bagian pengamanan dan pengawalan Kapolda Kaltara Inspektur Jenderal Daniel Adityajaya.
Dihubungi terpisah, Dwi Jatmiko (46), kakak ipar Setyo, mengatakan, keluarga berharap kasus ini diusut secara transparan. ”Yang kami inginkan transparan. Kami masih menunggu hasil otopsi tadi siang, tapi sudah dibawa penyidik. Saya tadi ikut melihat dan di dalam (kamar otopsi) terus. Ada (luka tembak) di dada kiri. (Luka lainnya) Tidak ada. Saya sendiri menyaksikan,” kata Dwi.
Dwi mengatakan, Setyo telah bertugas di Kaltara hampir 10 tahun. Dia memiliki seorang istri yang sedang mengandung dan anak laki-laki berusia tiga tahun. Istri dan anaknya tinggal di Semarang. ”Yang kedua ini baru mau lahir,” katanya.
Menurut dia, selama ini Setyo tidak pernah bercerita tentang masalah yang dihadapinya. Setyo juga dikenal sebagai pribadi yang baik dan ramah. ”Dia baik, terbuka. Dengan teman-temannya pun dia tidak ada masalah,” katanya.
Ia menyampaikan, kasus ini sudah dikawal oleh tim DVI, labfor, dan juga dari luar Polri. ”Kami melibatkan bukan saja dari Polri, tapi juga dari sipil, mahasiswa, pegawai negeri ada. Komplet,” ujarnya.