Menyeruput teh hangat di tengah sejuk pegunungan adalah kenikmatan tiada tara. Apalagi, tehnya adalah teh pilihan, tentu rasanya kian tak terkira. Itu semua bisa ditemui di Malang, Jawa Timur.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·6 menit baca
KOMPAS/DAHLIA IRAWATI
Teh menjadi salah satu minuman favorit di dalam dan luar negeri. Suasana di Bird Tea Gallery, Jalan Papa Kuning, Kota Malang, Jawa Timur.
Pernahkah terpikirkan untuk healing tipis-tipis dengan menikmati kehangatan secangkir teh berkualitas di Malang? Rasanya hal itu patut dicoba, apalagi untuk mereka yang sudah bosan dengan wisata alam-buatan, dan sekadar hanya ingin bersantai menikmati sejuknya Malang, Jawa Timur.
Beberapa tempat bisa dipilih untuk mencecap teh di Malang, mulai dari mencicipi teh di kedai yang menyediakan teh single origin, teh blending (racikan), bahkan ngeteh di kawasan perkebunan teh.
Meski tidak sepopuler kedai kopi, di Kota Malang ada beberapa kedai teh yang bisa dijadikan tempat ngeteh nyaman. Untuk mereka yang ingin mencari kedai teh penyedia teh single origin, salah satu lokasi yang bisa dikunjungi adalah Bird Tea Gallery di Jalan Papa Kuning (kawasan Cengger Ayam).
Di sini, Anda bisa menikmati teh baik single origin maupun blend (racikan/campuran) dengan berbagai pilihan. ”Di sini ada 14-an jenis teh single origin. Pilihan blend juga banyak. Karena memang pemilik penikmat teh,” kata Ryan, pegawai kedai.
Teh menjadi salah satu minuman favorit di dalam dan luar negeri. Tampak aneka pilihan teh di Bird Tea Gallery, Jalan Papa Kuning, Kota Malang, Jawa Timur.
Pilihan teh single origin di sana misalnya green tea pasir canar, golden needle, white peony, oolong tea, dan yellow tea. Adapun varian teh racikan misalnya sunset in Paris, tropical mango sunset, dan flowery peach.
Bagi yang tidak terbiasa mencicip teh single origin, mereka mungkin tidak bisa menemukan rasa dari teh murni tanpa campuran itu (hanya daun teh). White peony, misalnya, adalah salah satu teh dengan rasa sangat ringan dan kalau orang tidak biasa minum teh jenis ini mungkin hanya akan merasakannya sebagai teh kebanyakan air. Padahal, jika dicecap dan dirasakan dengan baik, white tea ini meninggalkan aroma rerumputan, woody (kayu-kayuan), dan sedikit floral.
”Tidak banyak yang suka dengan single origin, biasanya hanya yang memang penikmat teh yang mencarinya. Lebih banyak orang memesan blending. Namun, kami tetap menyediakan menu ini karena konsep kedai teh ini menyediakan teh single origin,” kata Ryan menambahkan.
Selain pilihan tehnya cukup beragam, kedai teh ini juga memiliki kelebihan berupa desain interior mewah dan nyaman untuk dijadikan tempat berkumpul atau bekerja.
Tidak banyak memang kedai teh penyedia menu single origin, terutama di Kota Malang. Rata-rata kedai teh di sini lebih banyak menyediakan teh racikan.
Teh menjadi salah satu minuman favorit di dalam dan luar negeri. Sajian teh di Kayu Aro Tea House di Kota Batu, Jawa Timur. Selain menyuguhkan teh, kedai teh ini juga menawarkan kesegaran hawa pegunungan di Kota Batu.
Hawa pegunungan
Salah satu kedai teh menarik lain untuk dikunjungi di Malang adalah Kayu Aro Tea House atau Rumah Kayu Aro. Lokasinya di Jalan Mandalika, Kota Malang, dan Jalan Terusan Sultan Agung, Kota Batu. Di Kota Batu, kedai teh ini menawarkan hawa sejuk pegunungan dengan interior nyaman untuk nongkrong ataupun bekerja. Adapun di Kota Malang, mereka menyuguhkan suasana rumahan nyaman untuk nongkrong bersama teman.
Pilihan teh yang disajikan di Rumah Kayu Aro adalah teh racikan dengan harga murah meriah. Beberapa menu teh di sini adalah berry frost (black tea, goji berry, stroberi, apel, dan chochomint), milama (green tea, leci, mawar, dan mint), ocean harlem (green tea leci, peach blossom, white chrysant mint), dan sour cinnamon (apel, kayu manus, kulit jeruk).
”Untuk Kayu Aro Malang kami belum lama buka. Namun, Kayu Aro di Kota Batu sudah ada sejak 2018,” kata Firli, penyeduh teh di Kayu Aro Kota Malang.
Suasana di Kayu Aro Tea House di Kota Malang, Jawa Timur. Di sini penikmat teh bisa mencecap teh dengan suasana rumahan yang nyaman.
Selain kedai teh di perkotaan, Anda juga bisa menikmati teh langsung di kawasan kebun teh. Apabila pengunjung ingin menikmati pemandangan kebun teh, dan vibesngeteh di kawasan kebun teh, bisa minum teh di tea house Kebun Teh Wonosari, Malang.
Sebagai daerah yang dikelilingi gunung, Malang Raya merupakan dataran tinggi yang memiliki perkebunan teh era kolonial, yaitu Kebun Teh Wonosari di perbatasan Singosari-Lawang.
Kebun dan Pabrik Teh Wonosari berada di lereng Gunung Arjuno di Desa Wonosari, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, dengan ketinggian 950-1250 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kebun teh ini didirikan pada tahun 1878 dan dikelola oleh perusahaan asing Belanda, NV Cultur Maatshappij, Pada awal tahun 1910-1942, kebun ini ditanami teh dan kina. Namun, pada zaman Jepang, sebagian tanaman teh diganti dengan tanaman pangan, seperti singkong.
Hamparan teh di Kebun Teh Wonosari, Malang, Jawa Timur.
Tahun 1945, kebun teh itu diambil alih oleh Indonesia dan pada 1950 tanaman kina diganti dengan teh. Kebun teh tersebut berada di bawah naungan PT Perkebunan Nusantara XII (Persero). Selain untuk ekspor, teh juga dipasarkan di dalam negeri.
Kedai teh di kawasan ini cukup berbeda dengan dua kedai teh sebelumnya. Di sini, teh disajikan dalam porsi cukup besar. Anda bisa menikmatinya dengan banyak orang. Teh yang disajikan adalah teh yang dihasilkan oleh kebun sendiri. Produk spesial di sini adalah teh hitam.
Kelebihan mencicip teh di sini adalah pengunjung bisa merasakan vibes berjalan-jalan di tengah kebun teh dan menikmati keindahan jajaran pohon teh nan menghijau.
Suasana tea house di Kebun Teh Wonosari, Malang, Jawa Timur.
Sejarah
Teh untuk sebagian orang bukan sekadar minuman, melainkan bagian dari sejarah dan budaya, di antaranya di Jepang, China, dan Korea.
Dalam buku The Story in a Cup of Tea karya Ratna Somantri, pendiri Indonesia Tea Institute, disebutkan bahwa di Jepang ada upacara minum teh bernama chanoyu. Chanoyu adalah upacara minum teh yang menjadi sebuah ritual umum di kalangan bangsawan dan samurai di Jepang.
Ritual teh ini sangat kaku dan lekat dengan pakem. Selain chanoyu yang menggunakan matcha, ada juga upacara minum teh Jepang yang menggunakan teh sencha, disebut dengan senchado. Senchado juga tidak sekaku dan seformal chanoyu. Senchado populer di kalangan sastrawan dan kaum terpelajar Jepang, terutama pada zaman Edo.
Adapun di China, teh juga menjadi bagian dari budaya masyarakat sejak ribuan tahun lalu. Kebiasaan paling terkenal adalah gongfucha. Ini bukanlah ritual atau upacara seperti chanoyu di Jepang, tetapi lebih pada keahlian yang diperoleh dari proses belajar dan latihan sungguh-sungguh. Gongfucha bisa diterjemahkan sebagai the art of tea. Seni menyeduh teh untuk menghasilkan aroma dan rasa terbaik dari teh dengan memperhatikan daun teh yang dipakai, peralatan menyeduh teh, air untuk menyeduh, dan proses penyeduhan.
Sampai hari ini, tradisi minum teh seperti gongfucha masih ada di China. Dengan suasana yang lebih santai, penyajian gongfucha dilakukan bersama-sama sambil ngobrol dengan teman.
KOMPAS/IWAN SANTOSA
Kedai teh di Jalan Jinli, Distrik Wuhou, Chengdu, China.
Ratna mengisahkan, Korea juga memiliki upacara minum teh, tetapi tidak sepopuler chanoyu dan gongfucha. Upacara minum teh Korea disebut darye. Keindahan ritual minum teh ala Korea terletak saat sang penyaji teh duduk di lantai menghadap meja pendek dengan peralatan teh sambil mengenakan pakaian tradisional Korea, hanbok. Saat ini, biasanya upacara minum teh Korea juga dilakukan dengan iringan musik tradisional.
Teh yang digunakan dalam darye adalah loose tea (teh daun), bukan teh bubuk seperti matcha pada chanoyu. Kebanyakan yang digunakan adalah teh hijau Korea atau teh pu erh (teh hitam).