Kebakaran Rumah dan Lahan di Jayapura Melonjak, Warga Diimbau Waspada
Kasus kebakaran lahan dan rumah di ibu kota Provinsi Papua terus meningkat. Salah satu pemicu adalah fenomena cuaca ekstrem.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Terdapat 55 kasus kebakaran di Kota Jayapura, Papua, selama sembilan bulan terakhir. Jumlah ini meningkat tujuh kasus apabila dibandingkan dengan periode sama, Januari-September tahun 2022.
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Kota Jayapura Margaretha Kirana, Kamis (21/9/2023), mengatakan, mayoritas 55 kasus kebakaran terjadi di sejumlah distrik (kecamatan) seperti Jayapura Selatan, Jayapura Utara, dan Abepura. Adapun 8 dari 55 kasus ini merupakan kasus kebakaran lahan.
Margaretha menambahkan, pada Januari-September 2022 terjadi 48 kebakaran di Kota Jayapura. Hal ini menunjukkan kenaikan kasus kebakaran yang cukup signifikan apabila dibandingkan dengan data tahun ini.
”Kami secara langsung menangani 44 dari 55 kasus kebakaran (di tahun ini), sedangkan 3 kasus berhasil dipadamkan oleh masyarakat. Sementara itu, kami bersinergi dengan instansi terkait untuk menangani 8 kasus kebakaran lahan,” kata Margaretha.
Ia menuturkan, terdapat sejumlah faktor yang memicu kenaikan kasus kebakaran di Jayapura. Faktor-faktor ini antara lain cuaca panas ekstrem, penggunaan instalasi listrik yang tidak sesuai prosedur, dan masyarakat kurang berhati-hati dalam penggunaan kompor serta tabung gas.
”Masyarakat diimbau agar tidak membakar lahan secara sembarangan di tengah cuaca ekstrem saat ini. Pelaku usaha dan fasilitas publik harus melengkapi tempatnya dengan tabung alat pemadam api ringan,” ujarnya.
Kepala Stasiun Klimatologi Jayapura Sulaeman mengatakan, pantauan di wilayah utara Papua saat ini menunjukkan suhu udara berkisar 31 hingga 35 derajat celsius. Ia pun menyatakan fenomena El Nino moderat atau peningkatan suhu permukaan laut masih melanda wilayah utara Papua hingga kini.
Masyarakat diimbau agar tidak membakar lahan secara sembarangan di tengah cuaca ekstrem saat ini.
Diketahui wilayah pesisir utara terdiri dari sejumlah kota dan kabupaten di wilayah Provinsi Papua, seperti Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Sarmi, dan Biak.
”Saat ini kelembaban udara di wilayah utara Papua masih normal, yakni 80 hingga 90 persen. Akan tetapi, masyarakat tetap diimbau untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan di tengah kondisi cuaca saat ini,” ucap Sulaeman.
Pengamat tata ruang dari Universitas Cenderawasih, Agus Eko Raharjo Pekpekai, berpendapat, kasus kebakaran rawan terjadi di daerah permukiman di Jayapura Utara hingga Jayapura Selatan. Terjadi penumpukan penduduk di area tertentu karena lahan yang tersedia terbatas.
”Penanganan masalah kebakaran di Kota Jayapura tak hanya penyediaan sarana yang memadai seperti hidran. Diperlukan pula upaya pemeliharaan fasilitas tersebut secara berkala,” ucap Agus.