Dua Warga Papua Ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata
Kelompok kriminal bersenjata menembak dua warga yang sedang beraktivitas di rumahnya di ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
HUMAS SATGAS OPERASI DAMAI CARTENZ
Jonas Kalakmabin yang menjadi korban serangan kelompok kriminal bersenjata di Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, Selasa (18/9/2023). Pria berusia 35 tahun ini tertembak di kaki kiri.
JAYAPURA, KOMPAS — Kelompok kriminal bersenjata tak hanya menewaskan anggota Brimob, yakni Brigadir Satu Rudi Agung, pada Selasa kemarin di Distrik Serambakon, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan. Selang lima jam kemudian, kelompok ini juga menembak dua warga hingga luka berat di daerah Oksibil, ibu kota Pegunungan Bintang.
Kepala Satgas Hubungan Masyarakat Operasi Damai Cartenz Ajun Komisaris Besar Bayu Suseno pada Selasa (19/9/2023) membenarkan informasi tersebut. Identitas kedua warga yang menjadi korban serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) adalah Regina Bitdana (50) dan Jonas Kalakmabin (35).
Bayu memaparkan, KKB menembaki Regina dan Jonas sekitar pukul 16.45 WIT. Saat itu, Regina dan Jonas sedang berada di dapur rumahnya dan tiba-tiba terdengar suara tembakan. Keduanya langsung terkapar di lantai karena tertembak di kaki.
Sebelumnya kelompok ini juga menyerang anggota Brimob yang sedang berpatroli di Kampung Yapimakot, Distrik Serambakon, sekitar pukul 11.00 WIT. Brigadir Satu Rudi Agung gugur dalam peristiwa ini.
SATGAS HUMAS OPERASI DAMAI CARTENZ
Brigadir Satu Rudi Agung yang gugur dalam kontak tembak dengan kelompok kriminal bersenjata di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, Senin (18/9/2023).
Adapun Pegunungan Bintang termasuk dari delapan kabupaten di Provinsi Papua Pegunungan yang baru dimekarkan dari Provinsi Papua pada akhir 2022. Pegunungan Bintang merupakan salah satu basis KKB di Papua Pegunungan.
”Anggota kami telah mengevakuasi kedua korban ke Rumah Sakit Umum Daerah Oksibil. Regina tertembak di pergelangan kaki kiri, sedangkan Jonas terluka di mata kaki kiri,” kata Bayu.
Ia menuturkan, Regina dan Jonas tertembak ketika sedang menyiapkan makanan di dapur. Menurut rencana, kedua korban akan membawa makanan ini ke rumah kerabatnya yang sedang berduka.
”Kedua korban telah mendapatkan penanganan medis di RSUD Oksibil. Upaya pengejaran terhadap para pelaku masih berlangsung hingga kini,” ujarnya.
TENTARA PEMBEBASAN NASIONAL ORGANISASI PAPUA MERDEKA
Tampak Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) yang sering kali menebar aksi teror di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.
Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) Sebby Sambom menyatakan pihaknya bertanggung jawab atas aksi teror di Pegunungan Bintang pada Selasa kemarin. Aksi penyerangan terhadap aparat kepolisian hingga menewaskan Brigadir Satu Rudi Agung dipimpin oleh Anaias Mimin.
”Kami tidak akan berhenti menyerang aparat TNI-Polri yang bertugas di Pegunungan Bintang. Tujuan kami hanya satu, yakni meraih referendum untuk Papua,” kata Sebby.
Benih konflik
Juru bicara Jaringan Damai Papua (JDP), Yan Christian Warinussy, menyesalkan kedua warga dan satu anggota Brimob menjadi korban serangan kelompok sipil bersenjata di Pegunungan Bintang. Ia berpendapat, kondisi ini menunjukkan benih konflik di Tanah Papua akan terus bertumbuh setiap tahun.
”Warga sipil yang tak bersalah sering kali menjadi korban karena di area konflik. Padahal, mereka sangat menginginkan situasi yang aman demi beraktivitas sehari-hari,” ucap Yan.
DOKUMENTASI POLRES PEGUNUNGAN BINTANG
Situasi di Distrik Oksibil, ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, Senin (16/1/2023).
Ia menilai konflik di Papua hanya dapat terhenti apabila adanya kesepakatan gencatan senjata antara kedua belah pihak yang bertikai. ”JDP selalu mendorong adanya dialog damai sebagai solusi terbaik untuk mengatasi konflik di Tanah Papua,” tutur Yan.
Kepala Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Wilayah Papua Frits Ramandey memaparkan, terdapat dua daerah otonom baru yang rawan gangguan keamanan pada 2023. Dua daerah ini adalah Provinsi Papua Tengah dan Papua Pegunungan.
Warga sipil yang tak bersalah sering kali menjadi korban karena di area konflik. Padahal, mereka sangat menginginkan situasi yang aman demi beraktivitas sehari-hari.
”Masalah ini menyebabkan tidak hanya membuat warga kehilangan hak atas rasa aman. Pelayanan publik bagi masyarakat, seperti di bidang pendidikan, kesehatan, dan sektor lainnya, juga terdampak,” kata Frits.