Dalam dua hari terakhir, Kelompok kriminal bersenjata menembaki satu personel Brimob dan tiga warga di dua kecamatan Kabupaten Pegunungan Bintang.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Situasi di dua distrik di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, mencekam dalam dua hari terakhir. Seorang anggota Brimob tewas dan tiga warga terluka. Pasar juga dibakar.
Kepala Satuan Tugas Hubungan Masyarakat Operasi Damai Cartenz Ajun Komisaris Besar Bayu Suseno pada Selasa (19/9/2023), kelompok kriminal bersenjata (KKB) berulah di Pegunungan Bintang dalam dua hari terakhir. Kelompok ini menebar teror di Distrik Serambakon dan Distrik Oksibil.
Pada Senin (18/9), mereka menyerang anggota Brimob yang sedang berpatroli di Kampung Yapimakot, Distrik Serambakon, sekitar pukul 11.00 WIT. Akibatnya, Brigadir Polisi Satu Rudi Agung gugur.
Pada hari yang sama, lanjut Bayu, KKB membakar pasar dan tujuh kios milik warga di Kampung Yapimakot, Distrik Serambakon pukul 14:30 WIT. KKB juga menembak kaki Regina Bitdana (50) dan Jonas Kalakmabin (35), warga setempat, pukul 16.45 WIT.
”Lima anggota KKB juga menyerang seorang pegawai negeri sipil bernama Simon Sroyer hingga terluka di pipi dan perut pada Selasa pukul 07.30 WIT di Distrik Oksibil. Simon sedang dalam perjalanan ke kantornya,” papar Bayu.
Ia menuturkan, pasar yang dibakar KKB pada Senin merupakan fasilitas umum yang dibangun pemda Kabupaten Pegunungan Bintang. ”Saat ini, aparat TNI-Polri masih berjaga-jaga demi mengantisipasi gangguan keamanan lain dari kelompok KKB,” tutur Bayu.
Wakil Kepala Polda Papua Brigadir Jenderal Ramdani Hidayat menduga, anggota KKB telah memasuki Distrik Oksibil, ibu kota Pegunungan Bintang. Karena itu, pengamanan wilayah tersebut akan ditingkatkan.
Pegunungan Bintang termasuk dalam delapan kabupaten di Provinsi Papua Pegunungan yang dimekarkan dari Papua pada akhir 2022. Pegunungan Bintang merupakan basis KKB di Papua Pegunungan.
”Seluruh aparat TNI-Polri di Oksibil bersiaga mengantisipasi serangan susulan KKB. Mereka akan menggelar patroli berskala besar untuk mendeteksi masuknya anggota kelompok ini di Oksibil,” kata Ramdani.
Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) Sebby Sambom menyatakan, bertanggung jawab atas teror di Pegunungan Bintang selama dua hari terakhir. Peristiwa yang menewaskan Briptu Rudi Agung dipimpin Anaias Mimin.
”Kami tidak akan berhenti menyerang aparat TNI-Polri yang bertugas di Pegunungan Bintang. Tujuan kami hanya satu, yakni referendum untuk Papua,” tegas Sebby.
Terus bertumbuh
Juru bicara Jaringan Damai Papua (JDP), Yan Christian Warinussy, menyesalkan penembakan tiga warga dan satu anggota Brimob di Pegunungan Bintang. Ia berpendapat, kondisi ini menunjukkan benih konflik di Tanah Papua akan terus bertumbuh setiap tahun.
”Warga sipil yang tak bersalah sering kali menjadi korban karena ada di area konflik. Padahal, mereka sangat menginginkan situasi aman demi beraktivitas sehari-hari,” kata Yan.
Ia menilai, konflik di Papua hanya dapat terhenti apabila ada kesepakatan gencatan senjata antara kedua belah pihak yang bertikai. ”JDP selalu mendorong adanya dialog damai sebagai solusi terbaik untuk mengatasi konflik di Tanah Papua,” tutur Yan.
Kepala Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Wilayah Papua Frits Ramandey memaparkan, terdapat dua daerah otonom baru yang rawan gangguan keamanan pada 2023. Dua daerah ini adalah Papua Tengah dan Papua Pegunungan.
”Masalah ini menyebabkan tidak hanya membuat warga kehilangan hak atas rasa aman. Pelayanan publik bagi masyarakat, seperti di bidang pendidikan, kesehatan, dan sektor lainnya, juga terdampak,” kata Frits.