Mayat di Pantai Lampung Selatan Diduga Nelayan Indramayu
Mayat tanpa identitas yang ditemukan di pantai Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, diduga nelayan asal Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Dugaan itu muncul setelah polisi mendapat laporan dari warga.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
DOKUMENTASI POLRES LAMSEL
Kepala Kepolisian Resor Lampung Selatan Ajun Komisaris Besar Yusriandi Yusrin menunjukkan foto yang berasal dari laporan warga Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Senin (18/9/2023). Mayat yang ditemukan di pantai Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, diduga nelayan asal Kabupaten Indramayu.
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Mayat tanpa identitas di pantai Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, diduga nelayan Indramayu, Jawa Barat. Dugaan itu muncul setelah polisi mendapat laporan dari warga Indramayu yang kehilangan kerabatnya sejak sebulan lalu.
Kepala Kepolisian Resor Lampung Selatan Ajun Komisaris Besar Yusriandi Yusrin menuturkan, sejak layanan hotline dibuka, pihaknya mendapat 16 laporan melalui pesan Whatsapp. Salah satunya dari warga bernama Juni asal Indramayu.
”Ibu ini melapor dan mengirimkan foto pakaian yang bertuliskan ’Mamae Zahra, Mimie Attar’ dengan logo kapal bertuliskan ’Sinar Intan’. Pakaian itu sama persis dengan yang dikenakan mayat di Bakauheni,” kata Yusriandi, Selasa (19/9/2023).
Dari laporan tersebut, polisi kemudian melacak anggota keluarga yang mempunyai hubungan darah dengan mayat tanpa identitas di Lampung Selatan. Polisi kemudian menghubungi Kayim, warga Indramayu.
Kepada polisi, Kayim menjelaskan, Kasi (35) dan Tarsoni (25) pergi melaut sekitar satu bulan lalu di perairan Cirebon. Kedua anak buah kapal itu pergi bersama dengan 10 nelayan lain untuk mencari ikan.
Namun, kapal mereka tergulung ombak dan pecah di tengah laut. Dalam kecelakaan itu, tiga nelayan selamat. Sementara sembilan lainnya hilang, termasuk kedua anaknya.
Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Lampung Komisaris Besar Reynold E Hutagalung (kiri) memberikan keterangan di Markas Polda Lampung di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Selasa (12/9/2023).
”Kami harus memastikan kembali terkait data dan bukti otentik dalam hal tes DNA dan kecocokan data lainnya dari keluarganya ini,” kata Yusriandi.
Menurut dia, polisi masih terus berkomunikasi dengan warga Indramayu yang melaporkan kehilangan anggota keluarganya. Saat ini, pihak keluarga masih berupaya mencari biaya untuk datang ke Lampung Selatan.
Sebelumnya, dua mayat tanpa identitas ditemukan di dua lokasi berbeda di pesisir Kabupaten Lampung Selatan, Rabu (6/9/2023). Mayat ditemukan nelayan setempat saat sedang mencari ikan di laut.
Mayat pertama ditemukan di pinggir Pantai Desa Bakauheni, Kecamatan Bakauheni, pada Rabu pagi. Sementara mayat kedua ditemukan di pantai Desa Pematang Pasir, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan, pada Rabu malam.
Kedua mayat ditemukan dengan kondisi tanpa kepala. Beberapa bagian tubuh, seperti tangan dan kaki, juga dalam kondisi tidak utuh.
Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tanggamus Inspektur Satu Hendra Sapuan menuturkan, pihaknya belum dapat mengidentifikasi identitas dua mayat di Tanggamus.
Hingga kini, polisi menerima 11 laporan terkait orang hilang di Tanggamus. Kendati begitu, belum ada laporan yang mengarah pada ciri-ciri kedua mayat yang ditemukan dalam selang waktu sebulan terakhir.
DOKUMENTASI POLRES TANGGAMUS
Mayat tanpa identitas ditemukan di pesisir Pantai Karang Bolong, Pekon Tegineneng, Kecamatan Limau, Tanggamus, Lampung, pada Kamis (7/9/2023). Jasad tersebut dievakuasi ke RSUD Batin Mengunang, Kota Agung.
Mayat pertama ditemukan di kawasan pantai Kabupaten Tanggamus pada 15 Agustus 2023. Mayat tanpa identitas tersebut ditemukan di pinggir pantai di Pekon Teluk Brak, Kecamatan Pematang Sawah, Tanggamus. Mayat sudah membusuk dan masih mengenakan celana hitam tanpa merek.
Selanjutnya, pada Kamis (7/9/2023) siang, sesosok mayat tanpa identitas ditemukan di Pantai Karang Bolong, Pekon Tegineneng, Kecamatan Limau, Tanggamus. Dari hasil identifikasi tim forensik RS Bhayangkara, Bandar Lampung, kedua mayat itu berjenis kelamin laki-laki. Tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh keduanya.