Harga Gabah Masih Tinggi, Penyerapan Bulog Terhambat
Pengadaan beras Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon di wilayah Cirebon, Jawa Barat, masih menghadapi kendala. Bulog belum bisa segera menyerap gabah dan beras petani lantaran harganya di atas harga pembelian pemerintah.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Pengadaan beras oleh Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon di wilayah Cirebon, Jawa Barat, dan sekitarnya, masih menghadapi kendala. Bulog belum bisa segera menyerap gabah dan beras petani lantaran harganya masih di atas harga pembelian pemerintah.
Pemimpin Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon Imam Firdaus Jamal mengakui, tingginya harga gabah di tingkat petani menghambat penyerapan Bulog. ”Harga gabah kering panen (GKP) saat ini di Cirebon adalah Rp 7.000 sampai Rp 7.300 per kilogram,” ucapnya, Selasa (19/9/2023).
Angka itu jauh di atas harga pembelian pemerintah atau HPP di petani, yakni Rp 5.000 per kg untuk GKP dan Rp 5.100 per kg per GKP di tingkat penggilingan. Lonjakan harga gabah itu terjadi beberapa bulan terakhir di tengah fenomena El Nino yang ditandai dengan kekeringan.
”(Harga) ini mungkin di sisi produsen sangat menguntungkan bagi teman-teman petani. Cuma, yang perlu kita antisipasi di sisi hilirnya (konsumen),” ungkap Imam. Kenaikan harga gabah, lanjutnya, bakal berimbas pada lonjakan harga beras seperti yang terjadi saat ini di Cirebon.
Berdasarkan pantauan Pemkot Cirebon, harga rata-rata beras medium di sejumlah pasar tercatat Rp 13.000 per kg. Bahkan, di tingkat eceran, harganya bisa mencapai Rp 15.000 per kg. Angka itu jauh di atas harga eceran tertinggi beras medium di wilayah Jawa, yakni Rp 10.900 per kg.
Pihaknya pun bekerja sama dengan pemerintah daerah dan PT Pos Indonesia Cabang Cirebon untuk menyalurkan bantuan beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Majalengka, dan Kuningan. Penyalurannya pada September-November.
Setiap bulan, KPM akan menerima 10 kg beras medium. ”Penyaluran bantuan ini seyogianya akan dilaksanakan pada Oktober sampai Desember 2023. Namun, pemerintah menyikapi gejolak harga beras sehingga Badan Pangan Nasional menginstruksikan dimajukan September,” ujarnya.
Dari data sementara, kebutuhan beras di satu kota dan tiga kabupaten itu per bulan sekitar 5.600 ton atau berkisar 16.000-18.000 ton selama tiga bulan. ”Dengan cadangan beras di gudang, 48.000-49.000 ton beras, insya Allah mencukupi untuk penyaluran bantuan beras,” ucap Imam.
Stok itu berasal dari penyerapan gabah dan beras pada musim panen sebelumnya masing-masing sekitar 35.000 ton dan 13.000 ton dari pengadaan luar negeri. Beras impor itu dari Thailand dan Vietnam. Pihaknya tidak menutup kemungkinan tambahan beras impor sesuai penugasan pemerintah.
Imam mengklaim, pihaknya telah berupaya menyerap gabah petani untuk menambah cadangan beras. ”Tahun lalu, sampai akhir Desember, penyerapan hanya 62.000 ton (beras). Tahun ini, baru sampai Juli sudah 82.000 ton. Jadi, sebetulnya penyerapannya meningkat,” ungkapnya.
Meski demikian, ia mengakui, pengadaan beras itu belum mencapai target tahun ini, yakni 96.500 ton. Tingginya harga gabah di tengah kekeringan juga membuat Bulog Cirebon kesulitan menyerap gabah petani. ”Kami menunggu kebijakan pemerintah pusat soal fleksibilitas harga,” katanya.
Dengan kebijakan itu, Bulog dapat membeli gabah petani di atas HPP. Dalam catatan Kompas, Badan Pangan Nasional pernah menerapkan fleksibilitas harga pada musim panen Maret lalu. Saat itu, harga gabah kering giling ditentukan Rp 5.750 per kg, di atas HPP Rp 5.250 per kg.
Ketua Paguyuban Mitra Bulog Cirebon H Jumair mengatakan, pihaknya tidak lagi memasok gabah untuk Bulog karena harga GKP di tingkat petani sudah jauh di atas HPP beberapa bulan terakhir. Sekitar 25 mitra Bulog di Cirebon, katanya, juga tidak lagi memasok beras medium untuk Bulog.
Menurut dia, sejak panen pada Juli, harga gabah di petani terus naik dari Rp 5.8000 per kg hingga kini di atas Rp 7.000 per kg. ”Kami dilema. Mau beli tidak cukup modal. Kalau tidak beli, nanti enggak ada barang (gabah). Jadi, sekarang, masih menunggu (harga turun),” ujarnya.