Merayakan Interaksi Seniman di Tengah Kota Denpasar
Sebentuk perayaan dan pameran digelar untuk memaknai perpindahan Sawidji Gallery dari kawasan Ubud, Gianyar, ke wilayah Kota Denpasar, Minggu (17/9/2023). Kehangatan terpancar dari kehadiran sejumlah seniman.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
Dari sebuah rumah, yang berada di ujung sebuah gang di Jalan Plawa, Kota Denpasar, Bali, menyeruak kehangatan, Minggu (17/9/2023) sore. Kehangatan dipancarkan dari kehadiran sejumlah seniman yang berbeda latar belakang. Mulai dari penari, penyair, pelukis, budayawan, sampai fotografer dan penyanyi.
Mereka berkumpul untuk merayakan kehadiran Sawidji Gallery, yang menempati ”rumah baru”, yakni rumah di ujung sebuah gang di Jalan Plawa, Kota Denpasar, itu. Sawidji Gallery semula berlokasi di wilayah Mas, Ubud, Gianyar.
Budayawan yang juga penyair, Anak Agung Sagung Mas Ruscitadewi, memaknai kehadiran Sawidji Gallery di ”rumah baru” itu melalui pembacaan puisi berjudul ”Perjalanan Sandyakala, bagi Ayuningati” dan ”Perjalanan Pulang, bagi Ayuningati”. Pembacaan puisi dari Mas Ruscitadewi itu dihangatkan dengan pementasan tari kontemporer oleh Kezia Alyssa.
Puisi lain dari Mas Ruscitadewi juga ditampilkan dalam selembar spanduk, yang dipasang di dalam rumah di dekat pintu galeri. Bait ”Gundah pindah, berkah indah” mengawali puisi berjudul ”Sebiji Suci Sejati” karya Mas Ruscitadewi tersebut. Selain puisi, dipajang pula sejumlah karya seni lain, seperti patung, instalasi, foto, dan lukisan serta karya multimedia.
Sebiji atau satu, yang ditautkan dalam judul puisi karya Mas Ruscitadewi itu, juga menjadi pemaknaan dari Sawidji. Perihal itu diungkapkan pemilik Sawidji Gallery Dian Dewi Reich dalam sambutannya. Sawidji juga bermakna kebersamaan untuk saling memahami.
Perupa dan akademisi dari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar I Wayan Sujana ”Suklu” mengungkapkan, kehadiran Sawidji Gallery di Kota Denpasar menjadi ruang berinteraksi bagi para seniman dari berbagai latar belakang seni.
Mengawali sambutan dalam acara bertajuk ”Sawidji Comes Home an Exhibition”, Minggu (17/9/2023), Sujana Suklu mengatakan, ruang interaksi juga menjadi kebutuhan bagi seniman, selain ruang personal dan ruang sosial. Sujana Suklu juga turut ”menghangatkan” perayaan pindah rumah Sawidji Gallery melalui lukisannya yang dipamerkan di sana.
Selain Sujana Suklu, perayaan pindah tempat Sawidji Gallery itu turut dihadiri sejumlah perupa lain, antara lain I Nyoman Erawan, Made Mahendra Mangku, Made ”Kaek” Dharma Susila, dan Putu ”Bonuz” Sudiana. Hadir pula pemerhati sosial dan budaya Putu Suasta, penyair I Wayan Jengki Sunarta dan Warih Wisatsana, fotografer Tjandra Hutama, dan beberapa kolega Dian Dewi lainnya.
Adapun seniman, yang karyanya juga dipamerkan di sana, antara lain perupa Made Kaek Susila, Putu Bonuz Sudiana, dan Ellen Lane. Ada pula fotografer Nyoman Butur Suantara dan kreator Dibal Ranuh. Karya-karya seniman yang ditampilkan memberikan perspektif beragam, sebagian merupakan karya baru yang dibuat pada tahun 2023.
Lukisan berjudul ”SS 434 HZ Molecule (2023)” karya Sujana Suklu, yang menampilkan jalinan jaring menutup bundaran berwarna coklat tembaga. Lukisan itu dihadirkan dalam satu ruang pamer bersama lukisan berjudul ”Kala Sungsang (2023)” karya Putu Bonuz. ”Kala Sungsang” menampilkan sebentuk makhluk abstrak dengan wajah dikelilingi api dan berlidah api.
Sementara itu, lukisan berjudul ”Buried Secret (2021)” karya Ellen Lane, yang menampilkan sosok sedang memegang topi bundar dan wajahnya tampak muram, dipasang berdekatan dengan pajangan puisi berjudul ”Sebiji Suci Sejati” karya Mas Ruscitadewi di dekat pintu galeri. Pamasangan dua karya seni yang berbeda dan juga terasa kontradiktif itu seakan mengajak setiap tamu yang baru masuk untuk sejenak merenung.
Dian Dewi mengungkapkan, perpindahan lokasi Sawidji Gallery dari kawasan Ubud, Gianyar, ke Kota Denpasar dirasakan sebagai paradoks. Kehadiran Sawidji Gallery di Mas, Ubud, untuk menjauh dari hiruk pikuk suasana kota. Namun, dalam perjalanannya, Sawidji Gallery kini menempati lokasi di tengah kota. Kepindahan ke rumah di Jalan Plawa, Kota Denpasar, tidak lepas dari interaksi Sawidji Gallery dengan seniman Made Kaek Susila.
”Jujur, saya tidak menduga kami akan menemukan kenyamanan dan keluarga di lokasi baru ini. Lokasi baru ini juga mendekatkan kami dengan teman-teman,” kata Dian Dewi.
Ia berharap di lokasi baru yang disebutnya sebagai rumah itu tidak menyurutkan semangat kebersamaan. Kehadirannya juga diharapkan akan lebih mengakrabkan dan semakin menghangatkan interaksi dengan para seniman dari berbagai seni.
”Inilah makna rumah. Sehingga kami menyebut Sawidji Comes Home,” kata Dian Dewi.