Ribuan penari gandrung kembali beraksi pada Festival Gandrung Sewu di Banyuwangi. Tahun ini, acara bertambah semarak oleh demo udara pesawat tempur TNI AU.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·4 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Sebanyak 1.200 orang menari gandrung bersama dalam puncak Festival Gandrung Sewu di Pantai Marina Boom, Kelurahan Kampung Mandar, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (16/9/2023). Kemeriahan acara ini bertambah dengan hadirnya demo udara pesawat tempur dan penerjunan oleh prajurit TNI Angkatan Udara.
Sebelum tari gandrung kolosal dimulai, empat pesawat tempur EMB-314 Super Tucano lebih dulu melintas rendah di atas arena tari (dan sekali lagi saat tari gandrung dipentaskan). Disusul tiga pesawat tempur T-50i Golden Eagle. Sebelum itu, 15 prajurit TNI AU terjun dan mendarat di arena pergelaran tari.
Setelah itu, ribuan penari gandrung mulai menari. Mereka menampilkan berbagai formasi secara bergantian, seperti bunga, putaran, dan kipas. Ribuan pasang mata penonton pun terus tertuju pada gerak rampak para penari.
Para penari merupakan siswa yang masih duduk di bangku SD hingga SMA di Banyuwangi yang telah lolos seleksi ketat. Sebelum tampil dalam tarian kolosal itu, mereka telah berlatih selama dua hingga tiga bulan.
Dibandingkan perhelatan sebelumnya, Gandrung Sewu tahun 2023 yang mengambil tema ”Omprog the Glory of Art” memang berbeda. Selain digelar lebih lama, yakni tiga hari, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga bekerja sama dengan TNI AU.
Sebelum acara puncak, berturut-turut digelar musik dan seni Padhang Bulanan pada Kamis malam serta Meras Gandrung dan Gandrung Terop pada Jumat sore hingga malam hari. Pergelaran kesenian tradisi khas Banyuwangi ini menyedot perhatian masyarakat. Ribuan orang yang datang bukan hanya dari Banyuwangi, melainkan juga dari daerah lain.
”Tahun ini kami didukung oleh TNI AU untuk air show. Mudah-mudahan tahun depan Gandrung Sewu ini tetap kami lakukan dengan tema berbeda, dengan mengangkat muatan lokal. Ini adalah wadah bagi kami untuk memberikan ruang kepada anak muda Banyuwangi untuk mencintai budayanya,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Hadir pada kesempatan ini, antara lain, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas, Kepala Staf TNI AU Marsekal Fadjar Prasetyo, Duta Besar Norwegia untuk Indonesia HE Rut Kruger Giverin, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Ipuk mengatakan, TNI AU memiliki kegiatan Semarak Dirgantara yang tahun ini diselenggarakan di Banyuwangi sehingga dijadikan satu, kolaborasi dengan gandrung sewu.
Pelaksanaan kegiatan yang telah masuk kalender event nasional Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini lebih lama, menurut Ipuk, guna memberikan keleluasaan kepada anak-anak untuk tampil. Selain itu, festival ini diharapkan bisa memacu perekonomian masyarakat, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah.
Adapun mengenai tema, omprog memiliki filosofi luas. Penutup kepala atau mahkota itu menggambarkan kecantikan penari gandrung. ”Tema omprog menegaskan betapa seni adalah bahasa universal yang mampu memvisualkan nilai-nilai kebaikan dan kebajikan dalam kehidupan masyarakat Banyuwangi dengan cara indah dan menyentuh hati. Sekaligus mengokohkan persatuan, membangkitkan semangat kebersamaan,” kata Ipuk.
Ketua Dewan Kesenian Blambangan Hasan Basri menambahkan, omprog atau mahkota pada penari gandrung sarat dengan makna. Setiap bagian menyimpan simbol tertentu. Ada pilisan, bathukan, ombyok, kether, nanasan, hingga Gatotkaca berbadan naga.
”Bagian-bagian tersebut menyiratkan makna kehidupan yang senantiasa dinamis. Kehidupan yang harus selalu mengarah kepada kebaikan,” ujarnya.
Peluang usaha
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, dalam sambutan secara virtual, mengatakan, melalui Gandrung Sewu, ikon pariwisata Banyuwangi yang mengangkat budaya seni khas daerah diharapkan dapat memperkuat promosi destinasi pariwisata setempat sekaligus meningkatkan kunjungan wisata ke daerah tersebut.
”Selain itu, festival dapat membuka peluang usaha dan menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya,” ujarnya.
Menurut Sandiaga, pemerintah selalu mendukung kegiatan yang berpedoman pada konsep berwawasan lingkungan. Dia berharap Gandrung Sewu juga bisa mendorong kesadaran masyarakat untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan, termasuk menjaga kebersihan pantai.
Mudah-mudahan tahun depan Gandrung Sewu ini tetap kami lakukan dengan tema berbeda, dengan mengangkat muatan lokal. Ini adalah wadah bagi kami untuk memberikan ruang kepada anak muda Banyuwangi untuk mencintai budayanya.
Hal senada disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Khofifah mengatakan, Gandrung Sewu akan menjadi pintu pembuka kehadiran Banyuwangi di berbagai pentas budaya, termasuk menjadikan ekonomi, kreativitas, dan produktivitas semakin meningkat.
”Teruslah membangun semangat yang produktif, bangun budaya dan seni yang seiring dengan upaya membangun proses perdamaian, membangun proses hidup guyub rukun. Semoga Gandrung Sewu menjadi bagian penguat peran Banyuwangi dalam berbagai event,” ucapnya.