Ribuan penari gandrung akan kembali beraksi dalam pergelaran Gandrung Sewu di Banyuwangi, Jawa Timur. Selain digelar lebih lama, ajang kali ini juga dimeriahkan ”air show” prajurit TNI Angkatan Udara.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Sebanyak 1.200 penari gandrung akan beraksi pada puncak Gandrung Sewu di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (16/9/2023). Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, rangkaian Gandrung Sewu tahun ini digelar dengan durasi lebih lama, yakni tiga hari, 14-16 September 2023.
Dengan mengenakan kostum khas bernuansa merah dan keemasan, ribuan penari akan tampil menyuguhkan pertunjukan di bibir Pantai Marina Boom di Kelurahan Kampung Mandar, Kecamatan Banyuwangi, yang berhadapan langsung dengan Selat Bali.
Para penari merupakan siswa SD-SMA se-Banyuwangi yang telah berlatih menari sejak dua bulan lalu dan diseleksi. Selain itu, ada juga gandrung senior yang ikut tampil.
Berbagai formasi secara bergantian akan mereka bawakan dalam kalender ajang (event) nasional Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu, mulai dari formasi bunga, putaran, kipas, dan masih banyak lainnya. Gerak rampak, kostum mewah, berpadu dengan pemandangan pantai yang eksotis akan menjadi sebuah sajian yang diharapkan memukau penonton.
Dengan tema ”Omprog, The Glory of Art”, rangkaian Gandrung Sewu dimulai pada Kamis (14/9/2023) sekitar pukul 18.00 dengan pergelaran tari dan musik tradisional ”Padang Bulanan” di pinggir pantai oleh anak-anak muda.
Lalu, pada Jumat (15/9/2023) pukul 16.00 akan diadakan ”Meras Gandrung” yang merupakan acara wisuda atau pengukuhan penari gandrung. Ritual ini menandai bahwa seseorang sudah dinyatakan lulus dan siap mementaskan tari gandrung secara utuh.
Seusai Meras Gandrung dilanjutkan pertunjukan ”Gandrung Terop”. Pada Gandrung Terop akan dihadirkan para penari gandrung profesional Banyuwangi sebagai bentuk apresiasi atas semangat mereka melestarikan budaya.
Sementara pada puncak acara akan digelar pentas tari kolosal Gandrung Sewu, Sabtu (16/9/2023). Tema Omprog, the Glory of Art bercerita tentang sikap pengendalian diri dalam menjalani kehidupan sebagai seorang penari gandrung. Omprog merupakan mahkota/penutup kepala tari gandrung.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Kamis (14/9/2023), mengatakan, tema itu menggambarkan perjuangan keras seorang penari gandrung dalam mengatasi tantangan dan ujian berat serta stigma negatif yang sering melekat pada diri seorang penampil.
”Bagaimana seorang penari harus mampu menjaga dan membentengi diri agar bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan terhormat (The Glory of Art),” katanya.
Ipuk mengatakan, Gandrung Sewu juga menjadi strategi yang ampuh untuk mempertahankan kebudayaan lokal menghadapi gempuran budaya luar.
”Lebih dari itu, Gandrung Sewu juga menjadi pendorong ekonomi yang langsung dirasakan oleh warga. Penginapan, restoran, warung, homestay, UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), semuanya merasakan berkah dari event ini,” kata Ipuk.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda menambahkan, Gandrung Sewu tahun ini bakal dirangkai dengan Semarak Dirgantara oleh jajaran TNI Angkatan Udara (AU). Selain penampilan ribuan penari, saat puncak acara, penonton juga akan dihibur aksi air show prajurit TNI AU.
”Dalam air show tersebut akan ditampilkan berbagai aksi kedirgantaraan, seperti aksi udara Jupiter Aerobatic Team (JAT), atraksi terbang lintas (fly pass) pesawat tempur, hingga joy flight. Pengunjung juga akan disuguhi atraksi terjun payung serta paramotor,” ungkap Bramuda.
Dampak ekonomi Gandrung Sewu dirasakan oleh masyarakat. Salah satu perajin omprog (penutup kepala/mahkota perlengkapan tari gandrung) asal Dusun Kedaleman, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Hidayatur Rohman, mengaku, dalam dua bulan terakhir pihaknya cukup banyak menerima perbaikan ataupun pesanan omprog dibandingkan dengan hari biasanya.
Untuk perbaikan, permintaan paling banyak datang dari sekolah, yakni SMP-SMA. Adapun untuk pesanan pembuatan omprog ada yang datang dari SMA. ”Ada juga yang buat anak kecil,” ujarnya saat dihubungi secara terpisah.
Omprog buatan Hidayatur dihargai Rp 500.000-Rp 800.000 per buah untuk pembuatan dari karpet. Harga omprog berbahan kulit Rp 1,2 juta sampai Rp 2 juta per buah.
Gandrung sewu terakhir digelar pada Oktober 2022. Ajang itu kembali digelar setelah dua tahun absen akibat pandemi Covid-19. Berlangsung di Pantai Marina Boom, saat itu Gandrung Sewu dimeriahkan oleh 1.188 penari. Mereka adalah pelajar SD sampai SMA.