Gempa bumi bermagnitudo 6,2 yang berepisentrum di wilayah Halmahera Barat terasa hingga di Sulut, Senin (11/9/2023) malam. Belum ada laporan korban jiwa, dan hanya ada kerusakan satu bangunan.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS – Gempa bumi bermagnitudo 6,2 yang berepisentrum di wilayah Halmahera Barat, Maluku Utara, terasa hingga di Sulawesi Utara, Senin (11/9/2023) malam. Hingga kini, belum ada laporan korban jiwa. Kerusakan bangunan yang terdata hingga jelang tengah malam hanya Aula B Gelanggang Olahraga RW Mongisidi Manado.
Gempa terjadi sekitar pukul 20.51 Wita dan berlangsung sekitar 15 detik. Warga di bilangan Wanea, Manado, yang ketakutan sontak berlarian ke luar rumah. Sebab, guncangan gempa sampai menggoyangkan barang-barang yang berada di dalam rumah, atau setara skala III sampai IV Modified Mercalli Intensity (MMI).
Safitri (28), warga Kairagi, sedang berada di kantor ketika gempa mengguncang. “Biasanya gempa di Manado enggak terlalu kencang, jadi awalnya saya tenang-tenang aja. Tapi, lama-lama kedengaran kaca bergetar, terus ada benda seperti atap seng jatuh di luar. Jadi saya cepat-cepat lair ke luar,” ujarnya.
Sementara itu, Brayen Mambu (37), warga Wenang, sedang berkendara ketika gempa terjadi. “Saya lagi naik motor, jadi enggak rasa apa-apa. Tapi mobil-mobil banyak yang berhenti, terus orang teriak-teriak ‘tanah goyang,’” katanya.
Di Instagram, akun @ererree3 dan @kotamanado menyebarkan video kehebohan di mal Manado Town Square. Ratusan warga yang sedang menonton di Bioskop XXI berhamburan keluar sambil berteriak akibat panik.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), titik pusat gempa berada 11 kilometer di timur laut Jailolo, Halmahera Barat dengan kedalaman 152 kilometer dari permukaan Bumi. Getarannya terasa hingga di Manado, Minahasa, Kotamobagu, Sangihe, Minahasa Utara, dan bahkan Gorontalo.
Dari Jakarta, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, gempa yang terjadi merupakan gempa tektonik. Mulanya, magnitudo yang dirilis BMKG adalah M 5,9 dengan kedalaman 168 km, sebelum kemudian dimutakhirkan.
“Episentrum gempa bumi terletak pada koordinat 1,18 derajat Lintang Utara dan 127,44 derajat Bujur Timur. Dengan memerhatikan lokasi episentrum dan hiposentrumnya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Laut Maluku dengan mekanisme pergerakan naik atau thrust fault,” tutur Daryono.
Ia juga menegaskan masyarakat tak perlu panik karena gempa bumi ini tidak menimbulkan potensi tsunami. BMKG juga belum mencatat adanya gempa susulan dari episentrum yang sama. Namun, sekitar 23.30 Wita, terjadi gempa berkekuatan M 3,2 di Laut Maluku dengan kedalaman 33 km, tetapi getarannya tak lagi terasa.
“Masyarakat kami imbau agar tetap tenang, tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kami juga mengimbau masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Pastikan rumah Anda tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang dapat membahayakan kestabilan bangunan,” ujarnya.
Sementara itu, di Manado, tidak ada laporan adanya korban jiwa. Satu-satunya bangunan rusak yang terdata hingga tengah malam adalah fasad Aula B GOR RW Mongisidi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulut. Bahan yang dipakai adalah lembaran aluminium berbentuk persegi dengan rangka besi yang berkarat di beberapa titik.
Pemprov Sulut yang diwakili Sekretaris Daerah Steve Kepel telah mengecek bangunan, bahkan masuk ke dalam untuk melihat kerusakan yang ditimbulkan. Ia mengatakan, fasad dengan motif siluet orang berolahraga tersebut adalah hasil renovasi yang telah berdiri selama tiga tahun terakhir.
“Sudah cukup lama. Nanti kami perbaiki. Kami lakukan pendataan (kerusakan) besok, tetapi di dalam tidak ada kerusakan, sudah kami video,” kata Steve. Ia menambahkan, sehari-hari Aula B dipakai untuk olahraga basket, voli, tenis meja, dan berbagai olahraga lain yang dapat dilangsungkan di dalam ruangan.
Sekretaris Umum KONI Sulut, Tony Kullit, mengatakan hanya bagian eksternal gedung bagian barat yang rusak. “Cuma aksesorinya saja. Tetapi yang di dalam aman, masih bisa digunakan untuk latihan atlet,” kata dia.
Komandan Distrik Militer 1309 Manado, Letnan Kolonel Infanteri Himawan Teddy Laksono juga telah tiba di kompleks GOR RW Mongisidi untuk mengecek kerusakan gedung. Ia mengatakan, asesmen kerugian nantinya akan dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Adapun hasil patroli menyebutkan belum ada kerusakan lainnya. “Laporan Babinsa (Bintara Pembina Desa), tidak ada korban jiwa. Kami akan pantau apabila ada gempa susulan. Mitigasi dan siaga bencana juga nanti akan dilaksanakan BPBD,” kata Teddy.
Akan tetapi, Teddy menegaskan pihaknya telah turut membentuk tim reaksi cepat. “Apabila terjadi gempa, bisa evakuasi untuk kelompok rentan serta menyediakan kebutuhan vital bagi mereka. Untuk saat ini, kami monitor wilayah, mengamankan agar masyarakat tidak mendekat (ke Aula B GOR RW Mongisidi),” kata dia.