Gempa M 5,7 di Laut Bali, BMKG Sebut Tak Berpotensi Memicu Tsunami
Gempa dengan magnitudo 5,7 terjadi di Laut Bali dan dirasakan hingga Nusa Tenggara Barat, Sabtu (9/9/2023) pagi. Gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·2 menit baca
MATARAM, KOMPAS – Gempa bumi dengan magnitudo 5,7 terjadi di Laut Bali, Sabtu (9/9/2023) pagi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, gempa yang dirasakan hingga Nusa Tenggara Barat itu tidak berpotensi memicu tsunami. Hingga saat ini, belum ada laporan dampak kerusakan akibat gempa itu.
Kepala Stasiun Geofisika Mataram Ardhianto Septiadhi mengatakan, gempa tersebut terjadi pada Sabtu pukul 07.16 WIB. Berdasarkan hasil analisis BMKG, episenter gempa bumi itu terletak pada koordinat 6,96 derajat Lintang Selatan dan 116,52 Bujur Timur.
”Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 160 kilometer timur laut Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, pada kedalaman 511 kilometer. Gempa bumi ini diduga susulan gempa bumi utama dengan magnitudo 7,1 yang terjadi pada 29 Agustus 2023,” ujar Ardhianto.
Menurut Ardhianto, dengan melihat lokasi episenter (titik pusat gempa bumi di atas permukaan bumi) dan kedalaman hiposenter (titik gempa di bawah permukaan bumi), gempa itu merupakan jenis gempa bumi dalam (deep focus) akibat adanya aktivitas slab pull (tarikan ekstensional Lempeng Australia ke bawah) karena pengaruh gaya gravitasi.
Ardhianto menambahkan, berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber gempa, gempa tersebut memiliki mekanisme pergerakan turun. ”Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” katanya.
Sejauh ini, tidak ada dampak yang dilaporkan akibat gempa bumi tersebut. Walakin, masyarakat di sejumlah daerah merasakan guncangan.
Menurut data BMKG, guncangan gempa bumi dirasakan Denpasar, Mataram, Lombok Utara, Lombok Barat dan Lombok Tengah dengan skala intensitas II-III Modified Mercalli Intensity (MMI). Pada skala III MMI, getaran akibat gempa bumi dirasakan nyata di dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
Selain itu, gempa juga dirasakan di daerah Kuta, Bali, dengan skala intensitas II MMI. Pada skala itu, getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Ardhianto menambahkan, dari pengamatan BMKG hingga Sabtu pukul 07.30 WIB, tidak terpantau adanya gempa susulan. Ardhianto meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Dia menyebutkan, BMKG memiliki kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi baik di Twitter, Instagram, Telegram, maupun situs resmi.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Berdasarkan pantauan Kompas di Mataram, NTB, aktivitas masyarakat pada saat gempa terpantau normal. Selain itu, tidak ada kepanikan yang terjadi.
Di kawasan Udayana, Mataram, warga terpantau menjalani kegiatan pagi seperti berolahraga. ”Tidak ada saya merasakan gempa,” kata Nyoman (32), salah satu warga.