Jadi Kontributor Pemulihan Ekonomi Nasional, Ekonomi Syariah Terus Digenjot
Kinerja positif di tengah ketidakpastian dan perlambatan yang meliputi perekonomian global jadi penanda ekonomi dan keuangan syariah mampu menjadi kontributor pemulihan ekonomi nasional.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO, YOLA SASTRA
·5 menit baca
PADANG, KOMPAS — Ekonomi dan keuangan syariah tetap tumbuh di tengah ketidakpastian dan perlambatan yang meliputi perekonomian global. Kinerja positif ini menjadi penanda ekonomi dan keuangan syariah mampu menjadi kontributor pemulihan ekonomi nasional.
Meski demikian, berbagai capaian prestasi serta program kerja ekonomi dan keuangan syariah masih dihadapkan dengan tingkat literasi dan pangsa pasar yang relatif rendah. Pangsa pasar ekonomi dan keuangan syariah Indonesia per Juni 2023 baru sekitar 10,9 persen dari total perekonomian Indonesia, sedangkan tingkat literasi pada 2022 baru mencapai 23,3 persen.
”Angka ini sebetulnya menunjukkan peningkatan apabila dibandingkan tahun 2019, di mana pangsa pasar ekonomi syariah saat itu baru berkisar 6 persen dan literasi berada di angka 16 persen,” kata Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat memberikan sambutan pada Pembukaan Minangkabau Halal Festival, di Auditorium Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, Jumat (8/9/2023).
Sebelumnya, dalam Rapat Pleno Komite Nasional Ekonomi Syariah Desember 2022, Wapres Amin meminta agar literasi ekonomi dan keuangan syariah ditingkatkan, setidaknya menjadi 50 persen.
”Target ini penting karena akan memberikan gambaran sejauh mana pengetahuan dan penerimaan masyarakat Indonesia, khususnya terhadap produk dan layanan syariah yang digunakan sehari-hari,” ujar Wapres Amin.
Wapres Amin menuturkan, potensi sektor industri halal di Sumatera Barat sangat besar. Banyak produk halal khas Minang juga mudah dijumpai di pasaran.
”Berkembangnya sektor ini tentu selaras dengan falsafah kearifan lokal adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah,” ujar Wapres Amin.
Selain itu, kemajuan industri halal Sumatera Barat juga ditopang kekayaan sumber daya alam, keunikan budaya, ragam kuliner halal, destinasi wisata halal, serta banyak sekali produk halal UMKM. Pengembangan sektor keuangan syariah di wilayah Sumatera Barat juga dinilai membanggakan. Salah satunya, Provinsi Sumatera Barat mampu mencatatkan pertumbuhan aset perbankan syariah mencapai 10 persen, dengan nilai lebih dari Rp 15 triliun.
”Oleh sebab itu, dengan kebijakan, strategi, dan program yang tepat, mestinya ’Sumatera Barat Menuju Produsen Halal Dunia’ tidak sulit untuk direalisasikan,” ujar Wapres Amin.
Menurut Wapres Amin, segenap potensi yang sudah ada mesti terus dikembangkan. Sumatera Barat harus menjadi contoh dan menularkan semangat positifnya agar kemajuan ekonomi dan keuangan syariah dapat juga diwujudkan di wilayah lain.
Festival ini mesti dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mempererat silahturahmi dan memperluas jejaring kerja sama antarpemangku kepentingan ekonomi dan keuangan syariah. ”Tidak sebatas kemitraan di Sumatera Barat saja, tetapi meluas sampai ke mancanegara,” ujar Wapres Amin.
Pada kesempatan tersebut, Wapres Amin menuturkan, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) memegang peranan penting. Kehadiran MES diharapkan mampu membawa solusi nyata atas berbagai problem umat sehingga dampak kebaikannya dirasakan secara langsung oleh rakyat.
”Sebagai upaya mengoptimalkan potensi industri halal Sumatera Barat, selain menciptakan kebijakan dan program yang kreatif dan inovatif, saya ingin menekankan tiga hal penting,” kata Wapres.
Pertama, kerja sama sektor ekonomi dan keuangan syariah perlu diperluas dengan menjalin lebih banyak kemitraan bisnis syariah di tingkat global. Sumatera Barat telah meraih prestasi di panggung dunia, di antaranya sebagai operator wisata halal terbaik, destinasi halal terbaik, dan destinasi kuliner halal terbaik.
”Berbagai capaian bertaraf internasional ini menjadi pelecut semangat kita dan inspirasi juga bagi provinsi-provinsi lain,” ujar Wapres Amin.
Kedua, produk unggulan yang spesifik dari tiap-tiap daerah mesti terus dikembangkan dan dipromosikan secara luas dan konsisten.
”Siapa yang tidak kenal rendang? Jejak kuliner khas Minang ini sudah bisa ditemukan di kota-kota besar di luar negeri. Bahkan, rendang pernah dinobatkan sebagai makanan terlezat di dunia,” ujar Wapres Amin.
Ketiga, partisipasi aktif MES pun mesti terus didorong dalam berbagai program kerja KNEKS. Program dimaksud adalah peningkatan literasi, percepatan sertifikasi halal, ekspor produk halal UMKM, dan pelaksanaan berbagai pameran produk-produk halal daerah.
Masyarakat Ekonomi Syariah memegang peranan penting. Kehadiran MES diharapkan mampu membawa solusi nyata atas berbagai problem umat sehingga dampak kebaikannya dirasakan secara langsung oleh rakyat.
Gubernur Sumbar Mahyeldi dalam kesempatan yang sama mengatakan, dalam upaya menjadi pusat pengembangan industri halal di Indonesia, Pemprov Sumbar terus mendorong percepatan pengembangan industri halal. Salah satu upayanya melalui Minangkabau Halal Festival pada 8-10 September 2023.
”Rangkaian kegiatannya antara lain edukasi percepatan sertifikasi halal, mulai dari pendampingan sampai pelaku UMKM dapat sertifikasi halal, seminar pengembangan industri halal, pameran produk syariah oleh perbankan, dan kegiatan lainnya sebagai bagian pengembangan ekonomi dan keuangan syariah,” katanya.
Mahyeldi melanjutkan, upaya lainnya dalam menjadi provinsi halal dan terdepan dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, Provinsi Sumbar sudah memiliki Perda Nomor 1 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Wisata Halal. Saat ini, pemprov juga sedang proses penyiapan perda terkait konversi Bank Nagari menjadi bank syariah.
Kemudian, Sumbar juga meluncurkan gerakan Minangkabau berwakaf pada 2021. Selain itu, juga sudah terbentuk Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) Provinsi Sumbar dalam upaya menggerakkan perekonomian pesantren, serta sedang berprosesnya kawasan halal lifestyle di Masjid Raya Sumbar.
Mahyeldi menambahkan, Sumbar sudah menyiapkan infrastruktur pendukung produk halal, seperti rumah potong hewan bersertifikat halal, tempat pemotongan unggas bersertifikat halal, lembaga pemeriksa halal, dan pendamping produksi halal.
”Pemprov Sumbar bersama instansi terkait, dengan perbankan, BUMN, dan BUMD, berkolaborasi membina dan mengembangkan pelaku usaha mikro kecil dalam percepatan sertifikasi halalnya di samping membantu permodalan dan pemasaran produk-produknya,” ujarnya.
Sinergi
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat MES Iggi Haruman Achsien mengatakan, dalam mendorong terwujudnya Indonesia sebagai pusat produsen halal dunia, MES bersama stakeholder terus bersinergi melalui program kerja nasional.
Beberapa upaya itu antara lain akselerasi sertifikasi produk halal, baik melalui skema self declare maupun reguler serta edukasi dan sosialisasi jaminan produk halal bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal. MES juga melakukan kegiatan bisnis matching untuk mendorong ekspor produk halal bekerja sama dengan sejumlah pengurus khusus MES di luar negeri, Bank Indonesia, dan sejumlah agregator melalui ekosistem global halal hub.
”MES juga melakukan program pelatihan dan pendampingan usaha serta pengembangan kawasan kuliner halal bagi pelaku UMKM bekerja sama dengan para pemangku kepentingan,” kata Iggi.
Iggi menambahkan, jaringan kepengurusan MES terus meningkat dan telah tersebar di 123 kabupaten/kota, 30 provinsi, dan 23 perwakilan luar negeri.