Industri Akomodasi Diyakini Menuju Pulih Sejalan Bergeraknya Pariwisata
Industri ”hospitality” diyakini kembali menuju pulih sejalan dengan semakin bergeraknya pariwisata. Optimisme membaiknya industri ini mengemuka dalam ajang 8th THINC di Nusa Dua, Badung, Bali.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Bisnis perhotelan, restoran, dan transportasi serta rekreasi diyakini kembali menuju pulih sejalan dengan semakin bergeraknya sektor pariwisata pascapandemi Covid-19. Pemerintah Indonesia menawarkan peluang investasi di sektor pariwisata dan pendukungnya di sejumlah lokasi strategis, termasuk di kawasan Ibu Kota Nusantara atau IKN di Kalimantan Timur.
Optimisme semakin membaiknya situasi industri hospitality itu mengemuka dalam ajang 8th Tourism Hotel Investment and Networking Conference (THINC) yang dilangsungkan di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (7/9/2023).
Konferensi yang diselenggarakan perusahaan konsultan Hotelivate tersebut diikuti lebih 180 delegasi dari kalangan pengusaha dan pengelola bisnis di industri berkaitan dengan pelayanan dan pariwisata itu.
Chief Executive Officer (CEO) Panorama Group Budi Tirtawisata mengungkapkan, pulihnya sektor pariwisata pascapandemi Covid-19 terjadi lebih cepat dibanding perkiraan sebelumnya. Kondisi itu ditunjukkan dengan bertumbuhnya jumlah perjalanan wisata, termasuk pergerakan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
”Pemulihan pariwisata terjadi lebih cepat,” kata Budi di sela-sela konferensi 8th THINC di Nusa Dua, Kamis (7/9/2023). ”Ini menggembirakan. Mudah-mudahan (pertumbuhan) tahun (2024) depan mampu melebihi situasi prapandemi,” ujar Budi.
Senada dengan Budi, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Parekraf Rizky Handayani Mustafa mengatakan, pergerakan pelancong di Indonesia dalam semester I-2023 menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Secara kuantitas, pergerakan kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia selama Januari 2023 sampai Juni 2023 sudah mencapai 5,1 juta kunjungan. Selama 2022, jumlah kedatangan wisman ke Indonesia 5,5 juta kunjungan.
Kedatangan wisman
Berdasarkan Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik periode September 2023, jumlah kedatangan wisman ke Indonesia sejak Januari hingga Juli 2023 mencapai 6,312 juta kunjungan.
Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia dalam tujuh bulan selama 2023 tercatat sudah melampaui pencapaian periode 2022, yakni 5,889 juta kunjungan.
Akan tetapi, pencapaian selama Januari-Juli 2023 itu baru mencapai sekitar 68,73 persen dari jumlah kedatangan wisman selama Januari-Juli 2019 yang tercatat 9,183 juta kunjungan.
Adapun dalam pemaparannya bertopik ”Investing in Indonesia” di ajang 8th THINC di Nusa Dua, Kamis (7/9/2023), Rizky menerangkan, pemerintah menyiapkan dan mengakselerasi lima destinasi superprioritas, di antaranya Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Borobudur di Jawa Tengah, dan Danau Toba di Sumatera Utara.
Selain itu, terdapat pula peluang investasi di enam kawasan ekonomi khusus (KEK), termasuk dua KEK di Bali. ”Investasi juga diharapkan masuk di kawasan IKN,” kata Rizky.
Ditemui wartawan seusai pemaparan di konferensi THINC, Rizky mengatakan, ajang THINC mempertemukan kalangan pengusaha industri hospitality, termasuk para investor sektor perhotelan dan akomodasi.
Untuk itu, pemerintah berkepentingan hadir untuk mengetahui pandangan dan melihat optimisme pengusaha serta untuk mempromosikan peluang investasi di sektor pariwisata.
Rizky menyatakan pelaksanaan konferensi, termasuk 8th THINC di Bali, juga berdampak positif untuk mendorong pertumbuhan pariwisata, terutama wisata pertemuan, insentif, konferensi, dan pameran (MICE).
Dia juga mengatakan, belum pulih seluruhnya aksesibilitas, termasuk penerbangan dari sejumlah rute internasional, turut memengaruhi pergerakan wisman ke destinasi, termasuk destinasi di Indonesia.
”Secara teori, sekarang perjalanan wisata jarak pendek masih utama akibat masih adanya kendala aksesibilitas, terutama penerbangan,” katanya.
Pendiri dan Chairman of Hotelivate, yang juga penyelenggara THINC, Manav Thadani mengatakan, pergerakan wisatawan dari Asia sudah mulai pulih meskipun pelancong dari China masih belum banyak, tetapi pelancong dari India semakin banyak.
Bertumbuhnya jumlah pelancong dari India, menurut Manav, turut dipengaruhi bertambahnya warga India yang sudah memiliki paspor. ”Indonesia menjadi destinasi yang menarik bagi pelancong India,” katanya.
Pemulihan pariwisata terjadi lebih cepat (Budi Tirtawisata).
Namun, selama ini belum ada penerbangan langsung ke Indonesia sehingga pelancong dari India harus terlebih dahulu ke Bangkok, Singapura, dan Dubai. ”Baru September ini ada penerbangan dari Mumbai ke Jakarta. Hal ini tentu akan mendorong semakin banyak pelancong India ke Indonesia,” ujar Manav.
Terkait besarnya potensi pasar wisatawan India, CEO Panorama Group Budi Tirtawisata menyatakan, hal itu akan berdampak positif bagi Indonesia sambil menunggu pulihnya pelancong dari China.
Budi mengatakan, potensi wisatawan di kawasan Asia sangat besar karena populasi penduduknya juga besar. ”Di Asia ini ada tiga kawasan, yakni China, India, dan Asia Tenggara, dengan populasi yang besar,” kata Budi.