Asap Terus Selimuti Palembang, Kasus ISPA Melonjak
Dalam enam hari terakhir, kualitas udara di Palembang masih tidak sehat. Akibatnya, kasus ISPA pun meningkat. Jika dalam dua hari kondisi tidak membaik, Pemprov Sumsel berencana meningkatkan status bencana.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Dampak asap di Palembang, Sumatera Selatan, kian mengkhawatirkan. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan berencana menaikkan status bencana jika dalam dua hari ke depan kualitas udara di Palembang tak kunjung membaik. Akibat asap, kasus infeksi saluran pernapasan atas pun melonjak.
Kualitas udara di Palembang masih terbilang fluktuatif, tetapi masuk kategori tidak sehat. Konsentrasi partikulat (PM 2,5) di Palembang masih di bawah ambang batas yang ditentukan, yakni 200 mikrogram per meter kubik (µm/m3). Jika dalam dua hari ke depan kualitas udara memburuk dan bersifat konstan, status bencana kemungkinan dinaikkan dari siaga menuju tanggap darurat bencana asap.
”Kita akan terus melihat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) karena semua ada standar ilmiahnya,” ucap Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, Rabu (6/9/2023), di Palembang.
Saat status kebencanaan dinaikkan, sejumlah kebijakan akan dibuat untuk mengurangi risiko penyakit, salah satunya menggelar pembelajaran jarak jauh untuk anak sekolah. ”Tapi, untuk sekarang, (kebijakan) itu masih belum perlu. Siswa masih boleh belajar di sekolah,” ucapnya.
Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda menyadari kondisi asap sudah mengkhawatirkan. Oleh karena itu, dia mengimbau warga agar mengurangi aktivitas di luar rumah. Jika mendesak, disarankan untuk mengenakan masker.
Fitrianti pun berharap warga Palembang tidak membakar lahan atau sampah karena bisa memperburuk keadaan. ”Saat ini, kondisi lahan sangat kering jadi segala sesuatu sangat mudah terbakar,” katanya.
ISPA meningkat
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Trisnawarman menyatakan akibat kualitas udara yang memburuk karena asap, kasus warga yang terjangkit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) meningkat signifikan. Dari data Dinkes Sumsel, terhitung ada peningkatan sekitar 4.000 kasus dalam jangka waktu satu bulan.
”Di bulan Juli, kasus ISPA di Sumsel mencapai 31.000 kasus. Di bulan Agustus meningkat menjadi 35.000 kasus,” ujarnya. Peningkatan ini disebabkan kualitas udara di beberapa kota yang memburuk, seperti Palembang dan Ogan Ilir.
”Kasus terbanyak memang berada di Palembang karena asap dari kebakaran lahan mengarah ke sini,” ucapnya. Adapun kelompok masyarakat yang paling rentan terkena ISPA adalah anak-anak dan warga lanjut usia.
Sebagai langkah antisipasi, Dinkes Sumsel menerbitkan surat edaran kepada seluruh pemerintah kabupaten dan kota dalam mencegah risiko ISPA dengan rutin membagikan masker serta juga mengedukasi masyarakat untuk menjalankan pola hidup bersih dan sehat.
Menurut dia, di musim kemarau ada beberapa penyakit yang rentan terjadi, seperti diare, demam berdarah, tifus, dan gangguan pernapasan. Jika kondisi ini tidak membaik, bisa saja jumlah penderita ISPA di Sumsel akan bertambah.
Wakil Kepala Sekolah Dasar Negeri 57 Palembang Bidang Kesiswaan Budi Harto menuturkan, sampai saat ini belum ada edaran resmi dari Pemerintah Kota Palembang untuk mengantisipasi asap. Hanya saja, pihaknya sudah memberi tahu wali kelas agar siswa dibekali masker ketika mengikuti pembelajaran di sekolah.
Kalaupun nantinya ada kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ), ungkap Budi, pihaknya akan mengikuti aturan tersebut. PJJ sudah pernah dilakukan pada 2019 saat asap sudah sangat mengganggu aktivitas belajar-mengajar.
”Memang jika terus dipaksakan dikhawatirkan siswa akan sakit,” kata Budi.
Warga Palembang, Dwi Apriyani (34), mengatakan, sejak dua minggu lalu dirinya sudah membatasi anaknya untuk beraktivitas di luar rumah. ”Sekarang pun, setiap pergi ke sekolah, saya selalu mewajibkan anak saya untuk mengenakan masker,” ujarnya.
Tidak hanya itu, di dalam rumah pun dirinya selalu mengoperasikan pendingin ruangan untuk mengurangi bau asap yang masuk ke rumah. ”Memang kondisi udara di Palembang kian mengkhawatirkan,” ucapnya.