Indonesia Tangkap Peluang Maraknya Pertumbuhan Ekonomi Digital
Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi digital tercepat di Asia Pasifik. Pertumbuhan itu didorong oleh demografi dinamis yang melibatkan layanan ”streaming”, pasar daring, platform pembayaran, hingga e-logistik.
Adakah warga Indonesia yang belum pernah belanja online, menonton Youtube, menyimpan foto di aplikasi Cloud, atau bersentuhan dengan dunia digital? Bisa jadi ada, namun jumlahnya sudah pasti tak banyak. Di era ini, warga Indonesia telah terpapar digitalisasi dan penggunaan teknologi digital terus naik secara eksponensial.
Dalam forum NeutraDC Summit 2023 bertajuk Navigation Trend to Sustainable Future yang berlangsung pada Senin (4/9/2023) di Nusa Dua, Bali, terungkap bahwa Indonesia menguasai 40 persen dari workload generation IT di Asia Tenggara. Artinya, dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya, Indonesia menjadi pengguna terbesar layanan digital.
Honesty Basyir, Direktur Group Business Development Telkom Group, bahkan menyebut Indonesia menjadi salah satu pasar dengan pertumbuhan ekonomi digital tercepat di Asia Pasifik. Pertumbuhan itu didorong oleh demografi dinamis yang melibatkan layanan streaming, pasar daring, platform pembayaran, dan e-logistik.
Riset Data Center Market bahkan memperkirakan pertumbuhan industri ekonomi digital akan mencapai 3,65 miliar dollar AS pada 2027. Pertumbuhan permintaan pelayanan data center sampai 2030 diperkirakan berkembang eksponensial, terutama dari segmen enterprise, digital native business, dan cloud server provider.
Pertumbuhan industri ekonomi digital dan data center di Indonesia yang tinggi bahkan diakui sejumlah pengguna data digital dari luar negeri. Ken Chia, Kepala Konsultan Hukum Baker and Mckenzie Wong and Leon, dari Singapura mengatakan, industri ekonomi digital dan data center Indonesia sedang booming saat ini. Hal ini berlawanan dengan di Singapura yang justru sedang menurun.
”Kapasitas data center di Singapura mungkin kini tinggal sedikit, mungkin bisa habis dalam beberapa tahun ke depan. Inilah waktu Indonesia untuk menunjukkan diri,” kata Ken Chia. Oleh karena itu, ia perlu datang ke forum yang diselenggarakan NeutraDC ini untuk terlibat lebih dalam.
Booming dunia digital di Indonesia telah diantisipasi oleh PT Telkom Indonesia. Sejak 1,5 tahun lalu, Telkom mendirikan anak perusahaan NeutraDC atau PT Telkom Data Ekosistem. NeutraDC inilah yang menjadi pionir data center di Indonesia.
”NeutraDC ini dibentuk 1,5 tahun lalu. Tugasnya mengonsolidasikan seluruh data center Telkom di dalam dan luar negeri. Kami punya kantor di Singapura, Hong Kong, hingga Timor Leste dan ke depan akan ekspansi ke negara Asia Pasifik lain,” kata CEO NeutraDC Andreuw Th.
Menurut Andreuw, ada beberapa bagian dalam pembangunan dan pengoperasian data center, yakni sipil, elektrikal, mekanikal, dan sistem cooling atau pendingin. Pembangunan dan pengoperasian ini sebagian besar sudah bisa dilakukan oleh Indonesia. Hanya cooling yang masih impor karena teknologinya masih terus berkembang.
Pembangunan data center di dalam negeri ini tentu sangat berpengaruh pada konektivitas internet. ”Gambaran gampangnya, 10 tahun lalu kita akses Youtube masih suka muter-muternggak? Kalau sekarang ada nggak yang masih muter-muter? Inilah manfaat lokalisasi data center ke domestik,” kata Andreuw.
Saat ini memang belum sepenuhnya data center ditarik ke domestik, tetapi pemindahan ke domestik akan terus berjalan. Andreuw juga berharap negara-negara lain bisa memakai jasa data center di Indonesia.
Gambaran gampangnya, 10 tahun lalu kita akses Youtube masih suka muter-muter nggak? Kalau sekarang ada nggak yang masih muter-muter? Inilah manfaat lokalisasi data center ke domestik,
Keberlanjutan
Di tengah maraknya pertumbuhan ekonomi digital, Indonesia juga terus mengangkat isu keberlanjutan. Sejumlah inovasi telah ada dan diterapkan guna mendukung ekonomi digital yang berkesinambungan.
Lewat NeutraDC Summit 2023, NeutraDC pun memperkenalkan ekosistem data center yang berkelanjutan itu kepada para pelanggan mereka dari sejumlah negara. NeutraDC juga mendatangkan para ahli untuk membahas lebih lanjut teknologi keberlanjutan yang bisa diterapkan.
Bogi Witjacksono, Direktur Whole Sale dan International Service Telkom Group, mengatakan, NeutraDC telah menerapkan beberapa teknologi yang ramah lingkungan untuk mengurangi emisi karbon. Salah satunya adalah penggunaan CoolestDC. CoolestDC merupakan teknologi terbaru pendingin data center yang memanfaatkan air dibandingkan dengan udara.
PS Lee, Direktur Eksekutif ESI Founder CoolestDC, mengklaim bahwa teknologi CoolestDC bisa membuat performa chip di data center lebih efektif dan maksimal. Penggunaan tenaga pun akan lebih sedikit. CoolestDC sudah dipakai TelkomGroup sejak 2015. Hasilnya, menurut Andreuw, ada efisiensi tenaga 15-20 persen.
Baca juga : Bersama Digital Data Centres Targetkan Pusat Data Berkapasitas 60 Megawatt
Telkom, menurut Bogi, juga sudah menerapkan praktik berkelanjutan lainnya, antara lain memanfaatkan pembangkit tenaga surya. Dengan cara-cara tersebut, energi yang digunakan bisa hemat 50 persen, mengurangi emisi CO2 sebesar 25-30 persen, dan menghemat penggunaan air hingga 95 persen atau seukuran 4.742 kolam renang standar Olimpiade.
Isu keberlanjutan ini kini dinilai sangat penting karena berkaitan dengan keberlangsungan masa depan. Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara dianggap mampu menerapkannya karena memiliki berbagai potensi energi terbarukan, seperti geotermal, tenaga angin, dan sinar matahari.
Perkembangan digital yang pesat di Indonesia menjadi momen emas, apalagi didukung dengan berbagai langkah yang lebih ramah lingkungan. Tentu hal itu harus disertai dengan penguatan data center domestik.
Jika semua peluang bisa ditangkap, dunia digital di Indonesia tentu akan lebih kuat di tingkat global. Sementara kita, pengguna internet di dalam negeri, akan diuntungkan karena bisa mendapatkan akses yang lebih cepat dan murah berkat data center yang tersedia di dalam negeri.
Baca juga : Investasi Baru Pusat Data di Indonesia Terus Bertambah