Wapres Ma’ruf Amin: Pesantren sebagai Benteng Kuat Penjaga Umat
Pesantren merupakan benteng kuat yang menjaga umat Islam dari berbagai tantangan yang dihadapi bangsa. Kontribusinya telah terbukti sejak zaman penjajahan sehingga mayoritas keislaman di Tanah Air tidak berubah.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·2 menit baca
BANGKALAN, KOMPAS — Pesantren merupakan benteng kuat yang menjaga umat Islam dari berbagai tantangan yang dihadapi bangsa. Kontribusinya telah terbukti sejak zaman penjajahan sehingga mayoritas keislaman di Tanah Air tidak berubah meski ratusan tahun terjajah.
Namun, pada era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi, pesantren dituntut berkontribusi lebih besar lagi. Tidak hanya menjadi pusat dakwah, pesantren juga dituntut mampu mencetak para ulama serta menjadi pusat pemberdayaan masyarakat, terutama di bidang ekonomi.
Pernyataan itu disampaikan Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat menghadiri acara peresmian Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Islam di Ponpes Al Anwar, Bangkalan, Jawa Timur, Kamis (31/8/2023). Acara peresmian itu dirangkai dengan Haul Masyayikh, Wisuda Purnasiswa, Hari Jadi Ponpes Al Anwar ke XXVIII, serta Muliaqo Ulama Pesantren dan Tokoh Madura.
Dalam kunjungan kerjanya, Wapres didampingi Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak dan Ketua Yayasan Ponpes Al Anwar KH Muchlis Muhsin.
Menurut Ma’ruf Amin, era globalisasi membawa dampak baik sekaligus dampak buruk, salah satunya mendisrupsi ajaran agama sehingga di sejumlah negara banyak warga yang meninggalkan agamanya.
”Ini kalau tidak kita jaga. Kalau tidak pesantren menjadi benteng, bisa juga perubahan seperti itu (terjadi di Indonesia). Jadi, pesantren harus menjadi benteng yang kuat terhadap serangan-serangan modernisasi yang negatif, yang disruptif, yang membuat perubahan pemahaman anak-anak kita,” ujar Wapres.
Dia menambahkan, pesantren juga tempat menyiapkan para ulama. Kehadiran para ulama dinilai penting karena mereka menguasai ilmu agama yang sangat diperlukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ma’ruf Amin mengatakan, dalam perjalanannya, pesantren sekarang memerlukan selain ilmu agama. Karena itu, pesantren harus melahirkan ulama yang pandai berijtihad untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat, termasuk di bidang ekonomi. Contohnya, terkait dengan hukum jual-beli yang sekarang berlangsung secara dalam jaringan.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengatakan, pondok pesantren menjangkau pendidikan yang seluas-luasnya, termasuk kehadiran Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Islam yang didirikan oleh Ponpes Al Anwar.
”Terima kasih atas peresmian lembaga sekolah sebagai penguatan sarana pendidikan, utamanya di bidang ekonomi dan bisnis,” kata Emil.
Menurut dia, kehadiran sekolah tersebut turut mencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas di lingkungan pondok pesantren demi mewujudkan ekonomi syariah sehingga mampu memberikan penguatan ekonomi syariah yang berkomitmen dan berkelanjutan.
”Selain itu, mencetak kewirausahaan yang akan terus berkembang di sekitar Pulau Madura, khususnya di Kabupaten Bangkalan,” ucap mantan Bupati Trenggalek tersebut.