Batu Malin Kundang yang Tenggelam Kembali Terlihat
Pemerintah diharapkan membuat saluran pembuangan di lokasi batu Malin Kundang agar tidak tergenang lagi saat hujan deras.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Obyek wisata batu Malin Kundang yang sempat tenggelam karena air hujan kembali terlihat seusai petugas menyedot air dengan pompa. Para pengunjung sudah bisa menyaksikan ataupun berfoto dengan salah satu ikon pariwisata di Kota Padang, Sumatera Barat, itu.
Rabu (30/8/2023) siang, air hujan yang mengenangi areal batu Malin Kundang itu mulai berkurang. Batu Malin Kundang beserta sebagian besar batu lain yang mengilustrasikan kapal pecah sudah kering. Namun, air masih menggenang di sekeliling batu-batu tersebut.
Rombongan wisatawan silih berganti datang ke obyek yang berada di Pantai Air Manis itu. Mereka mengamati dan berfoto dengan batu yang menyerupai manusia bersujud itu. Beberapa rombongan juga membawa anak-anak untuk dijelaskan cerita rakyat ”Malin Kundang” yang dikutuk jadi batu karena durhaka kepada ibunya.
Dela (36), wisatawan asal Bengkulu, misalnya, datang bersama suami, ibu, dan tiga anaknya yang masih berusia balita ke obyek batu Malin Kundang. Keluarga ini datang untuk menunjukkan batu Malin Kundang kepada anak-anak sekaligus untuk edukasi.
”Anak pertama saya, usia empat tahun, sering kami berikan tontonan sejarah di TV. Jadi, dia tanya, batu Malin Kundang itu di mana. Karena bapaknya sedang libur, kami berkunjung ke sini,” katanya.
Marnis (50), pedagang di sekitar obyek batu Malin Kundang, menjelaskan, air mulai berkurang setelah petugas dinas pariwisata menyedotnya dengan pompa pada Selasa (29/8/2023). Namun, air belum bisa dikeringkan semua karena hari ini pompa tersebut rusak.
”Meskipun belum kering benar, tetapi lumayanlah. Pengunjung sudah bisa melihat dan berfoto dengan batu Malin Kundang. Sebelumnya tidak bisa, batu tergenang air. Banyak pengunjung dari jauh, seperti Malaysia dan provinsi lain, kecewa tidak bisa melihat dan berfoto,” kata Marnis.
Jaharudin, penyedia jasa foto di obyek tersebut, mengatakan, Rabu ini adalah hari pertama dirinya dan lima kawan seprofesinya bisa kembali bekerja. Beberapa hari sebelumnya, mereka terpaksa libur karena batu Malin Kundang tenggelam akibat hujan deras sejak Jumat (25/8/2023).
”Kemarin mati mata pencarian kami. Baru hari ini bisa memfoto lagi. Lumayan, dapat dua rombongan hingga siang ini,” kata pria yang karib disapa Oyon ini. Ia berharap pemerintah bisa membuatkan saluran pembuangan di lokasi ini sehingga air tidak tergenang saat hujan deras.
Lokasi batu Malin Kundang yang dikelilingi tanggul laut itu berubah jadi kolam ikan saat hujan seharian karena tidak ada saluran pembuangan. Ikan nila sebesar dua-tiga jari tangan berenang-renang di dalam air, bahkan ada yang sudah beranak pinak.
Menurut Marnis, tenggelamnya batu Malin Kundang akibat salah perhitungan dalam membangun tanggul yang terbuat dari pancang beton sepanjang 6 meter itu. Bangunan yang dikerjakan tahun 2019 itu tidak dilengkapi saluran pembuangan air.
Adapun pemerintah kota membuat tanggul itu untuk melindungi obyek dari empasan ombak yang membuat batu Malin Kundang terkikis dan tertimbun pasir. ”Dulu dibangun untuk melindungi dari empasan ombak, cuma tidak dipikirkannya air hujan,” ujarnya.
Marnis melanjutkan, sejak tanggul dibangun, lokasi batu Malin Kundang selalu tergenang air saat hujan deras. Di awal proyek selesai, genangan air diatasi dengan pompa air oleh petugas dinas pariwisata. Walakin, petugas itu meninggal hampir dua tahun lalu dan mesin pompa air rusak.
”Kami berharap ada solusi permanen. Buatkan saluran pembuangan. Jadi, tidak menunggu viral dulu baru ada penanganan. Ini kemarin disedot karena sudah viral. Kalau tidak, mungkin berhari-hari ke depan masih tenggelam,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang Yudi Indra Syani mengatakan, selain menyedot air dengan pompa, pihaknya sedang mencarikan solusi permanen terkait obyek batu Malin Kundang. Selasa kemarin, dinas membawa konsultan untuk mengecek titik terendah air agar bisa dibuatkan saluran pembuangan. “Tidak mungkin dipompa terus, kan repot,” katanya.