Angin Kencang, Kebakaran di Lereng Semeru Sulit Dipadamkan
Hutan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di titik Bantengan, Ranupani, Lumajang, Jawa Timur, terbakar. Hingga Rabu malam, api belum bisa dipadamkan karena lokasi curam dan angin bertiup kencang.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·2 menit baca
LUMAJANG, KOMPAS — Hutan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di titik Bantengan, Ranupani, Lumajang, Rabu (30/8/2023) terbakar. Hingga Rabu malam, api belum bisa dipadamkan dan terus membesar karena lokasi curam serta angin bertiup kencang. Hingga saat ini, tim gabungan terus berupaya memadamkan api.
Kebakaran di titik Bantengan mulai diketahui pada Selasa (29/8/2023) sekitar pukul 23.30. Sejak itu, tim gabungan langsung diturunkan untuk memadamkan api.
Kabid Kedaruratan, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Reza Aditya mengatakan, hingga Rabu malam pukul 20.30, api belum bisa dipadamkan.
”Api hingga malam ini belum bisa dipadamkan karena, selain lokasinya yang curam, angin juga bertiup sangat kencang sehingga satu-satunya cara untuk memadamkan api dengan memukul-mukul api serta dengan membuat sekat,” kata Reza.
Hanya, memang hal itu tidak mudah, karena, selain lokasinya merupakan tebing curam, juga karena api terus membesar karena tertiup angin kencang. ”Api awal mulanya ditemui di titik Bantengan. Namun, oleh karena angin bertiup kencang, maka api merambat hingga ke perbatasan Ranupani dan Argosari,” katanya.
Api hingga malam ini belum bisa dipadamkan, karena selain lokasinya yang curam, juga angin bertiup sangat kencang (Reza)
Hingga saat ini, menurut Reza, penyebab api diduga akibat gesekan ranting kering dan rerumputan. ”Kondisi sangat kering sangat mungkin menyebabkan vegetasi rumput dan ranting di sana bergesekan dan menyebabkan api. Tapi untuk pastinya masih diselidiki,” katanya. Kebakaran di kawasan TNBTS tersebut, selama ini sering terjadi apalagi saat musim kemarau.
”Selasa malam ada laporan dari masyarakat soal kebakaran hutan di titik Bantengan, tepatnya di sekitar perbatasan kawasan Coban Trisula dan Ranupani. Selanjutnya, petugas TNBTS melakukan pengecekan dan terkonfirmasi adanya titik api,” kata Septi Eka Wardhani, Kepala Bagian Tata Usaha TNBTS.
Menurut Septi, titik api ditemukan di lereng sebelah utara jalan Malang-Lumajang dan menjalar ke arah sbvana dan Blok Jemplang.
Septi mengatakan, tim bergerak melakukan penanganan terdiri dari petugas resort pengelolaan taman nasional (PTN) wilayah Coban Trisula, tengger Laut Pasir, Gunung Penanjakan, dan wilayah Ranupani dengan dibantu masyarakat peduli api (MPA).
”Mereka bertugas mengisolir api dengan menggunakan gepyok (pemukul), jets hooter, mobil tangki dan pompa pemadam kebakaran,” ujarnya.
Hingga saat ini, TNBTS masih mengidentifikasi penyebab dan luas lahan terbakar. Mereka mengimbau semua pihak untuk berhati-hati dan tidak membuat api di sekitar kawasan karena kondisi cuaca sangat kering akibat musim kemarau panjang serta sebagian savana mongering akibat frost (embun beku).